Rangkuman Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 9 Smp – Teks Diskusi

Rangkuman atau Ringkasan materi pelajaran Bahasa Indonesia (Bindo) untuk siswa pelajar kelas 9 Sekolah Menengah Pertama/MTs perihal Teks Diskusi. Pelajarancg.blogspot.com, Pada rangkuman Teks Diskusi untuk Mata pelajaran Bindo kelas IX mencakup

  1. Pengertian Teks Diskusi
  2. Struktur Teks Diskusi
  3. Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

Pelajari: RANGKUMAN MATERI BINDO KELAS 9 SMP – TEKS PIDATO PERSUASIF

Rangkuman atau Ringkasan materi pelajaran Bahasa Indonesia  RANGKUMAN MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 9 SMP - TEKS DISKUSI

RINGKASAN TEKS DISKUSI PADA MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 9 SMP/MTS

Rangkuman 1: Pengertian Teks Diskusi

Secara singkat teks diskusi mempunyai pemahaman sebuah teks yang memperlihatkan dua usulan berlainan mengenai suatu hal (satu “pro dan satu” kontra) yang menjadikan kedua belah pihak menjadi saling membicarakan persoalan yang sedang dipersoalkan Atau bisa juga didefinisikan selaku tulisan yang mengulas sebuah problem (isu) dengan dibarengi argumen/usulan baik yang mendukung maupun yang menentang berita tersebut serta diakhiri dengan akhir atau nasehat penulis.

Rangkuman 2: Struktur Teks Diskusi

Struktur :

  1. Pendahuluan. Pendahuluan berisi gosip, adalah berisi masalah yang mau didiskusikan lebih lanjut
  2. Isi. Ini berisi :
    • Argumen/pendapat yang mendukung (supporting points)
    • Argumen/pertimbangan yang menentang/berlawanan (contrasting points)
  3. Simpulan. Ini berisi simpulan dan saran mengenai info yang dibahas, usahakan mengambil jalan tengah dari gosip yang dibahas

Rangkuman 3: Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

Ciri Kebahasaan Teks Diskusi yang dapat dirangkum diantaranya yaitu:

1) Keterangan Modalitas

Kata keterangan modalitas yakni kata-kata yang menjelaskan suatu insiden alasannya jawaban si pembicara atas berlangsungnya insiden tersebut. Dalam hal ini subjektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini memberikan sikap pembicara bagaimana beliau menyaksikan problem tersebut.

Adapun bentuk-bentuk informasi modalitas yakni:

  • Untuk menyatakan kepastian : memang, pasti, pasti, sungguh, pasti, tidak, bukannya, bukan.
  • Untuk menyatakan pengakuan : ya, benar, betul, sebenarnya, malahan.
  • Untuk menyatakan kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya.
  • Untuk menyatakan impian : moga-moga, mudah-mudahan.
  • Untuk menyatakan undangan : baik, mari, hendaknya, kiranya.
  • Untuk menyatakan larangan : jangan.
  • Untuk menyatakan keheranan : kuliner, tidak mungkin, mana boleh.
  Ciri Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

2) Kata Tugas

Partikel atau kata peran adalah salah satu jenis kata dalam tatabahasa formal bahasa Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal dan tidak mempunyai makna leksikal. Artinya, makna dari kata tugas akan menjadi jelas ketika dihubungkan dengan kata lain dalam suatu kalimat.

Sebagian besar kata tugas mempunyai bentuk yang tetap, akan tetapi ada sebagian kecil kata peran yang mampu berubah bentuk, misalnya pada kata tidak dan sudah, kedua kata itu dapat mengalami pergantian bentuk, misalnya kata tidak menjadi menidakkan dan kata telah menjadi menyudahkan, dsb.

Adapun ciri-ciri kata peran yakni hampir semua kata tugas tidak mampu berganti bentuk. Selain dari ciri tersebut berikut pelajarancg.blogspot.com sebutkan jenis-jenis dari kata peran untuk membuat lebih mudah hadirin blog.

  • Preposisi (kata depan). Preposisi ialah jenis kata tugas yang terletak di depan suatu kata, terutama pada kata benda, yang berfungsi untuk memilih hubungan suatu kata. Contoh :di Jakarta, dari sekolah, ke sawah, dsb.
  • Konjungsi (kata hubung). Konjungsi yakni jenis kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa seperti kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat ataupun antar paragraf. Konjungsi (kata hubung) terbagi menjadi empat, yakni:
    1. Konjungsi Koordinatif. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang menghubungkan yang memiliki relasi yang setara. contoh : dan, atau, serta.
    2. Konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang serupa. Konjungsi korelatif berisikan dua bab yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang dihubungkan. Contoh : baik aku maupun dia tidak menyukai hal itu.
    3. Konjungsi Antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang yang lain. Contoh : Biapun begitu, Akan namun, Meskipun demikian, dsb.
    4. Konjungsi Subordinatif. Konjungsi subordinatif ialah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kalangan, ialah:
      • Konjungsi subordinatif waktu. Contoh : sejak, sejak, sedari, sewaktu.
      • Konjungsi subordinatif syarat. Contoh : kalau, jika, jika, jika.
      • Konjungsi subordinatif pengandaian. Contoh : seandainya, seumpama.
      • Konjungsi subordinatif konsesif. Contoh : biarpun, sekalipun.
      • Konjungsi subordinatif pembandingan. Contoh : seakan-akan, mirip.
      • Konjungsi subordinatif karena. Contoh : alasannya adalah, sebab, oleh alasannya adalah.
      • Konjungsi subordinatif hasil. Contoh : sehingga, sampai.
      • Konjungsi subordinatif alat. Contoh : dengan, tanpa.
      • Konjungsi subordinatif cara. acuan : pola.
      • Konjungsi subordinatif komplementasi. Contoh : bahwa.
      • Konjungsi subodinatif atribut. Contoh : yang
      • Konjungsi subordinatif perbandingan. Contoh : sama … dengan, lebih … dari.
  • Artikula (kata sandang). Kata sandang ialah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang menghalangi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu arti tapi mempunyai fungsi. Fungsi kata sandang :
    • untuk memilih kata benda
    • mensubstansikan suatu kata.

    Contoh kata sandang diantaranya adalah : yang, itu, nya, si, sang, hang, dang.

    Dalam Bahasa Indonesia kata sandang dibagi menjadi beberapa kalangan sebagai berikut :

    • Artikula yang bersifat gelar. Contoh : sang, hang, dang, sri.
    • Artikula yang mengacu ke makna golongan/makna korelatif. Contoh : Para
    • Artikula yang menominalkan. Contoh : Si kebijaksanaan kecil kuyup menggigil
    • Interjeksi (kata seru). Yang dimaksud dengan interjeksi atau kata seru yakni kata yang digunakan untuk mengungungkapkan perasaan. Contoh kata seru yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah:
      • Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.
      • Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan, acuan : celaka, era’, kasihan, dll.
      • kata seru yang berasal dari beberapa perumpamaan, baik yang berasal dari istilah Indonesia maupun yang berasal dari istilah abnormal, ialah : ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.
    • Partikel Penegas. Partikel penegas adalah klasifikasi kata peran yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi memperlihatkan komponen yang diiringinya. Dalam bahasa Indonesia terdapat empat jenis partikel penegas, ialah selaku berikut :
      • -kah
      • -lah
      • -pun
      • -tah
  Ciri Kebahasaan Teks Cerita Imajinasi

3) Kata emotif

Kata yang mewakili asumsi dan perasaan menenteng emosi dari pandangan penulis. Misalnya, percaya, percaya, pikir, rasa, suka, takjub, bahagia, terkejut, ragu, harap. Kata emotif melibatkan pikiran pembaca seakan pembaca menyaksikan masalah seperti yang kita pertimbangkan. Misalnya, ganas, unik, liar, buas, berguna, istimewa, kumal, fantastis, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.

4) Kata evaluatif

Kata yang dipakai untuk mengkaji argumen dan bukti penunjang. Misalnya, penting, sederhana, berpikiran sempit, mengancam, sungguh terperinci, menguntungkan bagi periode depan, lebih mudah, diperlukan, terlalu rapuh, penilaian buruk, tidak mampu diakui, cuma pilihan.

5) Kohesi dan koherensi

Kohesi ialah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu terhadap kekerabatan bentuk, artinya bagian-bagian perihal (kata atau kalimat) yang dipakai untuk menyusun sebuah tentang memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.

Kohesi terbagi menjadi 2, yaitu:

  • Kohesi leksikal. Kohesi leksikal dapat dibentuk dengan pengulangan,padanan kata,antonym, hiponom atau hipernim
  • Kohesi Gramatikal. Kohesi gramatikal dapat dibuat dengan subtitusi ( penggantian), ellipsis ( penghilangan) dan tumpuan kata

Koherensi merupakan pertalian makna antara bagian teks yang satu dengan yang lainya (Brown and Yule). Walau secara leksikal tidak berhubungan akan namun secara makna mampu terhubung maka disebut selaku koherensi. Akan tetapi bila tidak terdapat berbedaan makna maka suatu teks tidak mempunyai koherensi.

Koherensi berfungsi menghubungkan ujaran dalam makna saling melangkapi dan saling berkelanjutan. Oleh alasannya itu dengan adanya koherensi kalimat terbentuk secara logis dan mempunyai arti secara utuh.

Pelajari:

MATERI TEKS DISKUSI YANG DAPAT DIRANGKUM PADA ARTIKEL PELAJARANCG.BLOGSPOT.COM:

  • Secara singkat teks diskusi mempunyai pengertian suatu teks yang menunjukkan dua pendapat berbeda mengenai suatu hal (satu “pro dan satu” kontra) yang mengakibatkan kedua belah pihak menjadi saling membahas dilema yang sedang dipersoalkan Atau bisa juga didefinisikan selaku goresan pena yang mengulas sebuah problem (gosip) dengan disertai argumen/usulan baik yang mendukung maupun yang menentang info tersebut serta diakhiri dengan tamat atau saran penulis.
  • Struktur Teks Diskusi terbagi menjadi 3 yaitu Pendahuluan, Isi, dan Simpulan.
  Buatlah Kalimat Dengan Kata Mencar Ilmu!

Demikianlah rangkuman, Ringkasan atau kesimpulan materi pelajaran Bahasa Indonesia (Bindo) untuk siswa pelajar kelas 9 MTs/Sekolah Menengah Pertama tentang Teks Diskusi pada artikel Pelajarancg.blogspot.com, supaya Pada rangkuman Teks Diskusi untuk Mata pelajaran Bindo kelas IX mencakup

  1. Pengertian Teks Diskusi
  2. Struktur Teks Diskusi
  3. Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

yang dibagikan berfaedah bagi hadirin blog .