Puisi Sedih Untuk Bencana Alam Tsunami | Air Mataku Sudah Kering

Air Mataku Sudah Kering”width=400>

PUISI AIR-MATA KU SUDAH KERING.Oleh: Hari Untoro Dradjat.

Air mataku sudah kering.
Mengalir di sungai Opak.
Terbawa pusaran arus air.
Terjun bareng alur gerojokkan.
Jatuh memukul bebatuan pecah berbuih.

Butir air mataku sudah kering.
Mengalir menuju samudera bebas.
Bergulung-gulung ombak bergelombang.
Menerobos segala rintangan.
Mengaliri sudut-sudut relung kehidupan.

Air mataku sudah kering.
Mengalir bareng bencana.
Air pasang menerjang teluk.
Gelombang menghempaskan kota.
Tsunami memporak porandakan kehidupan.

Butir air mataku sudah kering.
Ketika ku usap dgn sapu tangan.
Tiada lagi rasa sakitvkepedihan.
Hijab epilog pandanganku sudah lenyap.
Batinku sudah kompromi berdamai.

Air mataku sudah mengering.
Mengalir bersama pembebasan jiwa.
Segala bentuk keterikan telah punah.
Aku lepaskan kemelekatan kotoran batin.
Lepas bebas mengalir bersama alur Kuasa Tuhan.

10. Oktober 2018.

Demikianlah puisi duka untuk petaka tsunami baca pula puisi gempa bumi di indonesia atau puisi petaka banjir yg sudah diterbitkan wargamasyarakat.org sebelumnya

Semoga puisi murung untuk musibah tsunami mampu menghibur & memberi gagasan untuk menulis puisi terbaik perihal tsunami atau kumpulan puisi berjudul tsunami.

  Konstitusi Dalam Bahasa Belanda Berasal Dari Kata Constituer Yang Artinya