Puisi Kesedihan Mendalam | Berbincang Pada Sebuah Makam

Berbincang Pada Sebuah Makam”width=1200>

Apakah sama halnya dgn puisi kesedihan yg sungguh mendalam atau tentang puisi air mata kesedihan.

Untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini puisi berjudul berbincang pada makam.

PUISI BERBINCANG PADA SEBUAH MAKAMOleh: Eko Prakoso

Hujan baru saja usai di kaki langit petang
angin berdesir acuh taacuh di wajahsenja,
tembang s’mara melantun sendu
diujung rasaku padamu,dinda

selamat sore….dinda
ini gue tiba lagi,sayang
di atas pembaringan cinta kekal
tuk berbicang & melepas rasa rinduku
yang tak kan pernah berujung
pada indah hatimu,sayang

hari hariku mengalir begitu sunyi
tanpa hadirmu di segi sisa hidupku,
rindu hadir bagai sayat sayat sembilu
pedih menyayat dlm hatiku dikala ini,sayang

tak ada lagi sobat kala gue menyebarkan bahagia
tak tak ada lagi yg temaniku
kala sedih tiba merambat duka dlm jiwaku
tak ada lagi teman tuk berbagi suka maupun duka,
hanya kesepianlah yg menemani hari hariku,

selama kamu pergi…. sayang
kaulah yg menguasai pikiranku selama ini,
kaulah yg menguasai perasaanku selama ini,
pagiku bagai gelap malam di batas langit jiwaku
dan…
malamku bagai kelam hitam yg tiada berkesudahan

kini cuma ada tampangcantikmu yg menari nari
bersama desiran angin rindu
di hamparan rerumputan ilalang cinta.
sekarang hanya ada senyum manismu
yang terlukis diparas langit senja.
dan kini kau tertidur panjang
dalam buaian mimpi mimpi indahmu,sayang

takdir waktu tak dapat memisahkan
jiwa kita berdua… sayang
kerna hatimu ada disini…
senantiasa ada di dlm hatiku selamanya & infinit.

“ kerna gue yakni kereta terakhir
untuk lembut kalbu sukmamu
dan kamu yakni takdir cinta terakhir dlm hidupku,
inilah sumpah jiwaku pada sukma jiwamu…sayang “

  Soal STS Bahasa Indonesia Kelas 4 Semester 1

Demikianlah wacana Puisi Kesedihan Mendalam dgn judul puisi berbicara pada suatu makam, baca pula puisi sedih ditinggal kekasih meninggal atau puisi puisi cinta sedih yg telah dipublikasikan wargamasyarakat.org sebelumnya, Semoga Puisi Kesedihan Mendalam