PUISI BIDADARI KESUNYIAN
Oleh: Ifadli Marid
Kita pernah berguru warna maut . Dari bidadari menyembahyangi senyap . Ceruk diwajahmu yakni sandi waktu . Untuk gue mengerti misteri yg kau kemasi pada ribuan catatan . Saat kamu membedah literasi ketiadaan . Mengembalikan pengertiannya pada kehilangan .
Kita terlalu sering mengulas nyanyian batin . Dari sebait dendang bidadari kesunyian . Secara membisu-membisu kau merelay keniscayaan . Bahwa luka terbiarkan bareng hari-hari yg genting menyiasati isakan. Kita terjebak pada nestapa berkepanjangan . Perihal ketiadaan yg yang tak kita beri peluang singgah didalam ruang ingatan .
Berapa usang lagi kau akan mematut-matut kenyerian..?
Begitu lahab menggerayangi kesendirian . Disaat kamu tak memiliki asa untuk membalut luka yg mulai renta . Aku cuma memulai bidadari kesunyian menghantar bagian lagu-lagu ziarah . Pada senandung yg lahir dr rahim kesunyianmu .