Rancangan Posyandu

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Konsep Posyandu
1.     Pengertian
Posyandu yaitu acara kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk penduduk yang dibantu oleh petugas kesehatan.  (www.BKKBN.com)
Posyandu yaitu sentra pelayanan keluarga bermaksud dan kesehatan yang dikelola dan  diselenggarakan untuk dan oleh penduduk dengan santunan tehnis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).  (www.google.com)
2.     Tujuan
Tujuan dalam penyelenggaraan posyandu adalah :
  1. Mempercepat penurunan angka akhir hayat bayi, anak, dan balita.
  2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
  3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan makmur.
  4. Meningkatkan kemampuan penduduk untuk menyebarkan acara kesehatan dan kegiatan – aktivitas lainnya yang menunjang kesanggupan hidup sehat.
  5. Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan terhadap masyarakat dalam perjuangan memajukan cakupan.
  6. Peningkatan dan penggunaan peran serta masyarakat dalam alih tehnologi untuk swakelola perjuangan – usaha kesehatan penduduk .

3.     Sasaran
      Sasaran dalam aktivitas posyandu meliputi :
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun.
b. Anak balita usia 1 s/d 5 tahun.
c. Ibu hamil,menyusui dan nifas.
d. Wanita Usia Subur (WUS).
4.     Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam posyandu meliputi beberapa acara yang harus dilaksanakan. Yaitu ada tujuh aktivitas :
a.     Tujuh kegiatan posyandu (Sapta krida posyandu)
1)    Kesehatan ibu dan anak.
2)    Keluarga bermaksud.
3)    Imunisasi.
4)    Peningkatan gizi.
5)    Penanggulangan diare.
6)    Sanitasi dasar.
7)    Penyediaan obat esensial.
5.     Penyelenggaraan
a.       Pelaksanaan acara
Pelaksana aktivitas posyandu diutamakan yakni anggota masyarakat yang sudah dilatih menjadi kader setempat dibawah tutorial puskesmas.
b.      Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibuat oleh ketua RW yang berasal dari kader kesehatan yang ada diwilayah tersebut.
Tugas kader posyandu yakni :
  1. Mempersiapkan target posyandu.
  2. Mempersiapkan alat dan materi yang diperlukan. Bila ada alat yang belum tersedia dapat meminjam, minta pada petugas kesehatan atau menciptakan sendiri.
  3. Membuat pembagian tugas diantara para kader dibantu ibu – ibu lainnya.   ( Depkes RI 2000 )

6.     Lokasi
Pemilihan lokasi untuk pelaksanaan aktivitas posyandu mesti menimbang-nimbang hal – hal selaku berikut :
a.       Berada ditempat yang gampang dihadiri oleh masyarakat.
b.      Ditentukan oleh penduduk itu sendiri.
c.       Dapat ialah lokasi tersendiri.
d.      Bila memungkinkan dapat dijalankan dirumah penduduk,balai desa,pos RT/RW atau pos yang yang lain.  (Depkes RI,1996)
7.     Pelayanan yang diberikan dalam aktivitas posyandu
Dalam acara posyandu terdapat beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada ibu dan balita adalah :
a.       Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.
1)    Penimbangan bulanan.
2)    Pemberian masakan pemanis bagi balita yang berat badannya kurang.
3)    Imunisasi bayi.
4)    Pemberian oralit untuk menghalangi kehilangan cairan dikarenakan  diare.
5)    Pengobatan penyakit untuk derma pertama.
b.      Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, menyusui, dan pasangan usia subur.
1)    Pemeriksaan kesehatan umum.
2)    Pemeriksaan kesehatan ibu hamil,menyusui dan nifas.
3)    Pelayanan peningkatan gizi melalui derma vitamin dan pil tambah darah.
4)    Imunisasi TT untuk ibu hamil.
5)    Penyuluhan kesehatan dan KB.
6)    Pemberian alat kontrasepsi KB.
7)    Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare.
8)    Pengobatan penyakit sebagai pemberian pertama.
9)    Pertolongan pertama pada kecelakaan.
8.     Sistem Lima Meja
a.       Meja 1 ( Pendaftaran ).
Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS memiliki arti bulan lalu sudah pernah ditimbang dan namanya dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS . Kemudian ibu balita diminta menenteng anaknya menuju daerah penimbangan.
b.      Meja 2 ( Penimbangan Balita )
Penimbangan balita selain memakai timbangan bayi juga mampu menggunakan timbangan dengan menggunakan sarung timbangan atau sering disebut Dacin caranya yakni selaku berikut :
  1. Tahap 1
    Gantungkan dacin pada dahan pohon, pelana rumah,  atau penyangga kaki tiga.
  2. Tahap 2
    Periksalah, apakah dacin telah tergantung dengan kuat. (Cobalah tarik berpengaruh – besar lengan berkuasa batang dacinnya kearah bawah).
  3. Tahap 3
    Sebelum digunakan, letakkan bandul geser pada angka nol. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
  4. Tahap 4
    Pasang sarung timbang, atau celana timbang, atau kotak timbang yang kosong pada dacin.
  5. Tahap 5
    Seimbangkan dacin yang telah dibebani sarung timbang, atau celana timbang, atau kotak timbang dengan cara memasukkan pasir kedalam kantung pelastik diujung batang timbangan.
  6. Tahap 6
    Anak ditimbang : seimbangkan hingga jarum timbang tegak lurus.
  7. Tahap 7
    Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser.
  8. Tahap 8
    catatlah hasil penimbangan pada secarik kertas yang telah diselipkan didalam KMS.
  9. Tahap 9
    Kembalikan bandul geser keangka nol. Perhatian, masukkan ujung batang dacin ketali pengaman kemudian baru anak diturunkan.  ( Depkes RI , 2000 )
  Hasil Dan Pembahasan Penelitian Ihwal Posyandu

c.       Meja 3 ( Pencatatan )
Pengisian KMS. Buka KMS balita yang bersangkutan. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya. Pada penimbangan pertama isilah semua kolom yang tersedia pada KMS. Bila ada kartu kelahiran,tulislah bulan lahir anak dari kartu tersebut. Setelah anak ditimbang tuliskan titik berat badannya pada titik temu garis tegak dengan garis datar.
d.      Meja 4  ( Penyuluhan kesehatan dan PMT )
1)      Diketahui berat tubuh anak yang naik atau tidak naik,  ibu hamil dengan resiko tinggi, WUS yang belum mengikuti KB.
2)      Penyuluhan kesehatan.
Untuk semua balita mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.
Ibu balita diberi penyuluhan      :
  • Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita.
  • Pentingnya ASI saja ( ASI Eksklusif ) hingga anak umur 4 bulan.
  • Pentingnya pemberian masakan pendamping ASI bagi anak berumur diatas 4 bulan.
  • Pentingnya ibu menawarkan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
  • Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita.
  • Pentingnya perlindungan vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan badan anak setiap bulan februari dan agustus bagi bayi umur 6 – 12 bulan dan anak balita 1 – 5 tahun.
  • Pentingnya stimulasi kemajuan anak balita dirumah.
  • Tentang ancaman mencret bagi balita, ASI terus diberikan mirip biasa, meskipun anak sedang mencret.
  • Tentang bahaya jerawat akses pernafasan akut Balita yang batuk pilek dengan nafas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
  • Tentang demam pada balita. Sering merupakan tanda – tanda malaria, campak, demam berdarah yang dapat membahayakan anak.
  • Tentang pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.

3)      Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, Pil ulangan,kondom.
e.       Meja 5 ( YANKES )
Pelayanan kesehatan pada meja 5 dijalankan oleh petugas kesehatan dengan bentuk pelayanan sebagi berikut :
1)      Pemberian Imunisasi.
Manfaat imunisasi adalah untuk melindungi anak dan balita dari beberapa penyakit jerawat yang berbahaya.Yang perlu menerima  pelayanan imunisasi adalah anak umur 2 – 12 bulan. Imunisasi bagi target ini yakni  :
a)      Imunisasi BCG untuk menangkal penyakit TBC
b)      Imunisasi DPT untuk menangkal penyakit difteri, batuk rejam, dan tetanus.
c)      Imunisasi Polio untuk menghalangi penyakit kelumpuhan.
d)      Imunisasi  Campak untuk menangkal penyakit campak.
e)      Imunisasi Hepatitis B untuk menghalangi penyakit hepatitis.
2)    Jadwal Imunisasi           :
Umur
Jenis Imunisasi
2 bulan
BCG, DPT 1, Polio 1
3 bulan
HB 1, DPT 2, Polio 2
4 bulan
HB 2, DPT 3, Polio 3
5 bulan
HB3, Polio 4
9 bulan
Campak
3)     Pemeriksaan kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil dapat dijalankan pada tiap trimester kehamilan ialah :
a)      Trimester I    1 x
b)      Trimester II  1 x
c)      Trimester III 2 x
4)    Pengobatan.
Pengobatan anak sakit meliputi derma obat bagi anak diare, panas, batuk pilek dan beberapa penyakit yang tidak membutuhkan perawatan di puskesmas atau rumah sakit.
5)    Pelayan kontrasepsi IUD, Suntikan, Pil KB, dan Kondom.
Untuk meja 1 s/d 4 dijalankan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5 dikerjakan oleh petugas kesehatan diantaranya: Dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Kegiatan lain setelah acara pelayanan di dalam posyandu
  1. Mencatat hasil kegiatan dalam register balita.
  2. Membahas bareng – sama aktivitas lain atas rekomendasi petugas.
  3. Menetapkan jenis acara yang dijalankan misalnya : Penyuluhan KB, kuliner pendamping ASI, Pemanfaatan pekarangan atau peragaan keterampilan.
  Metodologi Penelitian

Pada pelaksanaan aktivitas posyandu idealnya semua pos pelayanan memakai sistem 5 meja ini untuk mempermudah dalam sumbangan pelayanan dan pencatatan. Selain itu dengan tata cara 5 meja kita dapat melibatkan tugas serta penduduk menjadi kader posyandu.. Pada dasarnya semua balita yang datang ke posyandu dibutuhkan mampu  memanfaatkan semua akomodasi pelayanan yang di berikan pada sistem 5 meja ini dikarenakan balita mengalami tumbuh kembang sehingga perlu dipantau oleh tenaga kesehatan maupun orang renta.  ( Depkes RI, 2000 )
B.     Kerangka Konseptual
                                         Meja 1          Meja 2          Meja 3          Meja 4             Meja 5
Keposyandu

PMT penyuluhan
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari Konsep Posyandu                                                                                

Keterangan :
                            : Variabel yang diteliti
                            : Variabel yang tidak diteliti
                            Gambar 2.1 : Bagan skematik Gambaran pemanfaatan posyandu oleh balita
 DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta
 Ari Kunto, Surasini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Kedua Belas. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta.
 Depkes RI. 1996. Pedoman Kegiatan Kader di Pos Pelayanan terpadu. Jakarta : Depkes RI.
 Depkes RI. 2000. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta : Depkes RI.
 Guwandhi, J. 2003. Informed Consent. Jakarta. 
Jangkar, Puskesmas. 2006. SKDN Bulan Maret 2006. Situbondo : Puskesmas Jangkar. 
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. 
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta.