Pertanyaan Dan Jawaban Ihwal Inflasi

Apa Pengertian Inflasi?
Jawaban:
Inflasi merupakan kondisi peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Umum mempunyai arti kenaikan harga tidak cuma terjadi pada satu jenis barang saja, tapi peningkatan harga itu meliputi kelompok barang yang dimakan oleh penduduk , terlebih lagi peningkatan itu akan menghipnotis harga barang lain di pasar. Terus menerus berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, contohnya kenaikan harga barang menjelang hari raya. Kenaikan harga pada keadaan tertentu tidak menjadi permasalahan kerena harga akan kembali wajar .

Secara biasa , inflasi merugikan bagi sebagian besar penduduk .  Untuk mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi lainnya harus bisa membaca gejala dan ekspresi dominan inflasi yang telah pernah terjadi sebelumnya, selaku salah satu cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian yang membesar akibat terjadinya inflasi. Sebagai acuan, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10% per tahun, maka setiap pengusaha  dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula  dengan kelompok penduduk yang berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami penurunan.

Apakah ciri- ciri Negara yang mengalami Inflasi?
 Jawaban:
Ciri Ciri Negara Yang Mengalami Inflasi :
  •     Harga-harga barang kebanyakan dalam kondisi naik terus-menerus.
  •     Jalan duit yang beredar melebihi keperluan.
  •     Jalan barang relatif sedikit.
  •     Nilai duit (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah usang menjadi salah satu tujuan utama dari kecerdikan ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral di negara mana pun.
 Apa Macam-macam Inflasi?
 
Jawaban:
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian inflasi ialah selaku berikut:

1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

    Inflasi ringan, yakni inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
    Inflasi sedang, adalah inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
    Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
    Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100% per tahun.

2. Inflasi Berdasarkan Benyebab

  • Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation), Yaitu inflasi yang terjadi sebab keunggulan usul atas barang dan jasa. Kelebihan seruan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong kenaikan harga-harga, karena seruan lebih besar daripada penawaran.
  • Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),Yaitu inflasi yang terjadi alasannya peningkatan ongkos bikinan. Biaya bikinan yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, peningkatan biaya buatan akan mengakibatkan turunnya jumlah buatan sehingga penawaran menjadi menyusut, jikalau penawaran menyusut sedangkan ajakan diasumsikan tetap, maka hasilnya harga-harga akan naik.
  • Inflasi lain-lain, Yaitu inflasi yang terjadi alasannya aneka macam penyebab selain yang sudah disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan sebab pencetakan duit baru dan inflasi sebab lambatnya bikinan barang tertentu.
3. Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya
  • Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation), Yaitu inflasi yang cuma disebabkan oleh aspek-faktor penyebab dari dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain, adanya pencetakan uang gres untuk menutup anggaran negara yang defisit alasannya adalah naiknya usul penduduk dan alasannya kenaikan biaya bikinan di dalam negeri (mirip naiknya upah buruh).
  • Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation), Yaitu inflasi yang disebabkan oleh aspek-aspek penyebab dari mancanegara. Inflasi ini timbul karena adanya jual beli antarnegara. Jika suatu negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut mampu menular ke negara-negara lain yang memiliki kekerabatan jualan dengannya. Contohnya, jikalau negara kita mengimpor faktor-aspek produksi (berupa materi baku dan mesin) serta mengimpor barang-barang jadi (mirip motor, mesin cuci, dan kipas angin) dari Jepang, maka bila di Jepang harga aspek-aspek buatan dan barang jadi tersebut naik (inflasi), otomatis negara kita juga akan mengalami inflasi. Sebab barang-barang yang kita buat dengan faktorfaktor bikinan dari Jepang tentu akan dijual lebih mahal, dan barangbarang jadi dari Jepang pun dijual lebih mahal.
Apa Teori-teori Inflasi?
Jawaban:
Secara garis besar ada 3 (tiga) golongan teori tentang inflasi. Ketiga teori itu yakni selaku berikut:
Teori Kuantitas

  Manfaat Perdagangan Antarnegara

Teori kuantitas yaitu teori yang paling tua tentang inflasi namun teori ini masih sungguh berkhasiat untuk menunjukan proses inflasi di zaman terbaru ini, khususnya di negara-negara yang sedang meningkat . Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah duit yang beredar dan  psikologi penduduk mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini yakni sebagai berikut:

  • Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume duit yang beredar (uang kartal dan uang giral).
  • Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi penduduk tentang peningkatan harga-harga dimasa mendatang.
Teori keynes

Teori Keynes perihal inflasi didasarkan  atas teori makronya, teori ini menyinari faktor lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena sebuah penduduk ingin hidup di luar batas kesanggupan ekonominya. Pross infasi berdasarkan persepsi ini, tidak lain yaitu proses perebutan bagian rizeki diantara kalangan-kelompok sosial yang mengharapkan bagian yang lebih besar dari pada yang mampu disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini hasilnya diterjemahkan menjadi kondisi di mana ajakan penduduk akan barang-barang selalu melampaui jumlah barang-barang yang tersedia (inflatiory gap). Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkesinambungan.

Teori Strukturalis

Teori strukturalis ialah teori tentang inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang meningkat . Teori strukturalis yakni teori inflasi jangka panjang. Disebut teori inflasi jangka panjang sebab teori ini mencari factor-aspek jangka panjang manakah yang mampu menjadikan inflasi?  Menurut teori ini, ada 2 ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menjadikan inflasi.
Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, ialah nilai ekspor yang berkembang secara lamban dibanding dengan kemajuan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan alasannya :

  • Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus dibayar.
  • Supply atau bikinan barang-barang ekspor yang tidak responsive kepada kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak lentur).
Apa pengaruh Inflasi?
 
Jawaban:
Pengaruh Terhadap Perekonomian
  •  Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif
Pada kala inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif
  •  Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas sumbangan-santunan mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula tingkat bunga yang mau meraka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan meminimalisir kegairahan investor untuk berbagi sektor-sektor produktif.
  • Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan bertambah cepat jalannya kalau tidak dikendalikan. Pada balasannya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah kemajuan ekonomi tidak lagi mampu diramalkan  dengan baik. Keadaan ini akan meminimalisir kegairahan usahawan untuk mengembangkan acara ekonomi.
  •  Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi menimbulkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menimbulkan impor berkembang lebih singkat, namun sebaliknya kemajuan ekspor akan bartambah lambat. Hal ini seterusnya akan menjadikan kemerosotan nilai mata uang. Dan kecenderungan ini akan memperburuk kondisi neraca pembayaran.
Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
  • Memperburuk Distribusi Pendapatan
Dalam dilema inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami peningkatan harga yang ada kalanya lebih cepat dari peningkatan inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih menguntungkan penduduk yang berpendapatan tinggi sebab mampu menginvestasikan uangnya untuk harta tetap tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah pemasukan riilnya akan merosot sebagai akhir inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pemasukan.
  •  Pendapatan Riil Merosot.
Sebagian tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului peningkatan pendapatan. Dengan demikian inflasi  condong menyebabkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini bermakna kemakmuran masyarakat merosot
  • Nilai riil simpanan merosot.
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposit dan simpanan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot selaku akhir inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan sebab  kemerosotan nilai riilnya.
Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi?

  Harga BBM di pasar dunia mulai naik.

Jawaban: 

Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diperlukan peredaran uang mampu dikontrol dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Kebijakan Moneter mampu dijalankan lewat instrument berikut ini:
  • Politik Diskonto (discount policy) yaitu politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran duit dengan jalan memaksimalkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan memaksimalkan tingkat bunga dibutuhkan jumlah duit yang beredar di masyarakat akan berkurang alasannya adalah orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada mengerjakan investasi.
  • Politik Pasar Terbuka  (open market policy) dilakukan dengan membeli dan menjual surat-surat berguna. Dengan memasarkan surat-surat berguna diperlukan uang akan tersedot dari penduduk .
  • Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) yaitu politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran duit dengan jalan memaksimalkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan menyusut.
  •  Pengawasan kredit secara pilih-pilih adalah kebijakan Bank sentral untuk memperlihatkan kredit  secara selektif untuk membatasi duit yang beredar dimasyarakat.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang bekerjasama dengan financial pemerintah. Kebijakan fiskal mampu dikerjakan melalui instrument berikut ini:
  • Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar budget tidak defisit.Menaikkan Pajak. 
  • Dengan memaksimalkan pajak, pelanggan akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang penduduk menyusut dan ini besar lengan berkuasa pada daya beli masyarakat yang menurun, dan pastinya undangan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif pastinya berkurang.