Konsep Esensial Geografi Menurut Para Ahli – Sumaatmadja, Henry J. Warman, Frederic R. Steinhanser. Setiap tanda-tanda konkret menampakkan pada manusia di dalam pandangan-persepsinya. Gejala itu disalin, difoto, direkam, digambarkan oleh pandangan itu. Kesadaran seseorang terhadap gejala lingkungan misalnya, tersimpan di dalam pikiran selaku gambaran wacana lingkungan tersebut yang disebut pola fikiran atau peta kognitif (Piaget menyebutnya sketsa kognitif).
Peta kognitif tersebut berperan untuk :
a. memecahkan duduk perkara keruangan yang menuntut keputusan yang efisien ihwal lokasi obyek dan tempat yang dipermasalahkan, dari yang paling sederhana sampai terhadap yang kompleks.
b. memberi arah kepada sikap terhadap lingkungan (sesuai dengan peta kognitif yang dimiliki), baik itu rasional maupun irrasional sesuai tingkat kesanggupan budaya manusianya. Peta kognitif itu ialah alat bagi kita memecahkan persoalan, yakni menuntun kita terhadap pengambilan keputusan dan sikap kita kepada lingkungan.
Adapun interaksi antara pandangan, kognisi, dan perilaku itu dikelola oleh metode nilai dalam masyarakat. Gejala yang secara nyata dimengerti oleh indra insan itu tidaklah mampu memperlihatkan klarifikasi apa-apa tanpa manusia sendiri memberinya penafsiran. Konsep merupakan teladan abstrak ihwal sesuatu gejala yang nyata itu dalam citra pikiran kita. Konsep yakni teladan abstrak dalam bentuk pemahaman atau abstraksi mengenai suatu gejala yang kita kaji. Konsep geografi tentang tanda-tanda geografi, berfungsi sebagai ungkapan kunci atau perumpamaan yang disepakati oleh para Geografer untuk mengungkapkan arti dan kebermaknaan banyak sekali aspek, tanda-tanda dan dilema yang menjadi obyek studi geografi.
Ada banyak mahir geografi yang mengemukakan desain-konsep geografi. Getrude Whipple, misalnya, mengemukakan lima klasifikasi utama desain geografi sebagai berikut (dalam Sumaatmadja, 1981):
(1) The earth as a planet;
(2) Varied ways of living;
(3) Varied natural regions;
(4) The significance of region to man;
(5) The importance of location in understanding world affairs.
Konsep the earth as a planet, desain wacana kedudukan bumi selaku sebuah planet di tata surya mengirim kita terhadap pandangan, abstraksi dan pengertian tentang tanda-tanda mulai dari bentuk bumi yang lingkaran (speroid) dengan kombinasi bentuk permukaan daratan dan samudera serta keterkaitan relasi gravitasi, peredaran (rotasi, revolusi) dengan segala akhir pengaruhnya pada banyak sekali tanda-tanda di permukaan bumi. Bumi yakni satu-satunya planet di tata surya yang berpenghuni insan, atau satu-satunya planet di tata surya kita ini yang bisa dihuni oleh insan hanyalah bumi; mengapa?. Demikian pula dalam memahami desain-rancangan lainnya.
Sebelumnya tentang Konsep Khas Geografi ini dapat menambah wawasan anda
Henry J. Warman (dalam Sumaatmaja, 1981), mengemukakan 15 desain geografi selaku berikut :
(1) Regional consept;
(2) Life-layer consept;
(3) Man ecological dominant concept;
(4) Globalism concept;
(5) Spatial interaction concept;
(6) Areal relationships concept;
(7) Areal likenesses concept;
(8) Areal differences concept;
(9) Areal uniquenesses concept;
(10) Areal distribution concept
(11) Relative location concept;
(12) Comparative advantage concept;
(13) Perspectual transformation concept;
(14) Culturally defined resources concept;
(15) Round earth on flat paper concept.
Sesungguhpun banyak dari istilah desain geografi yang tidak mampu dikatakan khas geografi. Sedikitnya ada enam pemahaman yang betul-betul dikembangkan melalui studi geografi ialah : globalisme, diversitas-variabilitas, lokasi keruangan, kebersangkutan, pergantian dan wilayah budaya. (Frederic R. Steinhanser, 1963).