Pertunjukan Wayang Golek di Bogor Tahun 1930 |
Sejarah Wayang Golek :
Wayang golek ialah hasil modernisasi dari wayang kulit yang senantiasa dipertontonkan pada waktu malam hari dan para penonton cuma bisa melihat bayangannya saja .
Pertamakali yang memperkenalkan wayang golek adalah sunan kudus (kira-kira tahun 1583) di Jawa tengah. Beliau melaksanakan inovasi dan improvisasi yang terinspirasi dari kekurangan waktu pementasan mampu dikerjakan pada siang hari maka dibuatlah wayang golek dengan segala bentuknya yang nyata. Dengan berubahnya bentuk tersebut maka pementasan wayang mampu dilaksanakan siang hari.
Daerah yang pertamakali melakukan pementasan wayang golek yakni Cirebon. Lalu sehabis dibukanya Jalan Raya Pos (Groote Postweg) yang dibangun Daendels pada (1808-1811),maka wayang golek mulai memasuki daerah Priangan.
Wayang golek pada ketika itu memiliki peranan sebagai hiburan,penebaran dan pengajaran agama Islam. Peranan para wali disini merubah dongeng-cerita Hindu kedalam cerita-dongeng Islam. Sampai dikala ini peranan wayang golek dari dulu tidak pernah berubah, pada pada dasarnya semua kisah mengajarkan kepada penonton ihwal perilaku salah dan benar dalam kehidupan manusia di dunia. Walau pertunjukan wayang golek dalam pengemasannya dari jaman dulu hingga sekarang mengalami pergeseran, tetapi intisari dan pagelaran wayang golek itu tidak pernah berubah.
Pada jaman Hindia Belanda,untuk menyingkir dari pencekalan dan berbenturan dengan penguasa pada dikala itu,dalang senantiasa menyimbolkan pengajaran-pengajarannya kedalam sesuatu hal yang masuk akal dan tidak dikenali artinya oleh pemerintahan Belanda. Hal ini terbukti sampai sekarang dan efektif menjadi jalan bagi penyebaran agama Islam di Jawa-Barat.
Dalam cerita pewayangan ada tiga global kisah yang ditampilkan oleh seorang wayang. Cerita tersebut adalah dongeng Babad Lokapala, Cerita Ramayana (sebagai tokoh jahat) mengalami kekalahan dan kisah Mahabrata ialah menceritakan perihal keluarga besar Pandawa dan Kurawa.
Komponen pendukung dalam pagelaran wayang golek yaitu Dalang, Nayaga beserta Sindennya dan wayang goleknya itu sendiri.
Menjadi dalang tidak bisa dilakukan oleh siapa pun, sebab untuk seorang dalang dituntut mempunyai logika, etika dan estetika. Ketiga pakem tersebut menjadi dasar seorang dalang supaya pentaswayang golek menjadi terasa indah untuk dilihat. Selain itu dalang juga harus sebagai penghibur, pendidik,penerang dilema agama, sutradara, dan lain-lain. Secara garis besarnya dalang ialah sumber ilmu dan wawasan bagi para penonton. Sumber:Majalah Sundawani Februari 2011 Oleh:Dadang Rahmat