Rancangan Filsafat Pendidikan


PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mothers of sciences) yang bisa menjawab segala pertanyaan dan persoalan. Mulai dari masalah-masalah yang bekerjasama dengan alam semesta hingga dilema manusia dengan segala problematia dan kehidupannya. Diantara urusan yang tidak dijawab oleh filsafat yakni masalah yang ada dilingkungan pendidikan. Padahal berdasarkan John Dewey, seorang filosof Amerika, filsafat ialah teori biasa dan landasan pertanyaan dan menyelidiki aspek-faktor kenyataan dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan. Apakah yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pendidikan mempunyai relasi hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berupaya menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan membutuhkan jawaban secara filosofis.
Filsafat, selain mempunyai lapanangan tersendiri, ia memikirkan asumsi fundamental cabang0cabang pengetahuan lainnya. Apabila filsafat berpaling perhatiannya pada sains, maka akan lahir filsafat sains, maka lahirlah filsafat sains. Apabila filsafat menguji rancangan dasar hukum, maka akan lahir filsafat hukum. Dan, jika filsafat berhadapan dan menimbang-nimbang pendidikan, maka akan lahirlah filsafat pendidikan.
B.     MasalahPenulisan
Adapun problem dalam penulisan ini yakni selaku berikut:
1.    Filsafat pendidikan harus mampu menjawab pertanyaan pendidikan secara menyeluruh:
a.       Apakah pendidikan itu?
b.      Mengapa insan harus melaksanakan pendidikan?
c.       Apakah yang sebaiknya diraih oleh pendidikan?
2.    Apakah pengertian filsafat pendidikan?
3.    Apakah peranan filsafat pendidikan?
4.    Sebutkan dan jelaskan fungsi filsafat pendidikan?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini yakni memberi pengetahuan kepada pembaca terutama mahasiswa FKIP perihal filsafat pendidikan.
D.    Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis memberi pembatasan semoga tidak terlampau luas adalah hanya membahas tentang desain filsafat pendidikan, yakni: pemahaman filsafat pendidikan, peranan filsafat pendidikan dan fungsi filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.    PengertianFilsafatPendidikan
IstilahfilsafatberasaldaribahasaYunani “philosophia” yang dalamperkembanganberikutnyadikenaldidalambahasa lain yaituphilosophie (Jerman, Belanda, danPerancis); philosophy (inggris); philosophia (latin); danfalsafah (arab).
Berbagaipengertianfilsafatpendidikantelah di kemukakanolehparaahli.Menurut al-Syaibani (1979:36), filsafatpendidikanadalahaktivitaspikiran yang terstruktur, yang menjadikanfilsafatsebagaijalanuntukmengatur, menyelaraskandanmemadukan proses pendidikan. Artinya, filsafatpendidikandapatmenjelaskannilai-nilaidanmaklumat-maklumat yang diupayakanuntukpengalamankemanusiaan factor-aspek yang integral.
Filsafatpendidikanjugabisadidefinisikansebagaikaidahfilosofisdalambidangpendidikan yang menggambarkanaspek-aspekpelaksanaanfalsafahumumdanmenitikberatkanpadapelaksanaanprinsip-prinsipdankepercayaan yang menjadidasardarifilsafatumumdalammemecahkanpersoalan-persoalanpendidikansecarapraktis.
Menurut John Dewey (1957), filsafatpendidikanmerupakansuatupembentukankemampuandasar yang fundamental, baik yang menyangkutdayapikir (intelektual) maupundayaperasaan (emosional), maupuntabiatmanusia. Menurut Imam Barnadit (1993: 3) filsafatpendidikanmerupakanilmu yang padahakikatnyamerupakanjawabandaripertanyaan-pertanyaandalambidangpendidikan.Baginyafilsafatpendidikanmerupakanaplikasisesuatuanalisisfilosofisterhadapbidangpendidikan.SedangkanmenurutahlifilsafatAmerika, Brubachen (MuzayyinArifin, 1993: 3) filsafatpendidikanadalahsepertimenaruhsebuahkereta di depanseekorkuda, danfilsafatdipandangsebagaibunga, bukansebagaiakartunggalpendidikan. Filsafatpendidikanituberdirisecarabebasdenganmemperolehkeuntungankarenapunyakaitandenganfilsafatumum.Kendatikaitaninitidakpenting, namun yang terjadiialahsuatuketerpaduanantarapandanganfilosofisdenganfilsafatpendidikan, karenafilsafatseringdiartikansebagaiteoripendidikandalamsegalatahap.
Dalamhubunganantarafilsafat (umum) danfilsafatpendidikan, filsafatpendidikanmemilikibeberapabatasan. (1) filsafatpendidikanmerupakanpelaksanaanpandanganfilsafatdankaidahfilsafatdalambidangpengalamankemanusiaan yang disebutpendidikan. Maka, filsafatpendidikanberusahauntukmenjelaskandanmenerangkansupayapengalamanbermanusiainisesuaikehidupanbaru.Filsafatpendidikanmengandungupayauntukmencarikonsep-rancangan yang menempatkanmanusiaditengah-tengahgejala yang bervariasidalam proses pendidikan. Kemudiandapat pula upayamenjelaskanberbagaimakna yang menjadidasardarikonsep-konseppendidikandenganaspek-aspektumpuanperhatianmanusia. (2) mempelajarifilsafatpendidikankarenaadanyakepercayaanbahwakajianitusangatpentingdalamupayamemperbaikikeadaanpendidikan. Persoalanpendidikan yang berhubungandenganbimbingan, evaluasi, metodedan lain-lain merupakantanggungjawabfilsafatpendidikan yang sangatbergantungpadausahabimbingantingkahlakuanakdidikdansikapmerekaterhadapmasyarakat. (3) filsafatpendidikanmemilikiprinsip-prinsip, doktrin, desain, andaian yang terpaduantarasatusamalainnya. Prinsip-prinsip yang di maksudkanialahkepercayaan-dogma, andaian-andaianterhadapmasalahpendidikan.Hal itudiungkapkan semoga menjadidasarpernyataan, rancangan, acara, kurikulumdankaidah-kaidahpengajaran, yang tentunyadiharapkandapatmenemukansolusiataspersoalan-persoalanpendidikan.
Dengandemikian, dapatdipahamibahwafilsafatpendidikandapatdilakukangejalamacamdanbentukpendidikan, termasukpendidikanislam, denganmenentukanprinsip-prinsipdankepercayaan-kepercayaanyang bersumberdariajaranislamatausesuaidengannilai-nilaiajaranislam yang mengandungkepentinganpelaksanaandanbimbingandalampendidikan. Mengingatantarafilsafatdanpendidikanmempunyaiketerkaitaneratdankokoh, makatugasnya pun seiring, yakniberupayabersamadalammemajukanhidupumatmanusia (MuzayyinArifin, 1993; 2)
B.     PerananfilsafatPendidikan
Peranan filsafat pendidikan memberikan ilham, yaitu menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memperlihatkan arah yang jelas dan sempurna dengan mengajukan pertanyaan ihwal kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai rancangan-konsep yang hendak dikaji serta pedagogi atau ilmu den seni mengajar materi sunyek terkait, agar tidak terjadi salah kinsep atau meskonsepsi pada diri peserta latih.
            Scope dan peranan pendidikan dalam arti luas mirip dimaksud diatas, dilukiskan oleh Prof.Richey dalam buku “Planning for Teaching. An Intriduction to Education”, antara lain selaku berikut: Istilah “pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan sebuah penduduk yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam penduduk . Jadi pendidikan yaitu sebuah proses yang lebih luas ketimbang proses yang berjalan di dalam masyarakattetap ada dan meningkat . Di dalam masyarakat yang kompleks/terbaru, fungsi pendidikan ini mengalami proses keutamaan informal di luar sekolah. Filsafat pendidikan mesti mampu memperlihatkan fatwa kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja didalamnya. Hal tersebut akan mewarnai tindakan mereka secara cendekia dan bijaksana, menghubungkan usaha-perjuangan pendidikan akan menjauhkan mereka dari tindakan meraba-raba, menjajal -coba tanpa planning dalam menuntaskan problem-persoalan pendidikan.
            Apabila kita menjajal memahami duduk perkara-dilema pendidikan saperti akan kasatmata dibawah ini, mengertilah kita bahwa evaluasi alamiah. Sebab masalahnya memang dilema filosofis, misalnya meliputi:
a.       Apakah pendidikan itu berfaedah, atau mungkin berkhasiat membina kepribadian insan atau tidak. Apakah potensi hereditas yang memilih kepribadian ataukah aspek-faktor luar (alam sekitar dan kepribadian)
b.      Mengapa anak yang potensinya hereditas relatif baik, tanpa pendidikan dan lingkungan yang bagus mencapai perkembangan kepribadian sebagaimana yang diharapkan. Sebaliknya, mengapa seorang abnormal, potensi-hereditas rendah, meskipun di bimbing dengan konkret dan lingkungan yang baik, tak akan meningkat normal.
c.       Apakah tujuan pendidikan itu sebetulnya. Apakah pendidikan itu memiliki kegunaan untuk individu sendiri, atau untuk kepentingan sosial, apakah pendidikan itu dipusatkan untuk pelatihan manusia langsung, apakah itu penduduk .
d.      Apakah hakikat masyarakat itu, dan bagaimana kedudukan individu di dalam penduduk apakah eksklusif itu independent atauah dependent di dalam penduduk .
e.       Apakah hakikat langsung itu, manakah yang utama untuk dididik, apakah ilku, intelek atau akalnya, ataukah kemauannya.
f.       Bagaimana asas penyelenggaraan pendidikan yang baik, sentralisasi atau desentralisasu dan otonomi, oleh negara ataukah oleh swasta. Apakah dengan kepemimpinan yang insruktif ataukah secara demokratis.
g.      Bagaimana metode pendidikan yang efektif untuk membina kepribadian.
Tiap-tiap pendidik seyogyanya memahami bahwa tanggapan-tanggapan yang sempurna atas problema di atas, sehingga dalam melaksanakan fungsinya akan lebih mantap. Mereka yang menentukan profesi-keguruan sepatutnya mengert latar belakang budi strategi dan politik pendidikan pada umumnya, khususnya pelaksanaan metode pendidikan nasional yang menjadi tanggungjawabnya. Asas kesadaran kebenaran-kebenaran dari tanggapan tersebut ialah prisip-prisip yang mendasar untuk keberhasilan peran pendidikan. Dengan mengetahui asas-asa dan nilai filosofis itu mendasarkan segenap pelaksanaan pendidikan menjadi norma-norma pendidikan. Filsafat pendidikan dengan demikian asas normatid di dalam pendidikan, ialah norma-norma yang berlaku di dalam dunia pendidikan.
PerananFilsafatPendidikandalamPengembanganIlmuPendidikan, Tujuanfilsafatpendidikanmemberikaninspirasibagaimanamengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teoripendidikanbertujuanmenghasilkanpemikirantentangkebijakandanprinsip-rinsippendidikan yang didasariolehfilsafatpendidikan.Praktikpendidikanatau proses pendidikanmenerapkanserangkaiankegiatanberupaimplementasikurikulumdaninteraksiantara guru denganpesertadidikgunamencapaitujuanpendidikandenganmenggunakanrambu-rambudariteori-teoripendidikan. Perananfilsafatpendidikanmemberikaninspirasi, yaknimenyatakantujuanpendidikannegarabagimasyarakat, memberikanarah yang jelasdantepatdenganmengajukanpertanyaantentangkebijakanpendidikandanpraktik di lapangandenganmenggunakanrambu-rambudariteoripendidik.Seorang guru perlumenguasaikonsep-konsep yang akandikajisertapedagogiatauilmudansenimengajarmaterisubyekterkait, semoga tidakterjadisalahkonsepataumiskonsepsipadadiripesertadidik.
Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga memiliki fungsi untuk menunjukkan isyarat dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-tanda-tanda kependidikan yang tertentu pula. Hal ini yakni data-data kependidikan yang ada dalam sebuah penduduk tertentu.
Analisa fillsafat berupaya untuk menganalisis dan menawarkan arti kepada data-data kependidikan tersebut, dan untuk berikutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendiikan yang realiisits dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memperlihatkan arah semoga teori pendidikan yang sudah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan fatwa filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan faktual, artinya mengarah biar teori-teori dan persepsi filsafat pendidikan yang sudah dikembangkan tersebut bisa dipraktekkan dalam praktek kkependidikan sesuai dengan kenyataan dan keperluan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan realita bahwa setiap penduduk hidu dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut keperluan-keperluan  hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam menentukan dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan bila perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang cocok dan berkaitan dengan keperluan, tujuan dan persepsi hidup dari masyarakat.
            Peranan pendidikan di dalam kehidupan insan, lebih-lebih zaman modern ini, di akui selaku sesuatu kekuatan yang memilih pprestasi dan produktivitas seseorang. Tidak ada sebuah fungsi di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan. Seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan dalam arti demikian, khususnya berlangsung di dalam berlangsung di dalam dan oleh lembaga-forum pendidikan formal (sekolah, unversitas). Akan namun scope pendidikan lebih daripadanya cuma pendidikan formal itu. Di dalam penduduk keseluruhan terjadi pula proses pendidikan kembangan kepribadian insan. Proses pendidikan yang berlangsung di dalam kehidupan sosial yang disebut pendidikan informal ini, bahkan berjalan sepanjang kehidupan insan
            Meskipun efek pendidkan isu ini tak terukur dalam pertumbuhan eksklusif, tapi tetap diakui adanya. Secara sederhana contohnya, orang yang tak pernah mengalami pendidikan formal, namun mereka tetap mampu hidup dan melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang sederhana. Alam dan lingkungan sosial serta kondisi dan keperluan hidup telah mendidik mereka. Akan tetapi, yang paling diharapkan ialah pendidikan formal yang relatif baik, dilengkapi dengan situasi pendidikan informal yang relatif baik pula. Ini ternyata dari usaha pemerintah, pendidik dan para orang bau tanah untuk membina penduduk sebagai satu kehidupan yang sehat lahir dan batin. Sebab, krisis apapun yang terjadi di dalam penduduk akan kuat negatif bagi insan, khususnya belum dewasa, generasi muda.
C.    Fungsi Filsafat Pendidikan
Fungsifilsafatpendidikanadalahmenyelidikiperbandinganpengaruh-pengaruh (1) darifilsafat-filsafat yang kompetitifdalam proses kehidupandan (2) darikemungkinan proses-proses pendidikandanpembinaanwatakgunamenemukanpengelolaanpendidikan yang dikehendakiuntukmembinawatak yang paling konstruktifbagikaummudadantua. Di sampingitu, fungsifilsafatpendidikanjugauntukmembantutujuan-tujuanpedagogis yang meliputiempataspek yang salingberhubungan, yaitufungsianalisis, evaluasi, spekulatif, danintegratif.Hal senadajugaseperti yang diungkapkanBrameldbahwafungsifilsafatpendidikansebagaialatanalisis, kritik, sintesis, danpenilaian.
Brubachersecaraterperincimenyatakanbahwafungsifilsafatpendidikansebagaiberikut.
1.      FungsiSpekulatif
Fungsipendidikanberusahamengertiseluruhpersoalanpendidikandanmencobamerumuskannyadalamsatugambaranpokoksebagaipelengkap data-data ilmiah.Filsafatpendidikanjugaberusahamengertiseluruhpersoalanpendidikandanhubungannyadenganfaktor-aspek lain yang memengaruhipendidikan.
2.      FungsiNormatif
Fungsifilsafatpendidikanialahsebagaipenentuarah, pedomanuntukmerealisasikanpendidikan.Asasinitersimpuldalamtujuanpendidikan, yaknimembinamasyarakat ideal danmembentuknorma-norma yang dicita-citakan.Filsafatpendidikanmemberikannorma-normadanpertimbanganbagikenyataan-kenyataannormatifdankenyataan-kenyataanilmiahuntukmembentukkebudayaan.
3.      FungsiKritik
Fungsifilsafatpendidikanuntukmemberidasarpengertiankritisrasionaldalammempertimbangkandanmenafsirkan data-data ilmiah.Misalnya, data pengukurananalisisevaluasi, baikkepribadianmaupunachievement (prestasi).Fungsikritikberarti pula analisisdankomparatifatassesuatuuntukmendapatkesimpulan.Dalamhalini, filsafatpendidikandapatmenetapkanklasifikasiprestasisecaratepatdengan data-data objektif (angka-angka, statistik).Di sampingitu, filsafatpendidikanmampumenetapkanasumsiatauhipotesis yang lebihbaikreasonable.Filsafatharuskompetenmengatasikelemahan-kekurangan yang ditemukanolehbidangilmiahdanmelengkapinyadengan data danargumentasi yang takdidapatkandari data ilmiah.
4.      FungsiTeoribagiPraktik
Semua ide, konsepsi, analisis, dankesimpulan-kesimpulanfilsafatpendidikanberfungsisebagaiteori.Teoriiniadalahdasarbagipelaksanaan/praktikpendidikan.Filsafatmemberikanprinsip-prinsipumumbagisuatupraktik.
5.      FungsiIntegratif
Filsafatpendidikanmemilikifungsiintegratif yang didasarkanataspemahamanbahwafilsafatpendidikansebagaiasaskerohanianataurohnyapendidikan.Denganartilain, filsafatpendidikansebagaipemadufungsionalsemuanilaidanasasnormatifdalamilmukependidikan.
           
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Dalamhubunganantarafilsafat (lazim) danfilsafatpendidikan, filsafatpendidikanmemilikibeberapabatasan. (1) filsafatpendidikanmerupakanpelaksanaanpandanganfilsafatdankaidahfilsafatdalambidangpengalamankemanusiaan yang disebutpendidikan. (2) mempelajarifilsafatpendidikankarenaadanyakepercayaanbahwakajianitusangatpentingdalamupayamemperbaikikeadaanpendidikan. (3) filsafatpendidikanmemilikiprinsip-prinsip, iktikad, konsep, andaian yang terpaduantarasatusamalainnya.
2.      Peranan filsafat pendidikan memberikan ilham, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi penduduk , menawarkan arah yang jelas dan tepat dengan bertanya tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
3.      Tujuanfilsafatpendidikanmemberikaninspirasibagaimanamengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
4.      Brubachersecaraterperincimenyatakanbahwafungsifilsafatpendidikan yakni: fungsi spekulatif, normatif, kriik, teori bagi praktik, integratif
B.     Saran
Pada filsafat pendidikan ini guru/pendidik semestinya menguasai desain-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi sunyek terkait, semoga tidak terjadi salah desain atau mekonsepsi pada diri peserta bimbing sehingga dapat meningkatkan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. 2011. Filsafat pendidikan. Palembang: Rajawali Pers
Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta
Sadulloh, Uyoh. 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta