Rancangan Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi

 Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
 Pembangunan dan perkembangan ekonomi satu sama lain tidak mampu dipisahkan. Pembangunan ekonomi kebanyakan didefinisikan sebagai suatu proses yang menimbulkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara berkembangdalam jangka panjang. Sedangkan istilah kemajuan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi, atau diartikan selaku peningkatan Gross Domestic Product/ Gross National Product tanpa memandang apakah peningkatan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat kemajuan penduduk, atau apakah pergantian struktur ekonomi terjadi atau tidak. Djojohadikusumo (1994) membedakan konserp pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Menurutnya kemajuan ekonomi berfokus pada kenaikan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi penduduk , yang didasari oleh paham Neo-Klasik dan Neo-Keynes. Sedangkan pembangunan ekonomi diartikan selaku proses transformasi yang ditandai oleh perubahan struktural yaitu pergeseran pada landasan aktivitas ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Namun demikian kebanyakan para ekonom memberikan pemahaman sama untuk kedua perumpamaan tersebut. Mereka mengartikan kemajuan atau pembangunan ekonomi selaku kenaikan GDP/GNP saja. Dalam penggunaan yang lebih biasa , istilah pertumbuhan ekonomi umumnya dipakai untuk menyatakan pertumbuhan ekonomi di negara maju, sedangkan ungkapan pembangunan ekonomi untuk menyatakan kemajuan ekonomi di negara sedang meningkat (Arsyad, 1999).
Teori – teori tentang kemajuan yang telah diketahui luas salah satunya yakni teori pertumbuhan neoklasik yang dikembangkan oleh Solow. Teori ini dibentuk selaku respon atas model Harord-Domar yang mengasumsikan rasio capital-output konstan. Model Solow mendefinisikan fungsi buatan yang memiliki sifat bahwa faktor-faktornya saling bersubstitusi secara kontinyu, dan diasumsikan tiap faktor produksi mengalami diminishing return. Solow mengawali dengan membentuk fungsi produksi Y= F (K,L) 
Dimana Y yaitu output yang merupakan fungsi dari jumlah kapital K dan tenaga kerja L. Solow mengasumsikan fungsi buatan ini ialah constant return to scale, yang bermakna bahwa bila semua input dinaikkan dengan pengalian tertentu, output akan naik dengan pengalian yang serupa. 
Teori Pertumbuhan Lewis (dalam Todaro, 2003) menjelaskan transformasi struktur perekonomian dari contoh perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern. Menurutnya, perekonomian berisikan dua sektor yakni sektor tradisional pertanian yang tingkat produktivitasnya rendah dan sektor industri perkotaan terbaru yang tingkat produktivitasnya tinggi. Perhatian utama dari versi ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja, serta kemajuan output dan kenaikan absorpsi tenaga kerja di sektor terbaru. 
Karena kebanyakan tolok ukur dari pembangunan ekonomi ialah tingkat pertambahan produk domestik bruto mirip telah di jelaskan sebelumnya, maka hal ini membuat pembangunan di negara-negara meningkat berorientasi pada mengejar kemajuan yang tingi dalam rangka kenaikan pemasukan masyarakat dan nasional lewat perkembangan pendapatan nasional (PDB), meskipun harus melaksanakan eksploitasi terhadap sumber-sumber yang ada. Akan tetapi dalam pelaksanaannya strategi ini ternyata tidak menjamin adanya pemerataan distribusi pemasukan nasional bahkan lebih banyak merugikan penduduk bawah alasannya adalah hasil pembangunan lebih terfokus pada sekelompok orang saja. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pengangguran, urbanisasi desa-kota, marginalisasi kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Paradigm pembangunan mirip di atas yang hanya mengejar pertumbuhan yang tinggi perlu dikaji ulang kembali alasannya adalah terbukti hanya akan menciptakan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan makin memperparah terjadinya kerusakan lingkungan. 
Adalah Kuznets (1955) yang berupaya mengkritisi model pembangunan yang cuma berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata. Menurutnya, pembangunan tanpa mengamati kelestarian alam dan lingkungan cuma akan membuat kerusakan lingkungan hidup itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam beberapa kurun sebelumnya justru akan terkikis oleh ekses-ekses negatif dari perkembangan itu sendiri. Analisis Kuznets perihal pengaruh kelestarian lingkungan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi ini secara teoritis diungkapkan dengan muncunya teori Environmental Kuznets Curve (EKC). Teori Environmental Kuznets Curve (EKC) menyatakan bahwa untuk kasus di negara sedang berkembang seiring dengan perjalanan waktu, aktivitas industri mampu menghancurkan kelestarian alam dan lingkungan. Sebaliknya untuk negara maju, seiring dengan perjalanan waktu dalam acara industrinya, maka kelestarian lingkungan hidup kian bisa dijamin keberadaannya. Berdasarkan pada penemuannya tersebut, bentuk kurva EKC yakni karakter U terbalik (Munasinghe, 1999). 
Konsep Perubahan Struktural 
Pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan sudah mengakibatkan perubahan struktur perekonomiansi kawasan tersebut. Secara sederhana perubahan struktur perekonomian dapat dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor terhadap pendapatan nasional. Dari dukungan masing-masing sektor tersebut, perekonomian mampu dibagi menjadi tiga bagian, perekonomian dengan struktur primer atau agraris, perekonomian dengan struktur sekunder atau industry, dan perekonomian dengan struktur tersier atau jasa (Amir Hidayat, 2004). 
Pembangunan mesti dapat menghasilkan perubahan struktural yang sepadan yang tidak menimbulkan ketimpangan antar sektor perekonomian dan membentuk perekonomian yang sehat adalah perekonomian yang mampu mempertahankan kesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kwik Kian Gie, 2002). 
Perubahan structural terus terjadi pada perekonomian Indonesia, akan tetapi pergantian yang terjadi justru menghasilkan ketimpangan antar sektor yang kemudian menumbuhkan struktur ekonomi yang rapuh, struktur ekonomi yang dapat dengan gampang dipengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi disuatu sektor tanpa mampu digantikan oleh sektor yang lain. Sebagai acuan, pembangunan industri yang kurang mengamati dan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dengan bijak justru dengan mudah mampu tergoyang oleh pergantian-pergeseran yang terjadi di dunia luar. Secara umum struktur perekonomian suatu negara dapat dibagi dalam tiga sektor yakni sektor pertanian atau sektor primer, sektor industri atau sekunder dan sektor jasa atau tersier. Dari pengalaman sejarah di negara-negara maju, terlihat bahwa tahap awal pembangunan ekonomi di negara tersebut bantuan sektor pertanian sungguh mayoritas, tetapi akan terus menurun sampai pada tahap tertentu. Peran mayoritas sektor pertanian ini akan digantikan oleh sektor industri atau jasa. Fenomena pergantian mirip ini disebut selaku proses transformasi struktural (Todaro, 2006). 
Perubahan struktural melibatkan pergeseran utama antara sektor yang membuat segi output pada persamaan fungsi produksi. Salah satu teladan yang terperinci dalam perubahan struktur perekonomian yaitu sejalan dengan meningkatnya pendapatan perkapita, bantuan (share) sektor industri terhadap pembentukan produk domestik bruto juga meningkat (Malcom Gillis et al, 1987). 
Syrquin (1988) menyebutkan struktur yang sering dipakai dalam pembangunan dan sejarah ekonomi mengacu pada pentingnya sektor-sektor perekonomian dalam hal buatan dan aspek-faktor yang dipakai. 
Industrialisasi disebut selaku pusat proses dari perubahan struktural. Dalam hal ini (struktur sebagai komposisi dari agregat) pergantian struktur juga dipraktekkan pada agregat yang lain yang telah menenteng proses industrialisasi seperti usul (demand) dan jual beli. Proses yang saling bekerjasama dari perubahan struktur yang mengawalpembangunan ekonomi sering disebut transformasi struktural (structural transformation). Chenery (1988) juga menyebutkan bahwa desain transformasi struktural demand, perdagangan, bikinan dan tenaga kerja merupakan karakteristik dari pembangunan. 
Teori teladan pembangunan Chenery memfokuskan kepada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perkonomian negara sedang meningkat , yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri selaku roda aktivis ekonomi. Penelitian yang dijalankan Chenery perihal transformasi struktur produksi memperlihatkan bahwa sejalan dengan peningkatan pemasukan perkapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri (Todaro dan Smith, 2000).