Terdapat dua rumah adat Sulawesi Barat yg sudah diketahui , yaitu rumah adat suku mandar berjulukan Boyang & rumah adat suku kalumpang atau galumpang bernama Banoa Sibatang.
Setiap rumah adat yg ada tentunya mempunyai filosofi mendalam & mempunyai kesamaan wacana nilai sakral budaya leluhur.
Pengaruh rumah adat pun didasarkan pada dongeng sejarah yg menyertainya & dipengaruhi oleh keadaan budaya antar suku. Untuk berita lebih lengkap, berikut daftar rumah adat yg ada di Sulawesi Barat.
Daftar Rumah Adat Sulawesi Barat Berdasarkan Suku
1. Rumah Adat Suku Mandar
Rumah adat dr suku mandar disebut dgn rumah adat Boyang. Suku mandar merupakan suku orisinil yg mendiami Sulawesi Barat & jumlahnya sangat banyak sehingga mendominasi.
Dengan mempunyai keunikan tersendiri & mengadopsi bentuk rumah panggung. Inilah beberapa klarifikasi rincian perihal potongan rumah adat Boyang.
Struktur & Arsitektur Rumah Adat Sulawesi Barat (Boyang)
Berdasarkan sejarah, bahwa tiang yg digunakan pada boyang berlainan-beda dgn eksistensi strata sosial pemilik rumah. Itulah kenapa rumah adat boyang mempunyai bentuk yg berbeda-beda.
Boyang merupakan mayoritas rumah adat berupa rumah panggung yg tiang penyangganya tak ditancapkan ke tanah.
Tiang penyangga yg ada pada rumah adat boyang tingginya sekitar 2 meter, tetapi tiang tersebut tak pribadi menancap ke tanah.
Tiang penyangga ditumpang di atas watu pada permukaan yg datar dgn bahan kayu bermutu baik. Dengan hal ini kayu yg dipakai tak akan gampang lapuk & bertahan usang selaku tiang penyangga.
Pada rumah adat boyang pula terdapat aneka macam jenis pernak-pernik & mempunyai makna serta filosofi wacana suku mandar. Pelestarian, nilai luhur dirawat & dijaga bareng dgn tetap lestarinya rumah adat yg didiami oleh suku mandar.
Dengan berupa rumah panggung yg tinggi diperlukan kanal tangga yg menuju ke rumah. Biasanya tangga yg dibuat berjumlah 7 hingga 13 yaitu menentukan angka ganjil.
Dan pada belahan dinding rumah dihias dgn gesekan yg begitu khas dr suku mandar.
Jumlah ruangan pula terlalu banyak dgn memiliki fungsi yg berlawanan. Adapun nama yg sering disebut untuk serpihan ruangan yaitu lontang. Dengan pembagian antara lotang utama serta lotang tambahan pada rumah adat boyang.
Pembagian Ruangan Rumah Adat Boyang
Ciri khas jumlah ganjil anak tangga pula diterapkan pada pembagian ruangan rumah. Yaitu berjumlah 7 ruang, dgn ruang utama terdapat tiga kepingan. Sementara itu, ruang perhiasan terdapat empat bagian, inilah beberapa klarifikasi bagian dr rumah adat boyang.
Lontang Utama
Pada lotang utama dibagi menjadi tiga kepingan yg terdiri dari,
- Samboyang, terletak pada depan rumah dgn fungsi sebagai kawasan utama ketika acara adat yg digunakan untuk para pria berkumpul. Sebagai area peserta tamu & samboyang terlihat sangat luas.
- Tangga boyang, dipakai untuk sebutan ruang tengah pada rumah adat. Merupakan sentra berkumpulnya keluarga dgn berbagai acara. Tangnga boyang pasti memiliki luas yg lebih banyak dibandingkan dgn ruangan lainnya.
- Bui boyang, disebut pula dgn ungkapan songi. Yang merupakan kamar-kamar bagi si pemilik rumah boyang. Kamar-kamar tradisional tersebut pula memiliki ukuran yg berbeda antara satu & yang lain.
Lontang Tambahan
Pada lotang embel-embel dibagi menjadi empat belahan yg terdiri dari,
- Tapang, suatu ruangan yg terletak pada pecahan atas. Dahulu merupakan daerah bagi calon pengantin berdiam diri dlm mengikuti adat istiadat yg berlaku. Kemudian fungsinya berganti menjadi gudang atau daerah penyimpanan di atas.
- Paceko, merupakan suatu dapur yg terletak menyilang pada bangunan utama. Tempat penting guna penyimpanan masakan & persediaan bahan makan serta kawasan para perempuan untuk memasak. Ada ruang lain yg bergabung dgn paceko yaitu kamar mandi yg disebut dgn perumpamaan pattetemenagang.
- Lego-lego, suatu ruang yg dianggap beranda rumah, merupakan teras tanpa atap. Ruangan untuk kawasan bermalas-malasan para keluarga saat sore hari dgn area luas.
Naong boyang, merupakan kolong rumah yg letaknya dibawah bangunan dgn alasnya berupa tanah. Pemanfaat naong boyang selaku kawasan menyimpan & memelihara ternak. Atau mampu pula digunakan sebagai tempat untuk menenun kain sarung yg disebut dgn manette.
Jenis Rumah Adat Boyang
Ada dua jenis yg ada pada rumah adat boyang. Jenis tersebut didasarkan adat masyarakat lokal berdasarkan strata sosial yg ada disana.
- Rumah Adat Boyang Adaq, merupakan rumah adat dgn struktur lebih tinggi yaitu dilihat dr ornamen yg ada. Seperti ornament tumbag layar yg mempunyai tujuh susunan. Karena makin tinggi susunan artinya kian tinggi strata sosial, misalnya jabatan bangsawan di masyarakat sekitar.
- Rumah Adat Boyang Beasa, yaitu jenis rumah adat boyang yg ditinggali oleh orang biasa. Terlihat dr ciri khas rumahnya yg hanya mempunyai satu susun anak tangga. Dan menggunakan tombak layar atau epilog pun satu dgn atap rumbia.
Filosofi & Keunikan Rumah Boyang
Boyang, yg merupakan salah satu rumah tradisional pasti mempunyai hukum adat. Dan aturan adat yg ada mesti dipatuhi masyarakat saat akan melakukan pembangunan rumah. Ada beberapa keunikan serta filosofi rumah adat boyang.
- Rumah boyang menghadap ke matahari terbit atau menghadap ke arah timur. Merupakan suatu simbol yg memperlihatkan keselarasan & keharmonisan.
- Ornamen yg terdapat pada pecahan rumah boyang merupakan cerminan & ciri khas suku mandar. Tentunya menjadi identitas dengan-cara filosofis di masyarakat mirip apa suku mandar Sulawesi Barat.
Dengan mengerti mirip apa rumah adat boyang dr suku mandar. Maka berikutnya terdapat rumah adat Sulawesi Barat yang lain.
2. Rumah Adat Suku Kalumpang
Keberadaan rumah adat dr suku kalumpang yg ada di Sulawesi Barat dinamakan rumah adat banoa sibatang. Terdapat ciri khas yg paling menonjol yakni terdapat pada atap bangunan & potongan bawah atap yg ada.
Berdasarkan sejarah, bahwa rumah adat suku kalumpang atau galumpang ini mempunyai kaitan dgn nenek moyang Austronesia.
Kenapa Austronesia?
Bentuk tiang rumah berupa panggung yg memiliki rancangan berbentuk rakit. Yang merupakan salah satu jejak adanya para nenek moyang Austronesia melaksanakan migrasi dr Taiwan ke selatan.
Caranya dgn menggunakan rakit tersebut & terdapat jejak sejarah yg diteliti oleh para arkeolog di suku kalumpang ini.
Secara konstruksi maka penjelasan dr rumah adat suku kalumpang memang ibarat dgn rumah toraja. Hal ini dikarenakan suku kalumpang pula berasal dr Tana Toraja sehingga bangunan pun mempengaruhi gaya Toraja.
Rangka Utama Rumah Adat Banoa Sibatang
Pada pembangunan rumah tradisonal rangka utama yg dipilih adalah kayu. Pemilihan kayu tersebut pula harus yg berpengaruh, kokoh serta tak mudah lapuk digunakan pada penyangga pada banoa sibatang.
Karena nilai keunikan & tradisi yg telah ada semenjak lama inilah mengakibatkan rumah adat memiliki ciri khas.
Biasanya bahan rumah memakai bahan alam, materi ini pula dipakai oleh rumah adat lainnya. Atap berbahan alam pasti memiliki nilai filosofi tersendiri selain memiliki faedah yg besar.
Konstruksi Pada Rumah Adat
Tiang pada Banoa Sibatang menyerupai dgn rumah adat suku mandar. Fungsinya selaku penyangga rumah panggung. Disambungkan dgn lantai rumah yg mempunyai rancangan mirip rakit & dampak dr gaya rumah Toraja.
Mirip dgn rumah tongkonan yg atapnya pula berupa rakit, sehingga banoa sibatang memiliki imbas dr suku Toraja.
Konstruksi Atap
Untuk pecahan atap yg dipakai biasanya memanfaatkan materi alam yg ada bagi rumah adat. Seperti, daun nipah, rumbia, sirap, kayu besi, bambu, ijuk sampai ilalang sebagai atap rumah.
Pembuatan atap rumah bisa digunakan memakai bendo labo, alat khusus dr suku kalumpang. Hal inilah yg menjadi ciri khas rumah tradisional yg mewarisi banyak budaya leluhur.
Bagian Dinding Rumah Adat
Penggunaan kayu menjadi materi utama dinding rumah adat, bagi suku kalumpang pun memanfaatkannya atau bisa pula memakai papan pada dinding rumah & mempunyai mutu terbaik selaku materi alam.
Bahkan zaman dahulu car memasangnya dgn menggunakan teknik simpul serta ikat agar tetap kokoh.
Tangga dr Banoa Sibatang
Anak tangga pada rumah adat Sulawesi Barat memakai kayu atau bambu. Tentunya diseleksi kayu yg kuat & bambu bermutu biar tersadar keawetannya.
Untuk jumlah anak tangga pada rumah adat lazimnya berjumlah ganjil & makin tinggi maka makin tinggi pula strata sosialnya.
Ciri khas lain yaitu dgn melihat kolong rumah yg tampaktinggi yg artinya pemilik rumah mempunyai strata yg tinggi pula. Status sosial pada suku kalumpang masih ada hingga kini, yg tetap menjunjung tinggi budaya leluhur.
Zaman dahulu pembuatan tiang tinggi pula menyingkir dari banjir serta adanya binatang buas.
Kini rumah adat, terutama banoa sibatang justru menjadi daerah yg diteliti untuk mencari tahu jejak nenek moyang Austronesia. Berdasarkan peninggalan yg ada & harus diteliti lagi dengan-cara sempurna.
Dengan adanya penjelasan tentang rumah adat Sulawesi Barat yg ada tentu menjadi catatan tersendiri. Ternyata dengan-cara menyeluruh hanya memiliki dua rumah adat Sulawesi Barat, yakni Boyang & Banoa Sibatang.
Kesimpulan
Keberadaan rumah adat Sulawesi Barat merupakan suatu peninggalan budaya leluhur yg perlu dilestarikan.
Tidak hanya oleh para suku yg mendiami rumah adat tersebut namun pula oleh siapa pun. Karena sejarah & kebudayaan meninggalkan jejak pengetahuan yg begitu panjang.what
Contohnya dgn adanya rumah adat Banoa Sibatang yg merupakan rumah adat suku kalumpang dgn jejak sejarah nenek moyang Austronesia.
Jejak tersebut sedang dipelajari oleh para arkeolog dgn adanya bukti peninggalan yg berpengaruh.
Ketahui juga: Rumah Adat Sulawesi Selatan
Sementara itu kemajuan zaman ketika ini tetap mengakibatkan rumah adat suku mandar sebagai tempat tinggal tentu menjadi keunikan tersendiri.
Itulah kenapa pengertian akan rumah adat & cara melestarikannya perlu dijunjung tinggi.
Karena nilai luhur budaya bangsa & peninggalan nenek moyang yg begitu bernilai mempunyai pengetahuan yg penting.
Sebuah catatan sejarah dlm peradaban manusia & bukti bahwa semenjak dahulu kala Indonesia mempunyai kebudayaan yg tinggi & penuh makna.