Planting Of Information Dan Pay-Off Dalam Film

 Tulisan ini masih lanjutan dari konsep plot dalam film Planting of Information dan Pay-Off dalam Film

Tulisan ini masih lanjutan dari desain plot dalam film. Silakan baca di Konsep Plot dalam Film Oleh Perdana Kartawiyudha.

Planting of Information
Berisi abjad, agresi, kostum, properti, musik, atau bagian filmis lainnya yang dimunculkan pada adegan tertentu dalam cerita yang seperti hanya diganakan untuk keperluan adegan tersebut, namun ternyata juga punya fungsi penting untuk adegan-adegan selanjutnya.

Planting of information ini mesti ditampilkan dengan teliti biar kehadirannya tidak mengusik dramatik dan akal pada adegan tersebut. Kalau maksudnya memberikan imbas kejutan (surpise) pada akhir kisah, kehadirannya jadi sungguh penting untuk menciptakan penonton tidak merasa dikelabuhi atas surprise tersebut.

Kejutan atau surprise atau yakni titik dimana saat mereka menyadari apa yang mereka duga atau ekspektasikan ternyata salah. Nah, kalau penonton tidak dipersiapkan untuk menerka atau berekspektasi tertentu meski secara halus, maka kejutannya mampu jadi gagal. Begitu juga saat info yang ditanamkan di permulaan terlalu terang arahannya, dan penonton berhasil mengira arah kejutannya, maka pada waktunya, tidak lagi jadi kejutan. Oleh karena itu, kehadiran planting of information ini memang harus hati-hati dan cermat sehingga penonton tidak bisa menebak kejutan mirip apa yang akan muncul.

Dengan adanya planting of information, alih-alih merasa dikelabuhi, penonton akan lebih merasa dirinya tidak cukup cermat membaca dan mengartikan gejala yang telah coba ditampilkan di permulaan kisah.

Pay-Off
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penonton akan senantiasa menganggap isu yang ditampilkan dihadapan mereka selaku informasi yang penting. Informasi yang sudah ditanam di awal dongeng (planting of information), mesti dituai dalam kemajuan cerita, yang disebut dengan pay off. Ketika penonton diberikan pay off tanpa adanya planting of information, penonton aan merasa dirinya dikelabuhi oleh pembuat ceritanya.

  Download Komptensi Komptensi Inti Dasar Prakarya Dan Kewirausahaan Sma Ma

Sebaliknya, saat penonton diberikan planting of information tanpa adanya pay off, penonton merasa ceritanya belum tuntas alasannya ada “teka-teki” yang tak terjelaskan. Ketika film usai, penonton masih akan merasa ada hal yang mengganjal, ada teka-teki yang belum terpecahkan. Kecuali jikalau memang ini yaitu tujuan dari film tersebut dibentuk, hal ini akan sungguh mengusik penonton dalam menikmati film yang ditontonnya.

Sumber: Buku Menulis Cerita Film Pendek: Sebuah Modul Workshop Penulisan Skenario Tingkat Dasar.
Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. 
Tim Penyusun: Perdana Kartawiyudha (koordinator), Baskoro Adi Wuryanto, Damas Cendekia, Melody Muchransyah, dan Rahabi Mandra.