Perkembangan Perpustakaan Digital Di Indonesia
A. Perkembangan Perpustakaan Digital di Indonesia
Perkembangan perpustakaan digital di Indonesia dimulai pada simpulan periode 20. Dua perpustakaan digital yang pertama dikembangkan oleh Universitas Nasrani PETRA, di Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung (ITB), di Bandung. Perpustakaan PETRA mulai berbagi perpustakaan digital sejak tahun 1997. Perpustakaan ini diluncurkan pada bulan Maret 1999 dengan nama Spektra. Sedangkan perpustakaan ITB dikembangkan menjadi perpustakaan digital dimulai semenjak tahun 1998 dikenal dengan nama Indonesian Digital Library Network (Indonesian DLN), dan gres diluncurkan pada bulan Juni 2001. Dana untuk pengembangan perpustakaan digital ini diperoleh dari beberapa forum abnormal.
B. Teknologi Informasi di Perpustakaan
Informasi ialah sumber daya yang strategis sepanjang hidup kita. Maka pepatah yang menyampaikan bahwa siapa menguasai informasi merekalah yang hendak menguasai dunia masih tetap relevan. Informasi diharapkan untuk apa saja termasuk pendidikan dan observasi. Walaupun ilmu wawasan sendiri ialah serangkaian isu tetapi mereka butuh info baru agar ilmu wawasan tidak ketinggalan jaman. Seperti kita ketahui bareng , bahwa ilmu pengetahuan dibangun menurut hipotesa dan teori. Ironisnya hipotesa dan teori ini akan gugur manakala didapatkan hipotesa atau teori gres. Demikianlah prosesnya terjadi secara terus menerus dan berlangsung secara dinamis.
Perpustakaan ialah sebuah lembaga yang berhubungan dengan informasi dari semenjak mengumpulkan, mengolah, sampai menyediakan layanan info kepada pengguna yang membutuhkannya. Kehadiran teknologi komputer tidak bisa lagi dihindari. Siap atau tidak, kita mesti menerima kehadirannya. Ada beberapa alasan mengapa teknologi isu mesti diterima di perpustakaan yakni:
1. Tuntutan kepada jumlah dan kualitas layanan perpustakaan:
Jika dulu pemakai perpustakaan cukup puas dengan layanan baca di tempat dan peminjaman buku saja, saat ini layanan perpustakaan tidak cukup lagi cuma dengan dua macam layanan tadi. Pemakai perpustakaan kini ini sudah menuntut jenis-jenis layanan lain mirip: layanan informasi terbaru, layanan info terseleksi, layanan penelusuran secara online, layanan penelusuran dengan CD-ROM, dan lain-lain. Selain permintaan kepada jumlah layanan yang semakin banyak, kualitas layanan pun dituntut untuk lebih baik.
Pustakawan harus bisa memberi balasan yang lebih membuat puas pengguna perpustakaan, contohnya dengan memberi alternatif postingan atau menunjukkan di mana postingan tersebut mampu diperoleh. Bahkan pustkawan dituntut untuk mampu menolong mendapatkan postingan atau gosip yang dibutuhkan oleh pemakainya, sekalipun mesti menerimanya di perpustakaan lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam rangka kenaikan kualitas dan jumlah layanan inilah, peran teknologi komputer sangat dibutuhkan. Dengan komputer, kita mampu melakukan layanan yang cepat dengan jangkauan layanan yang lebih luas serta mutu yang sangat bagus.
2. Tuntutan terhadap penggunaan koleksi bareng (resource sharing)
Tidak ada satu perpustakaan pun yang mampu menyanggupi koleksinya sendiri. Setiap perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi perpustakaan lain demi memberikan layanan yang membuat puas terhadap pemakainya. Karena itu, penggunaan koleksi perpustakaan bersama sungguh menolong, terutama pada perpustakaan-perpustakaan yang koleksinya sangat terbatas. Program penggunaan koleksi bersama ini dapat berjalan dengan baik jika setiap perpustakaan saling menawarkan gosip yang dimilikinya.
3. Kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya insan
Dengan adanya teknologi komputer, untuk melayani peminjam bahan pustaka yang awalnya diharapkan beberapa orang, sekarang ini cukup digantikan dengan satu orang yang dapat mengoperasionalkan satu komputer. Dengan demikian penggunaan staf menjadi lebih sedikit dibandingkan jikalau layanan perpustakaan dijalankan secara manual, dan penggunan staf dapat dialokasikan untuk pekerjaan lain. Hal ini akan memperbesar jenis layanan perpustakaan yang dapat disediakan kepada pengguna.
4. Tuntutan terhadap efisiensi waktu
Pemakai menuntut layanan serba cepat, dengan santunan teknologi komputer hal seperti itu sangat mungkin mampu terjadi. Pemakai dapat mengirimkan permintaannya melalui electronic mail (email) yang langsung mampu diterima oleh petugas perpustakaan. Kemudian, petugas perpustakaan melakukan susukan ke pangkalan data/berita yang ada di komputer, baik di perpustakaannya atau di perpustakaan lain. Dalam waktu singkat petugas perpustakaan mampu mengirimkan jawaban yang diperolehnya terhadap si penanya.
5. Keragaman informasi yang dikelola
Informasi yang ada di perpustakaan dikala ini tidak cuma terbatas terhadap buku dan jurnal ilmiah saja, melainkan juga pada jenis info lain, seperti audio visual, multimedia, bahan mikro, media optik, dan sebagainya. Banyak koleksi perpustakaan yang mesti dibaca dengan memakai teknologi komputer. Komputer juga mampu melaksanakan penyimpanan data dokumen dalam jumlah dan jenis yang sungguh besar.
6. Kebutuhan akan ketepatan layanan isu.
Selain kecepatan dalam menemukan berita, pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan perihal info, mesti mampu dijawab secara spesifik pula. Dengan tunjangan teknologi komputer, pertanyaan-pertanyaan ini mampu dijawab dengan segera dan tepat.