Puisi menunggu atau puisi menanti dgn judul puisi Engkau Menunggu Untuk Hari Yang Tak Akan Pernah Datang Padamu, untuk lebih jelasnya ihwal dongeng & kata kata puisi dlm puisi ini, disimak saja puisinya dibawah ini.
ENGKAU MENUNGGU UNTUK HARI YANG TAK AKAN PERNAH DATANG PADAMU
Oleh: Jepp Damardjati
Aku terlahir pada getir sebagai penjaga sepi.
Tetaplah tinggal di lembah ini.
Tetaplah di sini,
Di penjara sunyi ini.
Bernyanyilah meski dlm simfoni aubade paling pilu.
Di lembah yg disembunyikan oleh nyanyian sumbang getaran waktu.
Wahai jiwa yg setengah hidup setengah mati.
Tetaplah berpijak di tanah ini.
Mulutmu sarat dgn umpatan kebencian.
Wajahmu jenuh dgn lukisan ancaman.
Menggores warna pekat pada tajam belati matamu.
Meskipun tetap buta mata batinmu.
Kau rapal mantra-mantra sunyi pengusir balada pagi.
Bait-bait gundah di pucuk-pucuk gelisah.
Kau tetap menanti dlm pilu.
Tak pasti menanti dlm gamang.
Untuk sebentang hari yg tak akan pernah datang.
Untuk serentang waktu saat kau berdiri & rasakan kehangatan.
Namun cahaya mentari tak akan pernah menerpa wajahmu.
Tak akan pernah datang padamu.
Kamu bangun untuk melewati garis itu.
Meninggalkan lembah terlaknat ini.
Jangan.
Tetaplah di sini.
Sembunyilah pada bingung jiwamu.
Merayaplah pada gelisah jasadmu.
Kau akan punya waktu.
Tetaplah di sini.
Aku akan menjagamu dlm bayang.
Aku akan buat mereka bayar hutang.
Atas hidup terlaknatmu sekarang.
Linglung dlm delusi-ilusi mimpi.
Bingung dlm ironi jati diri.
Sebentang hari akan datang padaku.
Usaikan kisahmu paling pilu ini.
Hari-hari terkutuk ini.
Aku akan percikkan merah darah perʌwan pada abu-bubuk kerikil nisanmu.
Aku menanti sebentang hari yg tak akan pernah datang padamu.
Kau rindukan haru biru cinta untuk mengusir hari-hari gelap ini.
Tidak, tidak…!!!
Cinta tak akan kamu hirup di sini.
Cinta tak akan kau rasakan di sini.
Di lembah paling sunyi ini.
Namun tetaplah tersadar dlm simfoni aubade paling pilu.
Teruslah bertahan & menanti.
Untuk sebentang hari yg tak akan pernah datang padamu.
Jakarta, 03 Februari 2018.