Prinsip Teori Aturan Ohm

            Pada dasarnya setiap hukum yang telah terbukti kebenarannya itu selalu sejalan Prinsip Teori Hukum Ohm



 
Contoh Hukum Ohm

Pada dasarnya setiap aturan yang telah terbukti kebenarannya itu senantiasa sejalan dengan aturan-aturan yang lain. Seperti halnya aturan ohm yang sejalan dengan aturan pembagi tegangan, hukum kirchoff atau aturan yang yang lain. Anda bisa menjumlah tegangan dari suatu tahanan tanpa mencari arus pada tahanan tersebut apalagi dulu dengan menggunakan hukum pembagi tegangan, dengan catatan tegangan supply telah dimengerti apalagi dulu.

Hukum ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan yang jatuh pada sebuah tahanan adalah perkalian antara nilai tahanan tersebut dengan arus yang melaluinya ( V = I R ). Dimana setiap tahanan diberi satuan ohm sesuai dengan nama orang yang menemukannya. Tidak mampu dibantah bahwa mau tak mauanda yang ingin mencar ilmu tentang elektro harus memahami aturan ohm ini. Karena nantinya pada rangkaian elektronika yang lebih komplek anda mampu mengkalkulasikan besarnya arus yang mengalir atau tegangan yang jatuh dalam suatu beban atau rangkaian.

Dari rangkaian sebelah kiri diatas jika kita hitung dengan menggunakan aturan ohm maka arus yang mengalir melaui R1 ialah = VR1 / R1 = 9 v / 2K ohm = 4,5 mA. Atau tegangan yang jatuh pada R1 ialah = R1 * I = 2K * 4.5 mA = 9 volt. Kemudian kita perhatikan rangkaian sebelah kanan dimana tahanannya diganti dengan 3Kohm maka arus yang mengalir adalah 9 / 3K = 3 mA.

Bila kita ingin sedikit membuat catatan kecil dalam otak kita dari kedua rangkaian tersebut yakni bahwa arus yang mengalir pada tahanan yang lebih besar akan senantiasa lebih kecil dengan asumsi tegangan supply ialah sama. Kemudian bahwa tegangan yang jatuh pada tahanan yang lebih besar akan selalu lebih besar dari tegangan yang jatuh pada tahanan yang lebih kecil dengan asumsi rangkaian terhubung seri. Baca juga artikel ihwal jembatan wheatstone