Porifera

Porifera berasal dr bahasa latin, yakni porus yg memiliki arti lubang, & ferre yg berarti membawa atau mempunyai. Sehingga, Porifera ialah binatang yg memiliki pori-pori. Porifera ialah binatang multiseluler yg hidup di perairan air laut. Struktur tubuhnya asimetrik & beragam mirip tabung, jambangan, piala, terompet, & tanaman.

Porifera merupakan binatang diploblastik selomata, yaitu tubuh tersusun dr 2 lapisan jaringan, yakni lapisan ektoderm & endoderm. Pada lapisan ektoderm terdapat sel epidermis yg disebut pinakosit, pada lapisan endodermis terdapat sel leher yg mempunyai flagella disebut koanosit yg berfungsi untuk menangkap masakan. Pada kepingan dlm epidermis terdapat material seperti jeli yg disebut dgn mesenkim. Di dlm mesenkim terdapat sel-sel yg berbentuk seperti amoeba yg disebut sel amoebosit & berfungsi mengedarkan zat kuliner & sisa metabolisme dr satu sel ke sel lainnya.

Lihat pula materi Wargamasyarakat.org lainnya:

Sistem Ekskresi Manusia

Mollusca

Bahan pembentuk rangka tubuh Porifera terdiri dr 2 macam, yaitu spikula yg tersusun dr zat kapur atau zat kresik & spongin yg tersusun dr protein. Fungsi dr spikula & spongin, yaitu memberikan bentuk pada sel & melindungi Porifera dr predator.

struktur tubuh porifera

Struktur & Bentuk Tubuh Porifera
Sumber gambar: Kistinnah I & E S Lestari. (2006)

Tubuh Porifera mempunyai ostium, yaitu pori-pori untuk jalan masuknya air yg membawa zat masakan. Air yg sudah tak mengandung zat-zat yg diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum.

Setiap ostium mempunyai beberapa jenis saluran yg menghubungkan ke spongosol, yakni:

  1. Tipe asconoid. Lubang ostium terhubung dgn satu saluran yg berhubungan pribadi dgn spongosol.
  2. Tipe syconoid. Lubang ostium terhubung dgn saluran bercabang yg bekerjasama eksklusif dgn spongosol.
  3. Tipe rhagonoid. Lubang ostium terhubung dgn saluran bercabang yg tak berhubungan pribadi dgn spongosol.

Sel-sel pada Porifera yg berperan sebagai sel saraf & sangat sensitif kepada rangsang, yakni sel koanosit & miosit. Porifera meningkat biak dengan-cara seksual maupun aseksual. Secara seksual bersifat hermaprodit, yakni satu individu dapat menghasilkan dua sel kelamin. Sel koanosit menghasillkan spermatozoid, & sel amoebosit menghasilkan ovum.

Pembuahan silang terjadi antara dua spons yg berdekatan. Spermatozoid yg membuahi ovum akan membentuk zigot & berubah menjadi embrio. Embrio keluar dr induk melalui oskulum, kemudian berenang meninggalkan induk & menempel pada substrat. Sedangkan dengan-cara aseksual Porifera akan membentuk tunas eksternal ke arah luar tubuhnya. Tunas yg terbentuk mampu dilepaskan atau tetap melekat & sebuah koloni.

Klasifikasi, Struktur Tubuh, & Contoh Porifera

Berdasarkan karakteristiknya, filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yakni:

1. Kelas Calcarea

Memiliki spikula yg tersusun dr zat kapur & mempunyai tipe saluran air asconoid. Tubuhnya berbentuk silindris dgn panjang tubuh sekitar 2,5 cm. Berada pada perairan bahari dangkal. Calcarea mampu digunakan sebagai alat untuk membersihkan badan atau mencuci barang (spongia). Contoh kelas Calcarea yaitu, Scypha gelatinosa, Leucosolenia, & Grantia.

2. Kelas Hexactinellida

Memiliki spikula yg tersusun dr zat kresik/silikat & mempunyai tipe saluran air syconoid. Tubuhnya dapat meraih panjang nyaris 1 m & hidup di bahari dlm dgn kedalaman 100 – 4.500 m. Contoh kelas Hexactinellida yaitu, Pheronema sp., Regadrella sp., & Euplectella.

Euplectella aspergilum contoh hewan porifera

Euplectella aspergilum
Sumber gambar: noaa.gov

3. Kelas Demospongie

Dalam kelasnya, Demospongie memiliki jumlah anggota paling banyak. Memiliki spikula yg tersusun dr zat kresik yg bercampur dgn protein maupun spongin & mempunyai tipe saluran air syconoid atau leuconoid. Bertubuh lunak sebab tak terdapat skeleton. Hidup di perairan laut dangkal. Contoh kelas Demospongie, yaitu Euspongia sp, Spongilla sp, & Euplexaura antipathies.

Sistem Reproduksi Porifera

Porifera berkembangbiak dengan-cara seksual maupun aseksual. Secara seksual, yakni dgn pembentukan gamet jantan & gamet betina yg akan menghasilkan zigot & menjelma larva berflagel yg mampu berenang & menempel pada substrat untuk tumbuh menjadi Porifera gres. Secara aseksual, yaitu dgn membentuk tunas eksternal yg akan memisahkan diri atau menetap pada induk & menjadi individu gres maupun berkoloni.

Sistem Ekskresi

Berikut tahapan ekskresi yg terdapat pada Porifera:

Sel tubuh \longrightarrow Epidermis \longrightarrow Lingkungan eksternal

Ekskresi dilaksanakan dengan-cara difusi. Melalui 3 macam saluran air yg telah disebutkan sebelumnya, sisa metabolisme akan keluar dr sel tubuh menuju epidermis untuk mampu ke lingkungan eksternal.

Sistem Pencernaan

Berikut tahapan pencernaan yg terdapat pada Porifera:

Ostium \longrightarrow Sel Koanosit \longrightarrow Sel Amoebosit \longrightarrow Oskulum

Pencernaan dijalankan dengan-cara intraseluler (terjadinya di dlm sel tubuh). Air yg mengandung materi kuliner akan masuk ke dlm ostium. Bahan masakan akan disaring oleh mikrofili yg terdapat pada sel koanosit & diedarkan oleh sel amoebosit. Air yg sudah tak lagi mengandung materi makanan, akan dikeluarkan kembali lewat oskulum.

Sistem Pernapasan

Berikut tahapan pernapasan yg terdapat pada Porifera:

Ostium \longrightarrow Sel Koanosit

Bernapas dgn cara memasukkan air ke dlm ostium agar koanosit mampu melaksanakan pertukaran udara antara karbondioksida & oksigen.

Sistem Saraf

Peka terhadap rangsang ialah cara pembiasaan Porifera yg tak memiliki sistem saraf, hal tersebut mengakibatkan sel dlm tubuh Porifera lebih sensitif kepada adanya pergeseran dibandingkan dgn hewan lainnya.

Habitat

Berikut tipe habitat dr Porifera dengan-cara spesifik:

  1. Perairan bahari dlm & dangkal.
  2. Air tawar.
  3. Wilayah yg belum terkotori.
  4. Substrat bergairah & halus.
  5. Lebih menggemari daerah yg tak berarus kuat.

Peranan Porifera

Berikut beberapa teladan peran Porifera bagi kehidupan:

  1. Demospongie dapat dimanfaatkan sebagai spons untuk menggosok badan atau pembersih beling.
  2. Dapat digunakan selaku hiasan.
  3. Dapat dipakai sebagai bahan dasar kosmetik.
  4. Dapat digunakan untuk banyak sekali macam obat, salah satunya obat kanker.
  5. Dapat meningkatkan nilai irit penduduk setempat dgn dijadikan tempat wisata alasannya keindahan warna & bentuknya.
  6. Dapat meningkatkan mutu perairan.
  7. Dapat dijadikan sebagai bioindikator dr kandungan logam berat & kontaminasi berbagai polutan dlm perairan.
  8. Penyusun terumbu karang (koral).
  9. Habitat & tempat berlindung bagi makhluk hidup yang lain.
  10. Sumber masakan bagi makhluk hidup lain.

Kontributor: Dinda Muthi Selina, S.Si.

Alumni Biologi FMIPA UI

Lihat pula materi Biologi yang lain di Wargamasyarakat.org:

  3 Macam Klasifikasi Fungi (Jamur) Berdasarkan Cara Reproduksi