Puisi Pecundang [Sang Penentang Nasib]

Berikut ini adalah puisi tema pecundang dgn judul puisi sang penantang nasib. bagaimana kata kata pecundang dlm bait puisi bertema pecundang yg dipublikasikan wargamasyarakat berkas puisi.

Untuk lebih jelasnya cerita puisi tentang pecundang, disimak saja di bawah ini puisi berjudul sang penantang nasib.

PECUNDANG [Sang Penentang Nasib]Oleh: ‎Neng Fitriyani‎

Aku PECUNDANG.
Tak memiliki kegunaan.
Menentang nasib tanpa usaha.
Hanya mampu menangis & berdo’a.
Berdiri sendiri, menyesali & patah hati.
Memeluk bayangan.
Mengadu duka pada angin.
Merasa sepi dlm keramaian.
Terasingkan!

Menjadi penguasa jiwa.
Berkomunikasi dengan-cara halusinasi.
Sosialisasi berlaku cuma otak & hati opsi lain sekedar
menulis dgn pena pada diary.
Orang tua tak pernah memahami.
Yang yang lain berkomentar tanpa mengetahui isi hati.

Aku butuh sobat.
Kawan untuk mengadu gelisah.
Sahabat penerima galau.
Pasangan yg bersedia memuat segala luapan.
Luapan emosi tak tertahan yg tumpah ruah.
Penuh sekali pikiranku.
Tertekan dr segala penjuru.

Aku sama, Sang Pemimpi
Bukan sebagai seorang PECUNDANG sebetulnya.
Namun, seakan dihapuskan memori oleh semua pemberi simpati.
Pelan sekali membunuh dgn mengatas namakan artinya perhatian & peduli.
Benar-benar menyuruhku berhenti.
Menggaris bawahi mimpi hanya sebagai objek tak berarti,
menguburnya sungguh dalam, menetapkan impian,
menyudahi pikir panjangku yg dianggap penambah
beban. Tapi dikala akan melangkah & pergi, kaki ku dikunci
dengan banyak sekali baja besi.

Tak tersirat itikad baiknya.
Mungkin menghilang seketika sebab kecewa.
Diam, bungkam sadarku Sang Pecundang yang
Menentang Nasib.

  Kaizen: Definisi Genba, Genbutsu, Genjitsu Dalam Penerapan Lean Manufacturing