Puisi detik perpisahan – Oleh Budi R Budiman

Puisi detik perpisahan yaitu puisi prosa yg mendeskripsikan kata kiasan tentang perpisahan antara bulan juni & bulan juli, namun sesungguh makna puisi yg sebenarnya bukanlah prihal bulan.

Nah bagaimana cerita dlm puisi prosa perihal perpisahan ini, selengkapnya disimak saja gar mengerti kata kata puitis yg yang digunakan untuk menerangkan maksud hati sang penulis puisi.

DETIK PERPISAHAN

Nanti ….
Adalah senja terakhir bulan Juni. Ia ingin sepenuhnya hadir mengiring kepergian bulan Juni yg sungguh letih. Memikul beban berat yg terus tiba silih berubah.

Senja berharap bisa memberi kecupan paling mesra pada bulan Juni selaku kenangan yg terbaik. Berharap kelak ada sepotong rindu yg ingin ia lihat di wajah langit bulan Juni tahun depan, menepati kesepakatan sebuah konferensi yg mungkin akan kembali diberikan takdir.

Senja sudah banyak mengalah pada hujan, cuma melihat tanpa bisa berbuat apa-apa melihat derasnya airmata pilu bulan Juni. Ikut bersedih melihat derita yg tumbuh subur di bulan Juni. Melihat cuilan pecahan hati yg ringkih melalui banyak sekali perpisahan.

Hanya satu doa yg ia titipkan pada beningnya rintik hujan kemarin, yg kerap menjadi keinginannya sore nanti, senja bisa menjadi saksi perpisahan. Menikmati luka yg digoreskannya, berupaya tegar meneruskan langkahnya sendiri mencari kebahagiaan hakiki.

Semoga nanti cita-cita tak menjauhinya. Tuhan memberinya potensi untuk menuliskan kenangan terindah yg mampu menghiasi langit sebelum mimpi gres memberi senyum hangat di bulan Juli.

“Aku akan slalu setia menunggumu…”

rbm-Garut, 30/06/2021

  Menyembelih Binatang Dengan Cara Menghadapkan Ke Kiblat Merupakan​