Seandainya – Oleh Santi Asesanti”width=400>
PUISI SEANDAINYAKarya : Santi Asesanti
Resahku membuncah ditawan derai hujan.
Jeruji rindu begitu berpengaruh menahan langkahku.
Hanya bulir air mata mengkristal di sudut kelam.
Pijarkan gulana cinta.
Bila saja, tatkala itu kamu hadir lebih dulu meminang rinduku.
Tiada murung tersemat kekal menjadi pualam di dinding hatiku.
Hadirkan sunyi tatkala inginku kembali mendamba bunga cinta darimu.
Maafkan gue yg tiada kuasa menolak ikrarnya.
Tumbuhkan bunga bangkai di taman cinta kita.
Aku kini setangkai luka di batang waktu.
Mengais cinta di tumpukan ingatan.
Bersamanya adalah realita.
Sebab kaulah yg merajai sukma.
Kekasih yg paling kudamba dlm singgasana cinta.
Mimpi yg tak pernah usai berkembang menjadi dongeng dlm diari cintaku.
Untuk kebahagian yg terlewat.
Doaku bersenyawa dgn luka.
Memohon pinta-Nya hadirkan penggantiku di hidupmu.
Pinanglah segera pada perempuan yg nrimo mencintaimu.
Diamku bertarung dgn cinta yg tak usai.
Maaf, gue cinta kau & ia.
Desember 2017
Demikianlah tentang Puisi Cinta Segitiga dgn judul puisi seandainya, baca pula puisi dilema dua cinta atau puisi cinta dlm diam yg sudah diterbitkan wargamasyarakat.org sebelumnya
Semoga Puisi Cinta Segitiga