Kali ini akan dibahas dengan-cara lengkap mengenai Waliyul Qutub Shohibur Ratib Quthbil Irsyad wa Goutsil Ibad wal Bilad Al-Imam Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad mulai dr profil & biografinya, kalam anjuran & wasiatnya, karomahnya hingga perjalanan hidupnya dengan-cara detail supaya kita bisa mengambil faedah dr kisah hidup ia & menjadikannya acuan dlm kehidupan sehari hari.
Baca Juga : Hadist Tentang Ikhlas
Meskipun kedua mata ia tak dapat menyaksikan sejak usia dini, beliau tetap tak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama & mengisi masa kecilnya dgn berbagai macam ibadah & bertaqarrub pada Allah SWT, sehingga mulai dr sejak usia dini, hidupnya sangat berkah & berguna.
Daftar Isi
Nasab & Silsilah Habib Abdullah Alhaddad
Orang Tua Habib Abdullah Al-Haddad
Guru guru Imam Haddad
– al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-‘Atthas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf (wafat:1072H).
– al-Habib Muhammad bin ‘Alawi bin Abu Bakar bin Ahmad bin Abu Bakar bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf (1002 – 1071H)
– Syaikh Abu Bakar bin bin Imam ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Abu Bakar bin Syaikh ‘Abdurrahman al-Saqqaf
– al-Habib ‘Aqil bin ‘Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf
– al-Habib ‘Abdurrahman bin Syaikh Maula ‘Aidid Ba’alawi (wafat: 1068H)
– Sayyid Syaikhan bin Imam al-Hussein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim
– al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar bin Salim
– al-Habib Jamaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Syaikh al-Arifbillah Ahmad bin Syaikh al-Hussein bin Syaikh al-Quthb al-Rabbani Abu Bakar bin Abdullah al-‘Aydrus (1035-1112H)
– Sayyid al-Faqih al-Shufi Abdullah bin Ahmad Ba`alawi al-Asqa’
– Sayyid Syaikh al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Qusyasyi (wafat 1071H)
– al-Habib ‘Aqil bin ‘Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf,
– al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-‘Atthas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf (wafat:1072H),
– al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar bin Salim,
– al-‘Arifbillah Syaikh Muhammad bin ‘Alawi as-Saqqaf al-Makki
Murid Murid Habib Abdullah Al Haddad
– al-Habib Hasan bin ‘Abdullah al-Haddad (anak beliau);
– al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi;
– al-Habib ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah Balfaqih;
– al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith;
– al-Habib ‘Umar bin Zein bin Smith;
– al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-Bar;
– al-Habib ‘Ali bin ‘Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf;
– al-Habib Muhammad bin ‘Umar bin Thoha ash-Shafi al-Saqqaf;
– Syaikh Ahmad bin Abdul Karim al-Hasawi asy-Syajjar
– Al-Faqih BaJubair
Pada umur 4 tahun beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkannya buta. Cacat yg beliau derita sudah menjinjing nasihat, dia tak bermain sebagaimana anak kecil sebayanya, beliau habiskan waktunya dgn menghapal Al-Alquran, mujahaddah al-nafs (beribadah dgn bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu) & mencari ilmu. Sungguh sungguh mengherankan seperti anak kecil ini tahu bahwa ia tak dilahirkan untuk yg lain, tetapi untuk mengabdi pada Allah SWT.
Kalam Habib Abdullah al-Haddad
Beliau sungguh gemar menuntut ilmu. Kegemarannya ini membuatnya sering melaksanakan perjalanan untuk menemui kaum ulama. Beliau ra berkata, “Apa kalian kira gue mencapai ini dgn santai? Tidak tahukah kalian bahwa gue berkeliling ke seluruh kota-kota (di Hadramaut) untuk menjumpai kaum sholihin, menuntut ilmu & mengambil berkah dr mereka?”
Beliau pula sangat ulet dlm mengajarkan ilmu & mendidik murid-muridnya. Banyak penuntut ilmu tiba untuk mencar ilmu kepadanya. Suatu hari dia berkata, “Dahulu gue menuntut ilmu dr semua orang, kini semua orang menuntut ilmu dariku.”
“Andaikan penghuni zaman ini mau belajar dariku, tentu akan kutulis banyak buku mengenai makna ayat-ayat Quran. Namun, di hatiku ada beberapa ilmu yg tak kutemukan orang yg mau menimbanya.”
Habib Abdullah memperhatikan bahwa kemajuan zaman justru membuat orang-orang saleh menyembunyikan diri; membuat mereka lebih senang merepotkan diri dgn Allah. “Zaman dahulu keadaannya baik. “Dagangan” kaum sholihin dibutuhkan masyarakat, oleh lantaran itu mereka menampakkan diri. Zaman ini sudah rusak, masyarakat tak membutuhkan “barang jualan” mereka, lantaran itu mereka pun enggan menampakkan diri,” papar ia.
Beliau sangat menyayangi kaum fakir miskin. “Andaikan gue kuasa & bisa, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum fakir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh orang-orang mukmin yg lemah.”
Beliau pula berkata, “Dengan sesuap (makanan) tertolaklah banyak sekali peristiwa.”
Beliau gemar berdakwah, baik dgn lisan maupun tulisan, kemudian mencontohkannya dlm amal perbuatan. Kegemarannya berdakwah menyebabkan ia banyak bergaul & melaksanakan perjalanan. “Sesungguhnya gue tak mau bercakap-cakap dgn penduduk , gue pula tak menyukai obrolan mereka, & tak peduli pada siapa saja dr mereka. Sudah menjadi watak & watakku bahwa gue tak menyukai kemegahan & kemasyhuran. Aku lebih senang berkelana di gurun Sahara. Itulah keinginanku; itulah yg kudambakan. Namun, gue menahan diri tak melaksanakan keinginanku supaya penduduk mampu mengambil manfaat dariku.”
Keaktifannya dlm mendidik & berdakwah membuatnya digelari Quthbud Da’wah wal Irsyâd. Beliau berkata, “Ajaklah orang awam pada syariat dgn bahasa syariat; ajaklah andal syariat pada tarekat (thorîqoh) dgn bahasa tarekat; ajaklah mahir tarekat pada hakikat (haqîqoh) dgn bahasa hakikat; ajaklah ahli hakikat pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq, & ajaklah ahlul haq pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq.”
Dalam kehidupannya, ia pula sering mendapat gangguan dr penduduk lingkungannya. “Kebanyakan orang jikalau tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka sabar & sabar; sadar bahwa itu ialah qodho & qodar Allah. Tetapi kalau diusik orang, mereka sangat marah. Mereka lupa, bahwa gangguan-ganguan itu sesungguhnya pula merupakan qodho & qodar Allah, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah hendak menguji & menyucikan jiwa mereka. Nabi saw bersabda, “Besarnya pahala tergantung pada beratnya cobaan. Jika Allah menyayangi suatu kaum, Ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoan-Nya; barang siapa tak ridho, Allah akan murka kepadanya.”
Habib Abdullah mengenali bahwa ada beberapa orang yg memakan hidangannya, tetapi pula memakinya. “Perbuatan mereka tak menghipnotis sikapku. Aku tak murka pada mereka, bahkan mereka kudoakan.”
Habib Abdullah tak pernah menyakiti hati orang lain, apabila ia terpaksa harus bersikap tegas, dia kemudian secepatnya menghibur & menawarkan hadiah pada orang yg ditegurnya. “Aku tak pernah melupakan pagi & sore dlm keadaan benci atau iri pada seseorang,” kata Habib Abdullah.
Beliau lebih suka berpegang pada hadis Nabi saw: “Orang beriman yg bergaul dgn penduduk & sabar menanggung gangguannya, lebih baik daripada orang yg tak bergaul dgn masyarakat & tak pula sabar menghadapi gangguannya.”
Beliau menulis dlm syairnya:
Bila Allah mengujimu, bersabarlah
karena itu hak-Nya atas dirimu.
Dan bila Ia memberimu nikmat, bersyukurlah.
Siapa pun mengenal dunia, tentu akan percaya
bahwa dunia tak syak lagi
yaitu daerah kesengsaraan & kesulitan.
Habib Abdullah tak menggemari kemasyhuran atau kemegahan, dia pula tak suka disanjung. “Banyak orang menciptakan syair-syair untuk memujiku. Sesungguhnya gue hendak menangkal mereka, tetapi gue cemas tak lapang dada dlm berbuat demikian. Jadi, kubiarkan mereka berbuat sekehendaknya. Dalam hal ini gue lebih senang meneladani Nabi saw, karena beliau pun tak melarang tatkala sahabatnya membacakan syair-syair kebanggaan kepadanya.”
Suatu hari dia berkata pada orang yg melantunkan qoshidah pujian untuk ia, “Aku tak keberatan dgn semua kebanggaan ini. Yang ada padaku telah kucurahkan ke dlm samudra Muhammad saw. Sebab, dia ialah sumber semua keistimewaan, & beliaulah yg berhak mendapatkan semua kebanggaan. Jadi, jikalau sepeninggal ia ada manusia yg layak disanjung, maka sesungguhnya pujian itu kembali kepadanya. Adapun setan, ia yakni sumber segala keburukan & kehinaan. Karena itu setiap kecaman & celaan terhadap keburukan akan terpulang kepadanya, sebab setanlah penyebab pertama terjadinya kejelekan & kehinaan.”
Beliau tak pernah bergantung pada makhluk & senantiasa mencukupkan diri hanya dgn Allah. “Dalam segala hal gue selalu mencukupkan diri dgn kemurahan & karunia Allah. Aku selalu mendapatkan nafkah dr khazanah kedermawanan-Nya.” Beliau pula berkata, “Aku tak menyaksikan ada yg sungguh-sungguh memberi, selain Allah. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tak meninggikan kedudukannya di sisiku, lantaran gue menilai orang itu hanyalah mediator saja.”
Nasehat & Wasiat Imam Abdullah Al haddad
“Dalam segala hal gue selalu mencukupkan diri dgn kemurahan & karunia Allah SWT. Aku selalu mendapatkan nafkah dr khazanah kedermawanannya.”
“Andaikan gue kuasa & mampu, pasti akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yg lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah peristiwa.”
“Sesungguhnya gue tak ingin bercakap-cakap dgn penduduk , gue pula tak menggemari pembicaraan mereka, & tak peduli pada siapapun dr mereka. Sudah menjadi tabiat & watakku bahwa gue tak menggemari kemegahan & kemasyhuran. Aku lebih senang berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yg kudambakan. Namun, gue menahan diri tak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil faedah dariku.”
“Kebanyakan orang, jikalau tertimpa petaka penyakit atau lainnya, mereka sabar & sabar; mereka sadar bahwa itu yaitu qodho & qodar Allah SWT. Tetapi jikalau diusik orang, mereka sangat murka. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu bekerjsama pula qodho & qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji & menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda :
( HR Thabrani & Ibnu Majah )
“Ajaklah orang awam pada syariat dgn bahasa syariat; ajaklah mahir syariat pada tarekat ( thariqah ) dgn bahasa tarekat; ajaklah mahir tarekat pada hakikat ( haqiqah ) dgn bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq, & ajaklah ahlul Haq pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq.”
“Dia mengampuniku” jawab Imam Ghazali.
“Amal apa yg mengakibatkan Allah swt mengampunimu?”
“Suatu hari, tatkala gue sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas.”
Ketahuilah! Amal yg bernilai tinggi adalah amal yg dianggap kecil & dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yg dipandang mulia & bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik lantaran pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yg berada sekitarnya.”
“di zaman ini kita mesti waspada, alasannya zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tak selayaknya seorang yg berilmu gundah membedakan yg baik & jelek. Sebab, kebaikan & kejelekan adalah dua hal yg sungguh terperinci, setiap orang mampu membedakannya.
Barangsiapa tak mengenali doktrin ini, maka ia ialah seorang yg kolot. Jika ia tak mengenali kaidah ini & menatap dirinya sebagai seorang yg berilmu, maka ia adalah seorang yg teramat terbelakang. ia mirip seorang kikir yg merasa dirinya selaku seorang senang memberi. Orang mirip ini ialah orang teramat kikir.”
“Persahabatan, pertemanan & pergaulan mempunyai dampak yg sungguh kokoh untuk menciptakan seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan & pergaulan dgn orang-orang shaleh & berbudi menjinjing faedah, sedangkan persahabatan & pertemanan dgn orang-orang fasik & durhaka menjinjing ancaman. Hanya saja manfaat persahabatab dgn orang shaleh atau ancaman pergaulan dgn pendurhaka tersebut sering kali tak terlihat dengan-cara langsung, akan tetapi dengan-cara bertahap & setelah berlangsung lama.
“Setan lebih bersemangat untuk menyesatkan orang yg berilmu ketimbang orang terbelakang, alasannya adalah kalau seorang berilmu yg kesasar akan menyesatkan orang lain. Sedangkan orang udik yg kehilangan arah tak akan menyesatkan orang lain”
“Barangsiapa di kala senang suka memujimu dgn kebaikan yg tak pernah kau kerjakan, maka ketika murka nanti ia pasti akan mencelamu dgn keburukan yg tak pernah kau lakukan”
“Seseorang yg meremehkan sesuatu perkara merupakan tanda bahwa ia akan meninggalkannya”
“Barangsiapa suka disanjung dgn kebaikan yg tak dimilikinya & tak suka dicela dgn keburukan yg dilakukannya, sehingga ia menyukai orang yg memujinya & tidak suka orang yg mencelanya, maka ia seorang yg teramat sungguh kurang pandai”
“Di dunia ini tak ada makhluk yg lebih terbelakang dr seseorang yg mengenali sesuatu yg baik tetapi ia tak mengrjakannya & mengenali yg jelek tetapi justru melakukannya”
“Salah satu dosa besar yg bersifat dhohir yaitu jikalau kau-sekalian menghendaki dr teman-temanmu dunia sedangkan mereka menginginkan darimu darul baka”
“Jika kamu-sekalian ingin menjadi manusia yg merdeka (tidak diperbudak oleh sesuatu), maka tinggalkanlah segala sesuatu yg jika tak kau tinggalkan dgn sukarela, kelak akan ananda tinggalkan dengan-cara paksa”
“Biarkan bawah umur menghabiskan semua keinginannya untuk bermain-main sekarang, selagi ia masih berada dlm usia untuk bermain-main. Jika hal ini tak dikerjakan, maka kelak (ketika dewasa) ia akan kembali bermain-main pada saat yg seharusnya ia tak patut bermain-main”
“Betapa sering sesuatu (amal) yg sedikit menjadi bernilai banyak lantaran niat yg baik & betapa sering sesuatu (amal) yg banyak menjadi sedikit (nilainya) lantaran niat yg jelek”
“Jika kau-sekalian berdoa, memohonlah semoga sesuatu itu terwujud di saat yg terbaik dgn selamat & lembut”
“Salah satu keburukan yg terdapat pada manusia zaman ini yaitu mereka lebih senang mencontek kehabisan atau keburukan sesorang dibandingkan dengan meneladani kebaikan & keindahan budinya”
“Tidak akan mencicipi nikmatnya membaca Al-Qur`an kecuali ia yg mempunyai mata hati yg jernih & bercahaya”
“Amal yg bernilai tinggi adalah amal yg dianggap kecil & dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yg dipandang mulia & bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun lantaran orang lain yg berada di sekitarnya”
“Salah satu bentuk tipu daya setan yg sungguh halus adalah ia berupaya menjauhkanmu dr sebuah kebaikan dgn menyibukkan dirimu untuk melaksanakan kebaikan lain di ketika kau-sekalian sedang melaksanakan sebuah kebaikan, sehingga kamu-sekalian tak dapat melakukan kebaikan yg pertama tadi dgn sempurna”
“Jika seorang hamba mencicipi dlm dirinya terdapat ajakan untuk melaksanakan ketaatan & seruan untuk tidak suka kemaksiatan, maka hatinya bercahaya”
“Orang yg berperangai buruk yaitu sesorang yg kendati ananda santuni, ananda senagnkan hatinya & berlemah lembut kepadanya, maka ia tetap tak akan pernah merasa puas (tidak akan pernah merasa senang), bahkan ia selalu marah kepadamu”
“Jangan sekali-kali kau-sekalian meminta suatu jabatan kepemimpinan. Sebab jika kau-sekalian peroleh jabatan itu atas permintaanmu, maka ia akan dibebankan kepadamu. Namun jikalau jabatan itu kamu-sekalian peroleh tanpa permohonan darimu, pasti Allah akan memberi bantuan-Nya kepadamu”
Aktifitas Dakwah Imam Haddad
Akhlaq & Budi Pekerti Habib Abdullh Haddad
Al-Imam menyatakan “Sesuap makanan yg dihadiahkan atau disedekahkan mampu menolak kesengsaraan”. Katanya lagi “Kiranya ditangan kita ada kemampuan, nescaya segala keperluan fakir miskin dipenuhi, sesungguhnya permulaan agama ini tak akan terdiri melainkan dgn kekurangan Muslimin”.
Karomah Imam Haddad
Adapun karamah yg diberikan pada al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad cukup banyak, sehingga kalau diungkapkan satu persatunya, maka akan memerlukan waktu yg panjang. Sehingga kami hanya mengungkapkan sebagian kecil saja, seperti yg dapat di baca di bawah ini:
Seorang sahabat akrab al-Habib Abdullah berkata: “Pada suatu kali gue terlilit hutang yg banyak & gue tak mampu melunasinya, lantaran gue tak mempunyai duit. Tatkala gue memberikan keluhanku pada al-Habib Abdullah al-Haddad, maka ia berkata: ‘Semoga esok pagi semua hutangmu mampu terlunasi.’ Ternyata keesokan paginya, ada seorang laki-laki memberiku sepuluh potong pakaian.Setelah saya
menerimanya, kemudian akupun menjualnya, maka gue mendapat laba yg lebih besar dr jumlah hutangku, semua itu yaitu berkah karamah al-Habib Abdullah al-Haddad.”
Salah satu kawan dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata:
“Salah seorang yg sungguh cinta pada al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: ‘Aku pernah dirampok sampai semua hartaku habis. Maka akupun mendatangi al-Habib Abdullah untuk meminta tolong & minta do’a. Tatkala gue akan pamitan, maka ia berkata kepadaku, gampang-mudahan kau-sekalian mendapat ganti yg lebih manis ketimbang hartamu yg dirampok. Tetapi bacalah setiap paginya ‘YA RAZZAK’ sebanyak tiga ratus delapan puluh kali & do’a sebagai berikut sebanyak empat kali:
“Allahumma Aghninii Bichalaalika ‘An Charaamika, Wa Bithaa’atika ‘An Ma’shiyatika Wa Bifadhlika ‘Amman Siwaak.”
Maka dgn izin Allah SWA, laki-laki itu kembali dlm keadaan yg lebih baik, lantaran hidupnya lebih baik & hutang-hutangnya sudah terlunasi. Ia termasuk seorang yg shaleh, bertakwa & wara’. Ia banyak melaksanakan amal-amal kebajikan, terutama saedekah. Ia sangat yakin pada al-Habib Abdullah & pada orang-orang shaleh. Ia wafat di Kota Syibam pada tahun empat puluh. Semoga Allah SWT merahmatinya & menempatkannya di nirwana-Nya yg sungguh luas.”
Selain itu, asy-Syeikh Abdullah Syarahil menceritakan kisah asy-Syeikh Umar Bahmid selaku berikut: “Ada seorang datang mengadu pada al-Habib Abdullah tentang sakit perut & darah yg banyak keluar dr duburnya, & tatkala itu gue ada di sisinya. Maka al-Habib Abdullah berkata kepadaku: “Wahai Bahmid, obatilah orang ini.” Maka gue memegang perutnya, kemudian gue meniupnya. Maka penyakit orang itu sembuh pada waktu itu juga. Kemudian penyakit orang itu berpindah kepadaku, sampai gue mengeluh pada al-Habib Abdullah. Kemudian beliau memberi kuliner kepadaku sambil mengusap perutku dgn tangannya yg mulia, maka dgn izin Allah SWT penyakitku segera sembuh pada waktu itu juga.”
Asy-Syeikh Abdullah Syarahil menuturkan, bahwa al-Habib Ahmad berkata kepadaku: “Aku diberitahu oleh al-Habib Ahmad, bahwa al-Habib Abdullah al-Haddad berkata kepadanya: “Aku menyaksikan ada seorang yg mengeluh sakit gigi & ia minta do’a kesembuhan darimu.”
Maka gue berkata kepadanya: “Mengapa orang itu meminta do’a kepadaku, padahal kau-sekalian masih ada di dekatnya?”
Lalu al-Habib Abdullah menyampaikan kepadaku: “Laksanakan saja perintahku.”
“Lalu akupun segera melaksanakan perintahnya, hingga penyakit orang itu sembuh, tetapi rasa sakitnya berpindah pada diriku. Tatkala gue menghadap pada al-Habib Abdullah, maka dia memberitahuku: “Pdnyakit orang itu sudah sembuh, tetapi rasa sakitnya pindah kepadamu.”
“Memang gue merasakan sakitnya orang itu, tetapi secepatnya hilang dgn berkahnya,” katanya.
Selain itu masih ada lagi kisah karamah yg dialami oleh al-Habib Abdullah selaku berikut:
“Disebutkan bahwa tatkala al-Habib Abdullah pergi menunaikan ibadah haji, maka ada seekor unta yg melompat-lompat karena emosi, sehingga tak seorangpun yg berani mendekati & menungganginya, lantaran lompatannya sungguh keras. Tatkala al-Habib Abdullah diberitahu tentang dilema itu, maka dia mendatangi unta itu & meletakkan tangannya di lehernya, maka dgn izin Allah SWT, maka unta itu menundukkan kepala kepadanya.”
Salah seorang kawan dekat akrab al-Habib Abdullah al-Haddad berkata:
“Aku diberitahu oleh salah seorang murid yg selalu mengikuti al-Habib Abdullah al-Haddad: “Pada suatu hari gue keluar untuk mengunjungi seorang syeikh yg dikenal oleh penduduk Kota Tarim dgn nama asy-Syeikh Maula ar-Rakah, & gue kesana tanpa
memberitahu pada al-Habib Abdullah lebih dahulu, sehingga gue kesana dlm keadaan demam yg sungguh keras. Aku berkata dlm diriku sendiri: “Mungkin penyakitku ini disebabkan gue tak memberitahu pada al-Habib Abdullah apalagi dahulu.”
Tatkala gue mendatangi al-Habib Abdullah & mengeluh kepadanya, maka al-Habib Abdullah mengusap badanku dgn tangannya yg mulia. Dengan izin Allah & berkah al-Habib Abdullah penyakitku segera sembuh & tak meninggalkan bekas apapun pada tubuhku.”
Imam Haddad Sebagai Mujaddid Abad ke 11 H
Penganut Mazhab Syafi’i, khususnya di Yaman, berkeyakinan bahwa Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad ialah Mujaddid ( pembaharu )periode 11 H. usulan ini diutarakan oleh Ibnu Ziyad, seorang Ahli Fiqih ternama di Yaman yg anutan-fatwanya disejajarkan dgn tokoh-tokoh Fiqih mirip Imam Ibnu Hajar & Imam Ramli.
”Dalam Dunia Tasawuf Imam Ghazali ibarat pemintal kain, Imam Sya’rani ibarat tukang potong & Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad yakni penjahitnya.”
Beberapa Ulama memberinya beberapa gelar, seperti :
• Syaikhul Islam ( Rujukan utama keislaman )
• Fardul A’lam ( Orang teralim )
• Al-Quthbul Ghauts ( Wali tertinggi yg bisa menjadi wasilah pertolongan )
• Al-Quthbud Da’wah wal-Irsyad ( Wali Tertinggi yg memimpin Dakwah )
Wafatnya Habib Abdullah Alhaddad
Habib Abdullah Al Haddad dimata Para Ulama
Karya-karya & Karangan Kitab Al Habib Abdullah Al Haddad
2. Ad-Dakwah At Tammah.
3. Risalah Al-Mudzakarah Ma’al-Ikhwan Wal-Muhibbin.
4. Al Fushuul Al-Ilmiyah.
5. Al-Hikam.
6. Risalah Adab Sulukil-Murid.
7. Sabilul Iddikar.
8. Risalah Al-Mu’awanah.
9. Ittihafus-Sa’il Bi-Ajwibatil-Masa’il.
10. Ad-Durrul Manzhum Al-Jami’i Lil-Hikam Wal-Ulum.