Berikut ini adalah puisi kritik politik dgn judul puisi republik jenaka. bagaimana kata kata puisi politik & dongeng puisi sosial politik dlm bait puisi perihal republik jenaka yg diterbitkan wargamasyarakat berkas puisi.
Untuk lebih jelasn dongeng puisi wacana kritikan politik disimak saja berikut ini puisi berjudul republik jenaka.
REPUBLIK JENAKAOleh: Mhetallo Adonara
Dari barikade timur keras kepala
Aku terbangkan surat dekil nan berbusuk
Agar matamu menyaksikan luka-luka bercancing
Dan telingamu mendengar bunyi separatis kami
Lihat & dengarlah!
Kami yg dibunuh atas nama humanistik
Menjadi miskin atas emas kami
Hingga tulang belulang kami diuraikan menjadi nilai rupiah
Hai tikus gagah berdasi!
Engkau bodohi kami dgn selembaran poster jalang
Janjimu yaitu AIDS yg kau teriakan atas nama PANCASILA
Hingga dgn tenang kamu tutupi antero timur dgn bencana
Hai pria berkumis & perempuan bergincu merah
Kalian mengajarkan kami berjuang keras
Rela bercucur keringat sarat darah
Untuk tuan asing sobat karibmu
Kini aroma perubahan abad tercium saksama menyambut mentari gres
Namun aroma misteri terus menghantui tidur malam kami
Akan darah sauadara yg belum mampir di paripurna
Hanya alasannya dalil keamanan bareng
Simaklah dgn baik! Hai pelawak birokrasi
Sudah lama kami dilema dgn kata peduli
Dimana media menyiarkan rasa simpati
Sambil tersenyum sinis di rahasia
Kami hanyalah timur & tetap timur
Yang lahir dr negeri entah berantah
Dikucilkan dr dari arsip negara
Bermandi wabah malaria yg tak mampu kami sembuhkan, alasannya adalah kejamnya rupiah
Penyuara kami ditenggelamkan absolut
Jauh dr kehangatan kasur rumah
Terantai di negeri asing berpagar jeruji besi
Hingga tak ada suara jenggukan famili
Ingatlah dgn baik-baik jajaran munafik!
Suara kami bukanlah tanda akhir zaman
Melainkan tangis seorang ibu
Yang menanti anaknya pulang
Inilah kami hai penjilat nilai rupiah!
Jangan sengan menembakkan peluru
Jika kami mengusik martabatmu
Bila perlu pajang jasad kami sebagai pengacau keselamatan
Tengoklah baik-baik pemuka bertopeng dajjal!
Kami bukan badung yg mau meruntuhkan singgasanamu
Tapi kami menuntut jasad teman kami
Yang dikuburkan tanpa doa & ibadah kami
Ingatlah! Kami tak amnesia bung!
Memori kami tak akan retak berubah waktu
Selama HAM terus menjerit
Disitulah panah kami terus mengejar-ngejar kebenaran
JAYAPURA, 21-12-19