Riwayat Bani Serbet

“Kaum bani serbet makin cemas. Kekalahan di depan mata. Lapor sana lapor sini. Maling teriak maling. Usut transjkt, sumber waras n reklamasi!”

Kalimat tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon melalui kicauan di Twitter pada 10 Maret 2017.

Bani Serbet? Siapakah yg dimaksud?

Istilah yg dimaksud oleh Fadli Zon merujuk pada warna baju yg dikenakan oleh para penunjang pelaku penista agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Baju yg dikenakan mirip dgn serbet karena bercorak kotak-kotak.

Bani Serbet pula dikenal dgn Bani Taplak lantaran memang serupa taplak meja. Merasa diberi “perhatian lebih”, para penunjang Ahok alias Ahokers pun bereaksi. Mereka mulai mempopulerkan tagar #BaniTaplak pada awal Maret kemarin.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia model daring bani/ba·ni/ n anak; anak cucu; keturunan: — Adam, seluruh umat manusia. Jika diartikan, Bani Serbet memiliki arti anak keturunan serbet. Tentu tak mathuk, tak match. Tapi di dunia maya telah dianggap biasa & sudah lumrah menjadi bahan olokan.

Di dlm literatur Islam pula dikenal penyebutan Bani, seperti Bani Adam, Bani Umayyah, Bani Israel & yang lain. Istilah Bani Israil sendiri disebut 41 kali pada 16 surah di dlm Al-Qur’an. Masing-masing diantara yakni surah Al-Baqarah & Al-Ma’idah, nama Bani Israel disebut sebanyak 6 kali, sementara dlm Surah Al-A’raf, Al-Isra & Asy-Syu’ara disebut sebanyak 4 kali.

Apakah Bani Serbet pula disebutkan pula di dlm Al-Qurán? Tentu tak akan kita peroleh sampai dunia ini rampung.

Sekilas memang tak pantas untuk menawarkan olok yg tak manis sekalipun pada penunjang Ahok. Serbet itu mempunyai fungsi untuk mengelap yg kotor supaya bersih, bukan mengotori yg bersih. Tapi tunggu dahulu, beberapa kicauan pendukungnya perlu bahan pendapatdlm menyimpulkan.

  Salahkah Kami Jika Membela Al-Maidah 51?

Goenawan Mohamad misalnya. Pesohor majalah Tempo itu menyebutkan bahwa Nenek Hindun yg wafat tak disholatkan warga setempat.

“Alm. Ibu Hindun, wafat & jenazahnya ditolak disholati di Setiabudi, Jkt, karena ia penunjang Ahok,” kata pendukung Ahok itu pada 10 Maret 2017.

Pada kenyataannya berlainan. Neneng, anak Hindun, menyebut warga justru mengorganisir ramai-ramai mayit hingga ke pemakaman. Jenazah yg tak dibawa ke musola disebabkan tatkala itu cuaca sedang hujan yg tak memungkinkan mayit disholatkan di musola. Akhirnya warga berdatangan mensholatkan di rumah Hindun.

Kicauan lain dr penunjang Ahok mirip ini, “Ikut Allah saja. Allah memilih nabi dr banyak sekali agama & suku bangsa,” kata pendukung Ahok bernama Veronika Peni asih.

Di titik ini, perlukah ada redefinisi Bani Serbet? [Paramuda/Wargamasyarakat]