Sejarah Tahun Gres Imlek Di Indonesia

Di Tiongkok, budbahasa dan tradisi kawasan yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat bermacam-macam. Namun, kesemuanya banyak menyebarkan tema biasa seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Dan berikut adalah sejarah dan mitos tahun gres imlek mirip yang dilansir wikipedia indonesia.
Sejarah
: Sebelum Dinasti Qin, tanggal peringatan awal sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang digunakan untuk menentukan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, senantiasa ditambah sesudah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan memutuskan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah di saat Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.

Mitos : Menurut legenda, dulu kala, Nián adalah seekor raksasa pemakan insan dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah bahari), yang muncul di simpulan trend hambar untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan masyarakatdesa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh masakan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melaksanakan hal itu Nian akan mengkonsumsi makanan yang sudah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari panik sehabis berjumpa dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian yakin bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan tiba, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga memakai kembang api untuk menakuti Nian. Adat-budbahasa pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián yang memiliki arti “menyambut tahun baru”, secara harafiah mempunyai arti “menghalau Nian”.
Sejak ketika itu, Nian tidak pernah tiba kembali ke desa. Nian pada balasannya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.
Sejarah Tahun Baru Imlek di Indonesia : Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun gres Imlek tidak boleh dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali menerima kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 saat Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (cuma berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.
Itulah sejarah singkat peringatan tahun gres imlek tionghoa, sejarah tahun baru imlek di indonesia yang dapat DB share atau mungkin lebih tepatnya DB kutip dari wikipedia. Semoga bermanfaat bagi para pembaca semua.

  (2) Puisi tentang fatamorgana

Sumber: http://duniabaca.com/