Prinsip Kerja Pembagi Tegangan

              Salah satu aturan yang paling mendasar yang harus dipahami dalam rangkaian l Prinsip Kerja Pembagi Tegangan


-->




Gambar Rangkaian Hukum Pembagi Tegangan

Salah satu aturan yang paling mendasar yang mesti diketahui dalam rangkaian listrik ataupun rangkaian elektronik ialah hukum pembagi tegangan. Atau setidaknya bisa eksklusif membayangkan perbandingan tegangan yang jatuh dari setiap beban atau tahanan yang terhubung seri atau parallel. Karena dengan mengetahui aturan ini kita dapat dengan segera menanggapi kondisi sebuah rangkaian tanpa melakukan perhitungan terlebih dulu. Ataupun kita mampu mengetahui bahwa setiap beban yang kita pasang pada setiap terminal output sebuah rangkaian akan menciptakan tegangan output tersebut turun akibat relasi parallel antara tahanan pada terminal output dengan tahanan beban. Setiap resistansi atau tahanan yang terhubung parallel akan membuat tahanan totalnya lebih kecil dari kedua tahanan yang terhubung parallel tersebut, alhasil dengan turunya tahanan pada terminal tersebut maka pada pembagian tegangan dengan rangkaian seri yang lain terminal tadi akan menemukan tegangan yang lebih kecil.
Mari kita perhatikan rangkaian pada gambar i. Sesuai dengan rumus pembagi tegangan maka tegangan pada R1 = (R1/(R1+R2)) 9V = (1K/4K)9 = 9/4=2,25 volt. Begitu juga kalau kita ingin menjumlah tegangan pada R2. Yang niscaya jumlah dari tegangan yang terhubung seri tersebut sama dengan tegangan supply. Kemudian pada gambar ii tampakdua tahanan yang sama terhubung seri kemudian pada salah satu tahanan diparalelkan dengan tahanan lainnya. Jika kita coba analisa pada saat kedua tahanan yang sama itu dipasang seri maka tegangan yang hendak jatuh pada masing-masing tahanan tersebut akan mengembangkan rata (sama=4,5 volt), namun dengan ditambahnya satu tahanan lagi pada salah satunya maka tegangan akan turun pada tahanan yang terbebani tersebut. Untuk nilai tegangannya bisa kita hitung dengan rumus pembagi tegangan sesudah kita hitung tahanan pengganti pada tahanan parallel tersebut.

Untuk aturan pada rangkaian gambar iii dan iv merupakan prinsip favorit saya dalam aturan pembagi tegangan. Pada gambar iii merupakan rangkaian satu tahanan dengan ujung yang terbuka (open circuit). Dari rangkaian tersebut banyak orang menyimpulkan bahwa tegangan yang jatuh pada ujung yang terbuka yakni o volt, padahal jika kita mengerti prinsip pembagi tegangan maka dengan cepat kita mampu menyimpulkan bahwa tegangan yang jatuh adalah sama dengan tegangan supply. Pada dasarnya rangkaian tersebut bagai rangkaian dengan dua tahanan terhubung seri, satu tahanan R3 dan tahanan lainnya ialah udara. Nilai tahanan dari udara sungguh besar sekali mendekati tak terhingga sehingga arus yang mengalir hampir tidak ada. Tetapi kalau kita gunakan rumus pembagi tegangan maka perbandingan antara tahanan udara dengan R3 sungguh jauh sekali sehingga sebagian besar jatuh pada tahanan udara ( VRu = (Ru / (R3+Ru)) 9 v = ( ∞ / (1K + ∞ )) 9 v = ( ∞ / ∞) 9v = (1) 9v = 9 volt). Untuk rangkaian pada gambar iv bisa kita simpulkan bahwa tegangan yang jatuh pada kawat tanpa adanya tahanan yaitu 0 volt. Hal ini dikarenakan tahanan yang ada pada kawat idealnya yakni 0 ohm, dengan demikian tidak akan ada pembagian tegangan yang jatuh padanya.
Sebenarnya untuk rangkaian pembagi tegangan ini saya punya pengalaman tersendiri. Dengan bermodal akidah pada hukum yang bersifat otoriter, saya pernah mengajak dua sobat kuliah saya untuk membentuk kekerabatan seri dengan tahanan ialah masing-masing tubuh kami meskipun dengan susah payah merayu supaya kedua sobat tersebut mau ikut membuktikannya. Saat itu saya menantang dengan mencoba membagi tegangan PLN 220 volt ke masing-masing badan kami bertiga. Dengan asumsi tegangan yang hendak jatuh pada masing-masing ialah 220 / 3 = 73 volt, kemudian saya ajak kedua sobat untuk naik ke atas dingklik plastik agar tidak terjadi relasi parallel dengan ground. Satu terminal eksklusif saya pegang dan kedua teman secara seri memegang terminal satunya, lalu saya menjamah sobat yang ujung dengan pelan-pelan. Maka memang benarlah apa yang sudah menjadi hukum alam atau kententuan Allah SWT, tegangan yang kami rasakan cuma kejutan yang tidak terlalu besar. Dengan senangnya sehabis itu salah satu teman tanpa sadar menurunkan kakinya ke lantai maka dengan bersama-sama kami semua melompat akibat sengatan listrik 220 volt. Dengan demikian berita kebanyakan orang yang menyatakan bahwa tegangan listrik akan lebih besar jatuh pada orang yang berada diujung adalah salah. Pernyataan itu tidak sejalan dengan hukum pembagi tegangan baik pada relasi seri ataupun parallel. Mengapa demikian ? saya pikir anda sudah bisa menyimpulkan.