Banyak orang yg mengharapkan untuk menjadi pebisnis. Tetapi, hanya sedikit dr mereka yg benar-benar jadi pengusaha. Mereka yg sungguh-sungguh menjadi pengusaha berarti mereka yg mau berusaha keras & tak pantang mengalah. Salah satu yg sudah berhasil & berupaya keras untuk merealisasikan cita-citanya yakni Agus Pramono.
Agus pramono merupakan pendiri dr ayam bakar mas mono. beliau lebih familiar di panggil mas mono. Mas mono dilahirkan di madiun & termasuk anak nomer delapan. Keluarga mas mono termasuk keluarga yg kurang mampu. Tetapi, pendidikan mas mono tergolong yg paling tinggi dibandingkan dgn saudaranya yaitu lulusan S3 (SD, Sekolah Menengah Pertama, & Sekolah Menengan Atas). Tatkala sobat-temannya di smp dibelikan sepeda untuk pergi ke sekolah, mas mono jalan kaki. Tatkala teman-temannya di Sekolah Menengan Atas dibelikan sepeda motor. Mas mono pula masih jalan kaki & adakala naik dokar. Tatkala teman-temannya masuk ke perguruan tinggi, mas mono karenanya merantau ke Jakarta alasannya orangtuanya tak bisa untuk membiayainya masuk ke akademi tinggi. Banyak sekali pekerjaan yg mas mono lakukan, mulai jadi sales sampai menjadi office boy. Dua tahun setelah melakukan pekerjaan menjadi office boy, mas mono memutuskan untuk keluar dr pekerjaan tersebut & memilih untuk menjadi seorang pebisnis dgn keinginan perekonomian keluarga bisa lebih baik.
Banyak rintangan tatkala memulai membuka perjuangan. Tetapi, mas mono tak pantang mengalah & terus bertahan untuk menjadi pebisnis. Usaha yg pernah dibuka antara lain:
Daftar Isi
Pedagang gorengan di ibukota
Pertama kali usaha yg mas mono buka ialah berdagang gorengan. Tetapi, ketika itu, mas mono belum pernah mendorong gerobak & belum tahu resep gorengan. Mas mono mencari resepnya & terus mencar ilmu untuk bisa berjualan gorengan. Akhirnya, mas mono mampu berjualan gorengan dgn berkeliling dr sekolah ke sekolah, dr kampus ke kampus. Mas mono berjualan dr pagi hingga sore. Tetapi, penghasilan yg di dapatkannya masih jauh dr yg diinginkan. Pendapatan yg dihasilkan setiap harinya ialah Rp15.000,-.
Keluarganya tahu perihal pekerjaannya di Jakarta & keluarganya pula tahu penghasilan yang Mas mono peroleh. Sehingga, keluarganya memarahinya alasannya adalah menyaksikan mas mono yg disekolahkan paling tinggi di keluarga tetapi bekerja sebagai pengasong yg tak jelas pendapatannya. Akhirnya mas mono berhenti untuk berdagang gorengan.
Jualan Ayam Bakar
Setelah gagal jualan gorengan & alasannya adalah itu keluarganya murka besar, mas mono tak putus asa untuk menjadi seorang pebisnis. Mas mono mencoba berdagang & kali ini mas mono berjualan ayam bakar. Mas mono menawarkan merk bisnisnya tersebut dgn merk “Ayam Bakar Mas Mono”. Tetapi, Seperti halnya tatkala berjualan gorengan, mas mono tak tahu bagaimana berdagang ayam bakar. Mas mono tak tahu resep ayam bakar, tak tahu bagaimana cara mengolah masakan ayam bakar, & tak tahu bagaimana cara berjualan ayam bakar. Mas mono bertanya kesana-kemari & karenanya mas mono menerima sebuah lokasi di erat kampus.
Mas mono mulai jualan di lokasi erat kampus tersebut mulai pagi hingga dgn jam dua siang. Hal tersebut bukanlah dagangannya habis. Tetapi, sebab jualan kaki lima itu bergantian dgn pedagang yang lain.
Mas mono menggeluti jualan ayam bakar tersebut & nasibnya sungguh jauh berlawanan dgn di saat mas mono berdagang gorengan. Dagangannya mulai laris & pesanannya semakin banyak. Bahkan, mas mono mendapatkan pesanan dr beberapa stasiun televisi.
Meskipun usaha jualan ayam bakar sudah populer & banyak pelanggannya. Tetapi, hal itu tak serta-merta mas mono dapat mencicipinya. Karena semua aktivitas mas mono lakukan sendiri, mulai dr belanja hingga penyajiannya. Usahanya belum mempunyai metode hingga mas mono sempat berdoa supaya pada hari ahad tak ada pesanan yg tiba sebab mas mono ingin istirahat.
Permasalahan tersebut mulai dicari jalan keluarnya & akibatnya mas mono mengikuti salah satu pelatihan dgn harapan permasalahan tersebut bisa mendapatkan solusinya. Hal ini sesuai dgn prospeknya. Melalui seminar tersebut, mas mono mulai memahami desain bisnis yg bantu-membantu. mas mono mulai belajar bagaimana usahanya bisa berjalan. Sedangkan, pemiliknya bisa jalan-jalan. mas mono mulai bisa menerapkannya & kini bisnisnya meningkat hingga go internasional.