Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa (Pembahasan Lengkap)

Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa (Pembahasan Lengkap) – Para wali songo dalam menanamkan imbas Islam di Jawa berawal dari penduduk di kawasan pesisir pantai. Karena pada waktu itu, satu-satunya jalur perdagangan yang paling ramai adalah melalui jalur laut. Baru lalu merambah ke tempat perkotaan.

Sehingga tidak usang lalu berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa yang mulai terlihat pengaruh Islam khususnya dalam penggunaan gelar sultan dan panatagama. Dengan demikian, mampu diambil kesimpulan bahwa kemajuan agama Islam di pulau Jawa ialah perjuangan para Wali Songo. Untuk lebih jelasnya, berikut ini seputarpengetahuan.com merangkumnya sejarah singkatnya Wali Songo.

Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa (Pembahasan Lengkap)

Mari kita bahas legkap sejarah dari Wali Songo lengkap dibawah ini.

  Trikora: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan, Isi, dan Dampaknya

Sejarah Singkat Wali Songo

Masuknya agama Islam di pulau Jawa, pada awalnya dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Malaka. Namun, penyebarannya dijalankan oleh para wali. Wali yakni penyiar agama Islam di Jawa. Dengan demikian, pertumbuhan Islam di pulau Jawa tidak lepas dari peranan para wali. Jumlah wali yang terkenal ada sembilan, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah songo, sehingga jadilah sebutan Wali Songo. Adapun para Wali Songo tersebut adalah:

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim / Syekh Maulana Magribi)

Pada awalnya Sunan Gresik merupakan salah satu hebat dakwah yang dikirim oleh Sultan Zainal Abidin dari kerajaan Samudra Pasai untuk mengembangkan efek Islam ke pulau Jawa dan Sulawesi bersama dengan Maulana Ishak. Setelah usang di pulau Jawa, Sunan Gresik juga diketahui dengan panggilan Maulana magribi atau Syekh Magribi karena berasal dari daerah Magribi, Afrika Utara.  Dan ada juga yang menyebutnya Syekh Jumadil Kubra.

Kedatangan Sunan Gresik di Jawa tercatat sebagai orang Islam pertama yang masuk ke Jawa. Oleh karena itu, kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuk Islam di pulau Jawa. Dalam menyiarkan aliran Islam, dia menerapkan sistem dakwah yang sempurna untuk mempesona simpati warga masyarakat kepada agama Islam. Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awwal 882 H atau 8 April 1419 M dan di makamkan di pekuburan Wetan Gresik.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Sunan Ampel lahir di Campa, Aceh pada tahun 1401 M dengan nama aslinya Raden Rahmat. Ia yakni putra Maulana Malik Ibrahim. Sunan ampel mengawali aktivitasnya dengan mendirikan Pesantren Ampel Denta sehingga dia juga diketahui selaku pembina pondok di Jawa Timur.

Di pesantren tersebut, ia mendidik dan membimbing para cowok Islam untuk menjadi da’i.  Diantaranya ada Raden Paku, Raden Patah, Raden Makhdum Ibrahim, Maulana Ishak dan Syarifudin. Sunan Ampel yakni orang yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama Demak yang memiliki jasa terbesar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Sunan Ampel wafat di Surabaya pada tahun 1481 M dan di makamkan di Ampel.

  Hasil Sidang Bpupki Pertama Dan Kedua Beserta Tokoh Dan Anggotanya

3. Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)

Lahir di Surabaya tahun 1465 M. Ia yakni putranya Raden Rahmat, cucunya Sunan Gresik, dan sudara sepupu Sunan Kalijaga. Sunan Bonang dianggap sebagai “pencipta gending pertama”. Dalam berbagi Islam dia senantiasa menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang dan musik gamelan. Beliau memusatkan dakwahnya di Tuban. Dalam kegiatan dakwahnya, dia mengubah nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat. Sunan Bonang memperlihatkan pendidikan Islam secara mendalam terhadap Raden Patah, putra raja Majapahit Prabu Brawijaya V, yang kemudian menjadi Sultan Demak Pertama. Sunan Bonang wafat di Tuban tahun 1525 M.

4. Sunan Giri (Raden Paku/ Prabu Satmata/ Sultan Abdul Fakih)

Lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden Paku. Ia ialah putra Maulana Ishak dan diketahui dengan panggilan Raden Ainul Yaqin. Sunan Giri memulai acara dakwahnya di tempat Giri dan sekitarnya dengan mendirikan sebuah pesantren dengan nama “Pesantren Sunan Giri”. Ia mengirim da’i terdidik ke berbagai daerah di luar pulau Jawa, seperti di Madura, Ternate, Tedore dan Kangean.

Tak hanya itu beliau juga terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis. Ia mendidik bawah umur dengan banyak sekali permainan yang berjiwa agama seperti jelungan, jor gula, cublak-cublak, suweng, iler-iler yang masih dikenang sampai ketika ini. Sunan Giri wafat dan dimakamkan di Giri, Gresik pada tahun 1506 M.

5. Sunan Drajat (Raden Kosim/ Syarifuddin Masih Munat/ Sunan Sedayu)

Lahir di Ampel, Surabaya pada tahun 1407 dengan nama orisinil Raden Qosim atau Syarifuddin. Ia ialah putra Sunan Ampel. Pada waktu para wali menetapkan untuk menyelenggarakan pendekatan cultural pada masyarakat Jawa dalam menyiarkan Islam. Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang Jawa yang sampai ketika ini masih diminati penduduk , adalah tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwahnya Sunan Drajat yaitu perhatiannya yang serius pada problem-duduk perkara sosial. Dakwahnya selalu berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat di Sedayu, Gresik pada pertengahan kurun ke-16 M.

  Amati Informasi-Keterangan Berikut! Dibangun Sekitar Masa Ke-16. Menaranya Mirip Mercusuar Dan Dibangun Oleh Hendrik Lucozoon

6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid/Syekh Malaya)

Dilahirkan pada selesai periode ke-14 M dengan nama Raden Mas Syahid. Ayahnya berjulukan Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta yang menjadi Bupati Tuban. Dan ibunya berjulukan Nawang Rum.

Karena sistem dakwahnya yang akurat dan intelek, para darah biru dan cendikiawan banyak yang bersimpati kepadanya. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam kemajuan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islam seperti dikala ini. Sunan Kalijaga mengarang aneka kisah wayang bernapaskan Islam utamanya mengenai budpekerti. Beliau juga berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni pahat, dan kesusatraan.

7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq/ Raden Undung)

Sunan Kudus memberitakan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Ia memiliki kemampuan khusus dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, hadits dan akal. Oleh akhirnya, diantara walisongo lainnya, beliau menerima julukan waliyyul’ilmi atau orang yang berpengaruh ilmunya. Beliau juga melaksanakan dakwah denganpendekatan kultural.

Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Beliau yaitu putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria memusatkan aktivitas dakwahnya di gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Ia menimbulkan kawasan-tempat terpencil selaku sentra dakwahnya. Ia lebih senang menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul dengan rakyat biasa. Beliau mengadakan kursus-kursus untuk kaum nelayan, penjualdan rakyat biasa untuk mendalami ilmu agama Islam.

9. Sunan Gunungjati (Syarif Hidayatullah)

Lahir di Mekkah tahun 1448 M. Ia yaitu cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ia berbagi anutan Islam di Cirebon, Majalengka, Kawali, Kuningan, Sunda Kelapa, Dan Banten. Sunan Gunungjati sungguh berjasa dalam memajukan kerajaan Demak, terutama dalam pelantikan Sultan Trenggono selaku  raja Demak ketiga sampai kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan Islam di pulau Jawa.

Demikianlah pembahasan kita mengenai Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa (Pembahasan Lengkap), biar bertambah wawasan kita dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Sekian terimakasih.