Puisi Kematian | Ejaan Kematian

Ejaan Kematian “width=400>

Puisi Ejaan KematianOleh: Linda Aqaisa

Jika pun napasku mengeja sebait kata kematian, kalam Ilahi dekat kupeluk. Pasrah hati ikhlaskan diri menuai asa dlm senyuman.

Titian masa sudah terengkuh, suka murung mewarnai menjadi bayang setia menyusuri makna kehidupan yg belum usai.

Di pintu kepasrahan gue terkapar, menatap luka makin menganga. Derai hujan yg ku rindu tak jua hadir sekedar mengalirkan telaga air mataku.

Kerontang, berguguran mimpi yg bertengger pada sehelai daun, disapu angin dgn mesranya. Cita & cinta awut-awutan di pelataran yg semakin retak membelah bumi.

Pintalan doa yg terajut di punggung malam menghiasi langit ke tujuh, menabuhkan genderang sendu tangisan lirih menyayat hati. Menaburkan kamboja merah pada setiap potongan lirik lagu kehidupanku.

Aku, akan mengeja bait-bait syair kematian itu, akan ku gubah dlm lantunan ayat penyejuk jiwa. Jika pun jasad berkalang tanah dawaian syahdunya mengabadi.

Aku akan hidup seribu tahun lagi, mengikuti jejak kawanku, mahaguru Chairil Anwar.

Linda Aqaisa
Tangerang, 07102018

Demikianlah puisi kematian berjudul puisi ejaan kematian baca pula puisi kegelapan kematian atau puisi tentang kematian yg telah dipublikasikan wargamasyarakat.org sebelumnya.

Semoga puisi ejaan kematian dapat menghibur & memberi inspirasi untuk menulis kumpulan puisi Islami ihwal renungan kematian.

  Puisi Kecewa [tembang yang hilang]