Rainer Weiss – Penemu Detektor Gelombang Gravitasi Interferometrik

Rainer Weiss yaitu seorang Fisikawan dan profesor di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), warga negara Amerika Serikat yang populer sebab mendapatkan teknik interferometri laser yang merupakan operasi dasar LIGO.

Ia mendapat Penghargaan Nobel Fisika tahun 2017 bareng Kip Thorne dan Barry Barish untuk hasil penemuan mereka mengenai detektor LIGO dan observasi gelombang gravitasi.

Awal kehidupan dan pendidikan

Rainer Weiss lahir pada tanggal 29 September 1932 di Berlin, Jerman, putra Gertrude Loesner dan Frederick A. Weiss. Ibunya, seorang Katolik, yaitu seorang aktris. Ayahnya, seorang dokter, jago saraf, dan psikoanalis. Keluarga ini melarikan diri ke Praha balasan Nazi, namun pendudukan Jerman di Cekoslovakia sesudah Perjanjian Munich 1938 menciptakan mereka melarikan diri; keluarga filantropi Stix di St. Louis memungkinkan mereka menerima visa untuk memasuki Amerika Serikat.

Weiss menghabiskan masa mudanya di New York City, di sana ia mencar ilmu di Columbia Grammar School. Dia berguru di MIT dan sehabis putus sekolah di tahun pertama beliau kembali untuk mendapatkan gelar SB pada tahun 1955 dan PhD pada tahun 1962 dari Jerrold Zacharias. Dia mengajar di Tufts University pada tahun 1960-62, kemudian beliau menjadi sarjana postdoctoral di Princeton University dari tahun 1962 sampai 1964, lalu bergabung dengan fakultas di MIT pada tahun 1964.

Prestasi

Weiss membawa dua bidang observasi fisika dasar dari kelahiran sampai kematangan: karakterisasi radiasi latar belakang kosmik, dan pengamatan gelombang gravitasi interferometrik.

Dia menciptakan pengukuran, perintis spektrum radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, dan kemudian menjadi co-founder dan penasihat sains satelit NASA COBE (microwave background). Weiss juga memperoleh detektor gelombang gravitasi interferometrik, dan turut mendirikan proyek NSF LIGO (deteksi gelombang gravitasi). Kedua upaya ini memberatkan tantangan dalam ilmu instrumen dengan fisika yang penting bagi pemahaman Alam Semesta.

  Grafik berikut menunjukkan hubungan F (gaya) terhadap x (pertambahan panjang) suatu pegas.

Pada bulan Februari 2016, dia ialah satu dari empat ilmuwan yang hadir pada konferensi pers untuk pengumuman bahwa pengamatan gelombang gravitasi langsung pertama telah dilaksanakan pada bulan September 2015. Dia dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisika 2017.

Penghargaan

  • Pada tahun 2006, bersama John C. Mather, beliau dan tim COBE menerima Gruber Prize in Cosmology.
  • Pada tahun 2007, dengan Ronald Drever, beliau dianugerahi Hadiah Einstein untuk pekerjaan ini.

Untuk pencapaian deteksi gelombang gravitasi, pada 2016 dan 2017 beliau menerima:

  • Hadiah Terobosan Khusus untuk Fisika Dasar,
  • Gruber Prize in Cosmology ,
  • Shaw Prize,
  • Kavli Prize dalam Astrofisika
  • Hadiah Harvey bersama Kip Thorne dan Ronald Drever.
  • Penghargaan Ingenuity majalah Smithsonian dalam kategori Ilmu Fisika, dengan Kip Thorne dan Barry Barish.
  • Penghargaan Willis E. Lamb untuk Ilmu Laser dan Optik Kuantum, 2017.
  • Princess of Asturias Award (2017) (bersama dengan Kip Thorne dan Barry Barish).
  • Hadiah Nobel dalam Fisika (2017) (bahu-membahu dengan Kip Thorne dan Barry Barish)
Sumber: en.wikipedia.org