Puisi rindu kekasih atau puisi kerinduan kekasih, bagaimana dongeng rindu & kata kata puisi rindu akan kekasih dlm bait tema puisi kerinduan untuk kekasih.
Untuk lebih jelasnya ihwal puisi rindu & puisi kerinduan buat kekasih yg jauh disana disimak saja puisi rindu dibawah ini, dlm bentuk puisi naratif.
PUISI RINDUKarya : Rainy Senja
Sesaat setelah hening tumbuh didalam kepalaku, bermetamorfosis menjadi sesak dipenuhimu. Berharap waktu berbaik hati menghantarkan sua dlm telaga jiwa.
Begitu rintik masih ada satu, atau dua, ataupun tiga, seolah khawatir membincangkan kau & rindu.
Sedingin pagi berteman embun yg jatuh di daun kesuburanmu, mirip daun terembus angin yg diutus untuk senantiasa mengingatmu.
Sepi rindu-rindu membait pada dinding yg khatam akan kata-kata pergimu, mengait menanti yg sementara pada jiwa putih laksa sang malaikat.
Merengkuh cinta utuh seluruh & pelukpun bersauh.
Katamu, rindu yaitu angkara yg membara diantara kita, sepatutnya hujan yg menanti pelangi, ataupun doa-doa di altar pagi yg bergumam lirih, khawatir tak bertepi, bergetar sejauh jarak bersekat duri.
Lalu mencintaimu haruskah selalu mirip ini? Sekarat pada serpihan tersulitku, menggenggam utuh penantian. Merelakan berdamai dgn realita. Yang pada risikonya membuih pada karang tuntunan luruh piluku. Sakit hingga semua lama & perlahan hilang.
sebaik-baik ingatanku mengenang, kita telah saling mengajari mencinta sarat walau berjarak. Telah kita biarkan trend-ekspresi dominan pergi kemudian berganti dgn cuaca yg menua, apa kau lupa memgenai malam-malam yg pernah kita baca?
Bait-baitku sudah menua sayang, seperti pohon kering genapkan akhir hayat cintaku. Hingga sang cakrawala menangis pilu, melihat langit kita bergemuruh tiada satu. Tolong khatamkan saja caramu mengajariku berkabung rindu! Sebab cuma derit-derit sajak bisu tanpa sua & temu yg menghampiriku.
Maka di segi dinding sajakku kini, kutitip salam perihal kesunyianku, sepi, hampa pada sepotong senja sesudah lepas sang mentari tertawa. Menderaian nafasku yg seolah mengundang sebagian namamu, & sebagiannya hilang pada gerimis saat itu.
Biarkan saja belahan dr jarak yakni kita. Yang memang telah mirip sepasang kaki yg tak pernah melangkah sama, seolah remuk redamkan amarah rinduku meninggalkan debar yg setia menggema dlm dada, meski kadang tiba seperti rintik hujan pada kedua kelopak mataku.
Berlayar pada kepergianmu, menyanyikan tembang tawamu yg seakan ada tetapi perlahan hilang jua. Tak pernah padam kau bertemankan ombak dilautan, separuh hidup kamu habiskan tuk melintas kisah pulaumu. Menulis tentang pilu di persendian hujan.
Tak kunjung pula kutemukan kedamaian.
Pada air mata yg jatuh kali ini, perlahan pagi telah menjelang di langit subuh Selayar.
Malam pun berpulang, menyisahkan pedih bagaimana gue menunggu, mencari peluk yg hilang, mencari tawa yg reda, mencari apa yg tak kudapati pada bahagiaku. Sebab teduh jiwamu tanpa ampun mengantar yg berjarak pada dua belah lautanmu, gampang-mudahan saja selasar sajakku ini mampu menoktahkan bias-bias sinar pada keningmu, menerawang setiap lantunanmu.
Rasanya tanganku telah kaku, bibirku tak lagi mampu berucap, disisi peraduanku menutup lembut diatas sang rasa ketika risauku mengalir membasuh jiwa yg hendak berakhir.
Dan pada pagi yg baru tiba, gue menyampaikan mencintaimu pada fajar tanpa jeda, walau bagaimanapun demam isu mengatakan ihwal kita & tengah berganti wajah.
Selayar, 15 Agustus 2016
Demikianlah wacana Puisi rindu kekasih baca pula puisi rindu kekasih ldr atau puisi rindu kekasih singkat telah diterbitkan wargamasyarakat.org sebelumnya
Semoga Puisi rindu kekasih mampu menghibur & memberi inspirasi untuk menulis puisi cinta rindu kekasih yg jauh atau puisi cinta romantis rindu kekasih.