Sejarah Inovasi Astatin

adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang At dan nomor atom  Sejarah Penemuan Astatin Astatin ialah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang mempunyai lambang At dan nomor atom 85. Nama bagian ini berasal dari bahasa Yunani αστατος (astatos) yang berarti “tak stabil”. Unsur ini tergolong kalangan halogen dan ialah komponen radioaktif yang terbentuk secara alami lewat peluruhan uranium-235 and uranium-238.

Astatine ialah bagian bagian alami yang paling langka di kerak bumi . Hal itu terjadi di Bumi sebagai produk peluruhan aneka macam komponen yang lebih berat. Semua isotopnya berumur pendek; Yang paling stabil ialah astatine-210, dengan waktu paruh 8,1 jam. Unsur astatine tidak pernah dilihat alasannya adalah sampel makroskopik akan secepatnya diuapkan dengan pemanasan radioaktifnya. Belum mampu ditentukan apakah hambatan ini bisa diatasi dengan pendinginan yang cukup.

Sifat curah astatine tidak diketahui dengan pasti. Banyak dari ini diperkirakan berdasarkan posisi tabel periodiknya selaku analog yodium yang lebih berat, dan anggota halogen – kelompok komponen tergolong fluorin, klor, brom, dan yodium. Hal ini condong mempunyai tampilan gelap atau berkilau dan mungkin berupa semikonduktor atau mungkin logam ; itu mungkin mempunyai titik lebur yang lebih tinggi ketimbang yodium. Secara kimia, beberapa spesies anionik astatin dikenali dan sebagian besar senyawanya mirip senyawa yodium. Ini juga menawarkan beberapa perilaku logam, termasuk mampu membentuk kation monatomik yang stabil dalam larutan lembap (tidak seperti halogen yang lebih ringan).

Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie  dan Emilio G. Segrè menggabungkan bagian tersebut di University of California, Berkeley pada tahun 1940, menamainya sehabis astatos Yunani (ἄστατος), “tidak stabil”. Empat isotop astatine kemudian ditemukan di alam, walaupun ialah bagian yang paling tidak melimpah dari semua komponen alami, dengan jumlah kurang dari satu gram hadir pada waktu tertentu di kerak bumi. Baik isotop astatine-210 maupun astrolisis astrik yang sangat stabil-terjadi secara alami. Mereka cuma mampu dibuat secara sintetis, biasanya dengan membombardir bismut -209 dengan partikel alfa.

  Sifat-Sifat Senyawa

Emilio Gino Segrè (salah satu penemu Astatin) adalah seorang fisikawan Italia dan peraih Nobel yang menemukan komponen-komponen teknetium dan astatine, dan antiproton, antipartikel sub-atom, yang dengannya beliau dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1959. Dari tahun 1943 hingga 1946 ia bekerja di Laboratorium Nasional Los Alamos sebagai pemimpin kalangan untuk Proyek Manhattan. Pada bulan April 1944, ia memperoleh bahwa Thin Man, senjata nuklir tipe senjata plutonium yang diusulkan, tidak akan berfungsi alasannya adalah adanya kotoran plutonium-240.

Pada tahun 1938, pemerintahan fasis Benito Mussolini mengeluarkan undang-undang anti-Semit yang melarang orang Yahudi masuk universitas. Sebagai seorang Yahudi, Segrè sekarang menjadi seorang émigré yang tidak terbatas. Di Lab Radiasi Berkeley, Lawrence menawarinya pekerjaan selaku Asisten Riset. Sementara di Berkeley, Segrè menolong mendapatkan unsur astatine dan isotop plutonium-239, yang kemudian dipakai untuk menciptakan bom atom Fat Man jatuh di Nagasaki. (Sumber: en.wikipedia.org)