Premanisme & Gubernur, Pertentangan Sosial, Budaya Politik Penduduk Perkotaan – Desa Kalimantan

Pada tahun 2000an berkembang maju mengenai masalah budaya massa, dalam hal ini premanisme meningkat sesuai dengan kemajuaan ilmu wawasan, Premanisme muncul dimulai dari perkerjaaan orangtua mereka sebelumnya, seperti buruh kapal, dan dengan kelas sosial biasa.

Kemudian, timbul dengan adanya kompetisi kelas sosial, dalam hal ini etnik, dan agama. Yang menjelaskan adanya ketidaksenangan, upah pekerja, dan yang lain. Dengan begitu, perubahan mata pencaharian berubah dari kehidupan drama kehidupan kapal, dan menjadi pendidik, dokter, dan lainya, tidak menyadari siapa mereka ? .

Sebelumnya melakukan pekerjaan selaku premanisme model gres, mirip masuk agama Islam – Protestan, dan dengan dogma, lalu dikala ekonomi naik, maka masuk pada sistem pendidikan di MRPD Pancasila misalnya. Hal ini menerangkan bagaimana kehidupan sosial budaya dan agama mereka di masyarakat terutama Batak – Jawa di Pontianak dalam tembok agama.

Hal ini bagaimana mereka hidup, dengan mengatakan aneka macam problem mereka di masyarakat, serta merencanakan konflik sosial yang terjadi pada sistem budaya dan agama. Berbagai hal terkait itu juga, lekat dengan persepsi kepada insan, dalam menyaksikan bantuan penduduk pribumi, dan pendatang.

Ekonomi sosial urbanisasi, yang menempel pada dinamika budaya masyarakat yang berada pada keadaan masyarakat yang berada pada kondisi ekonomi budaya dalam sebuah penduduk sosial. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup dan tinggal dengan keadaan sosial budaya di masyarakat dikala ini.

Persoalan yang menjadi dasar dari suatu perkotaan yang melekat pada budaya perkotaan akan berada pada keadaan penduduk sampai saat ini. Hal ini tidak lekat pada duduk perkara masyarakat Desa, yang berasal dari kebrutalan manusia Tionghoa kelas sosial kebawah dan menegah lewat tata cara kerja, serta Batak – dan Jawa rantau, pada pertentangan sosial.

  Politik Indonesia Model Gila

Dari ketidaksenangan itu maka akan lekat pada budaya perkotaan masyarakat yang berada pada keadaan sosial budaya penduduk . Dengan pelindungan hukum di Indonesia,  terhadap budaya dan agama mereka di penduduk terutama di Indonesia.

Hidup dalam tembok agama (Protestan – Islam – Nasrani) menjelaskan hal tersebut sesuai dengan keadaan penduduk lokal saat ini, dengan adanya pergantian sosial budaya, yang berada pada persoalan masyarakatnya. 

Mengenai penduduk Batak – Jawa sebelumnya membuat pertentangan sosial, etnik, dan seksualitas di masa lalu Kolonial Belanda – Reformasi pastinya mempunyai pembangunan insan yang bobrok di wilayahnya.

Menumpang pada ekonomi urbanisasi yang menjelaskan berbagai pekerjaan mereka, dan kecurangan kepada aspek pendidikan, kesehatan, dan lingkungan dalam hal ini yang berpengaruh pada masalah seksualitas mereka di Indonesia.

Pada abad reformasi – Mental dan Industri di Indonesia, aneka macam krisis ekonomi berjalan dengan adanya ketiadaan bantuan mereka kepada ekonomi khususnya Batak – Jawa – Dayak, Sihombing, di Jakarta – Pontianak, ekonomi politik dan budaya aib (makan orang) selaku orang setempat, Indonesia, tiada kata mampu disampaikan bagaimana mereka hidup dengan sistem ekonomi urbanisasi masyarakat setempat.

Seksualitas dihasilkan melalui peler – (P), lewat alat kelamin terhadap pembangunan insan, pada ilmu kedokteran di UNTAN Pontianak – Hulu – Hilir, dari walikota Sutarmidji dan Gubernur Cornelis MH sebelumnya 2008, hasil dari pertandingan politik dan seksualitas di Kalimantan Barat.

Merupakan hasil donasi ekonomi politik, dan kecerdasan yang dibuat berdasarkan hasil mencar ilmu,  perusakan mental menjadi menarik di bahas terutama pada sumber daya manusia di Kalimantan Barat, Indonesia serta bagaimana mereka hidup di tengah penduduk , dan sistem pendidikan yang rendah.

  Ideologi Agama, Pemahaman Sesat Pada Era Revolusi Mental