Pola Tugas Pengantar Ilmu Politik (Menganalisis)

 
Rouhani: Kebijakan AS Cegah Iran Ekspor Minyak Sangat Berbahaya
JawaPos.com – Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Amerika Serikat (AS) atas kebijakan yang menjadikan keduanya semakin bermusuhan. Rouhani menyampaikan, kebijakan AS menangkal Iran mengekspor minyak sungguh berbahaya, meskipun kali ini tak menutup kemungkinan keduanya akan melaksanakan pembicaraan.
Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump mempesona diri dari janji nuklir internasional 2015 dengan Iran dan memberitahukan hukuman kepada anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi itu. Washington mendorong sekutu untuk memotong impor minyak Iran ke angka nol dan akan mengembalikan sanksi atas penjualan minyak Iran pada November.
Berdasarkan janji itu, sebagian besar hukuman internasional terhadap Teheran dicabut pada 2016 selaku gantinya Iran harus menghalangi acara nuklirnya.
Rouhani, yang berada di New York untuk konferensi tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) para pemimpin dunia, mengatakan Iran cuma akan berbicara dengan Trump kalau pemerintahannya menerangkan kepercayaannya. Tekanan ekonomi tidak akan memaksa Tehran ke meja perundingan.
“Jika Trump ingin berbicara dengan Iran, maka dia mesti kembali ke kesepakatan nuklir,” kata Rouhani dilansir dari Reuters, Selasa, (25/9).
Bermusuhan selama beberapa dekade, Washington dan Teheran kian berselisih sejak Mei, dan beberapa pejabat AS yang secara pribadi menyerukan pergeseran rezim di Iran. Pada Juli, Trump mengatakan, ia akan bersedia bertemu pemimpin Iran tanpa prasyarat untuk membahas bagaimana mengembangkan hubungan. Iran menolak ajuan itu.
Mata uang Iran telah kehilangan setengah nilainya dalam beberapa bulan terakhir dan ketakutan akan kesulitan ekonomi sudah menimbulkan protes sporadis di beberapa kota. Rakyat Iran meneriakkan slogan-slogan melawan para pemimpin Iran.
Rouhani sudah berupaya untuk meyakinkan Iran, banyak yang sungguh frustrasi oleh pengangguran yang tinggi dan standar hidup yang rendah, bahwa ekonomi yang bergantung pada minyak Iran mampu bertahan dari tekanan AS.

Keterangan Berita:
Sumber        : JawaPos.com
Waktu/Tanggal Terbit    : 25 September 2018
ANALISIS:

Saya mengelompokkan berita persoalan diatas termasuk kedalam cangkupan daerah atau bab dari politik sebab seperti yang dikemukakan oleh Harold D. Laswel & A. Kaplan bahwa ilmu politik mempelajari pembentukan kekuasaan dan pembagian kekuasaan. Dan mampu kita baca dalam teks persoalan diatas terdapat pertengkaran antara dua pemimpin negara yakni pemimpin negara Iran (Hassan Rouhani) dan pemimpin negara Amerika  Serikat (Donald Trump) dimana masing-masing pemimpin itu memperlihatkan kekuasaan yang mereka punya dalam penentuan kebijakan di negaranya. Terutama negara Amerika serikat yang kita tahu bahwa negara tersebut mempunyai imbas yang sangat besar dalam penentuan suatu kebijakan dinegaranya dan kebijakan yang mau/sudah beliau terapkan niscaya akan berpengaruh pada negara lain.

Selain itu, ada pendapat yang memperkuat ide penggolongan aku yaitu menurut Valkenburg (1968) (dalam bukunya Inleiding tot de Politicologie: Problemen van Maatschappij en Matcht), mengemukakan bahwa : “Politik pada hakekatnya tiada lain merupakan pertandingan untuk kekuasaan”. Yang memperjelas bahwa pertengkaran antar dua negara itu terperinci merupakan ranah tau bab dari ilmu politik.
Sumber Tugas :
Mahasiswi UNHAS : Nur fadillah
(dikirim ke email anniswally8@gmail.com pada 14 Maret 2019)
Wallahu a’lam..