Perjanjian Tuntang: Latar Belakang, Tokoh, dan Isinya

Perjanjian Tuntang merupakan sebuah perjanjian penyerahan kekuasaan yg pula kerap disebut sebagai Kapitalisasi Tuntang.

Perjanjian ini membicarakan mengenai penyerahan kekuasaan dr pihak Pemerintahan Hindia Belanda pada pihak Pemerintahan Inggris untuk menguasai Indonesia.

Hal itulah yg menjadi permulaan mula Indonesia dijajah oleh bangsa Inggris, & pemerintahan di Nusantara dikuasai oleh T. Stamford Raffles.

Kesepakatan tersebut terjadi di daerah Semarang, lebih tepatnya di desa Tuntang, sesuai dgn nama perjanjiannya. Lokasi desa tersebut ada di pinggir Sungai Tuntang & Danau Rawa Pening.

Diketahui bahwa desa tersebut merupakan tempat yg sering digunakan oleh pihak Pemerintahan Hindia Belanda untuk beristirahat.

Sebagai salah satu perjanjian yg penting & mempengaruhi laju penjajahan abnormal di Indonesia, maka kita sebagai pelajar harus mengetahui & mengetahui perjanjian tuntang ini.

Latar Belakang Perjanjian Tuntang

Latar belakang perjanjian tuntang

Secara biasa , terdapat beberapa hal yg membuat Belanda kesusahan untuk mempertahankan pemerintahan kolonialnya di Indonesia. Kesulitan-kesusahan inilah yg nantinya akan mendorong belanda untuk menyerahkan kekuasaan ke Inggris Raya.

Secara umum, terdapat 3 alasan yg mendasari kapitulasi Belanda terhadap Inggris di Tuntang. Ketiga alasan tersebut yaitu

  • Kebangkrutan VOC
  • Perang antara Inggris & Prancis
  • Kegagalan Gubernur Jendral Hindia Belanda

Agar kalian lebih paham, akan diterangkan dengan-cara lebih rinci dibawah ini

Kebangkrutan VOC

Adanya kebangkrutan yg dialami oleh perusahaan dagang VOC menyebabkan VOC dihapuskan, tepatnya di tahun 1799. Kemudian urusan manajemen terkait kepulauan langsung diberikan pada pihak pimpinan dr Belanda.

Kebangkrutan ini disebabkan oleh aneka macam hal, tetapi yg terutama yaitu korupsi. Berikut ini yaitu beberapa penyebab kebangkrutan VOC

  • Korupsi yg merajalela di kelompok pejabat VOC
  • Kurang cakapnya pejabat VOC dlm mengatur keuangan & kegiatan jual beli
  • Kerugian yg terus menerus karena harus melawan gerilya pahlawan kemerdekaan

Selepas kebangkrutan perusahaan ini, ditemukan bahwa terdapat aneka macam hutang yg sudah diakumulasi & harus dibayarkan oleh pemerintahan Belanda.

Hal ini menciptakan Belanda kesulitan untuk memperkuat kekuatannya di Indonesia sembari mempertahankan tanahnya di Eropa yg sedang mengalami pertempuran Napoleonik.

Setelah Belanda kalah dr Prancis, Napoleon Bonaparte yg merupakan kaisar dr Prancis menunjukkan kekuasaan pada Louis Bonaparte, yg tak lain merupakan saudaranya untuk menjadi Raja dr Belanda.

Setelah mendapatkan kekuasaan, Raja Louis mengangkat seorang gubernur jenderal yakni H. W. Daendels.

Sebagai tugas dr seorang gubernur jenderal, Daendels wajib menjamin perlindungan dr pulau Jawa terhadap serangan yg dilaksanakan Inggris serta mengupayakan kondisi keuangan pemerintah yg higienis.

Upaya-upaya Daendels inilah yg nantinya akan menjadi cikal bakal dr terjadinya perjanjian Tuntang.

 

Perang Antara Inggris & Prancis

Seperti yg sudah kita jelaskan sebelumnya, kewenangan pemerintahan di kawasan Hindia Belanda sudah dipindahkan ke tangan pemerintah Belanda.

Pada saat itu, Belanda sudah dikuasai oleh Prancis lantaran kalah dlm pertempuran Napoleonik di Eropa.

Oleh lantaran itu, pasukan koalisi yg mana salah satunya ialah Inggris berusaha untuk menyerang basis kekuatan Prancis dgn cara menyerang daerah-daerah kolonial Belanda.

Salah satu daerah yg ditarget adalah Hindia Belanda lantaran memiliki sumber daya alam yg sungguh banyak.

Oleh karena itu, Inggris berupaya untuk menyerang Belanda & menguasai Hindia-Belanda. Selain untuk melemahkan Prancis, upaya ini pula untuk memperkuat posisi British East India Company & para pedagang Inggris di Semenanjung Malaya.

 

Kegagalan Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Sebagai langkah pertama kepemimpinannya di Hindia-Belanda, Daendels melakukan upaya meminimalisir hutang dgn cara memasarkan beberapa aset negara pada pihak swasta.

Akan tetapi, tindakannya tersebut justru mendapat respons negatif sehingga mengakibatkan jabatannya digantikan dgn Janssens.

Ketika Janssens sudah menjabat selaku gubernur jenderal, terjadi penyerangan yg dilaksanakan oleh Inggris kepada wilayah-wilayah di Hindia-Belanda pada tanggal 26 Agustus 1811.

Tidak banyak hal yg dapat dilaksanakan oleh Janssens dlm menghalau serangan Inggris. Janssens justru pergi menyelamatkan diri menuju Bogor.

Sejak ketika itu, Pemerintahan Hindia Belanda mulai mundur & menuju ke Semarang. Di Semarang, pihak Belanda mendapat banyak tunjangan dr beberapa pemimpin wilayah, diantaranya Surabaya, Yogyakarta, & Surakarta.

Namun, serangan pihak Inggris tak bisa dipatahkan oleh pasukan Belanda & keraton, sehingga Janssens & pasukannya terpojokkan di kawasan Tuntang.

Pada ketika itulah, pihak Pemerintahan Hindia Belanda di bawah pimpinan Janssens mengaku mengalah pada Jenderal Auchmuty & terjadilah sebuah kesepakatan yg dikenal dgn nama Perjanjian Tuntang.

 

Tokoh dlm Perjanjian Tuntang

Tokoh perjanjian Tuntang

Terdapat 2 tokoh utama yg terlibat dlm perjanjian Tuntang yaitu Janssens selaku gubernur jendral Hindia Belanda serta Thomas Stamford Raffles, pemimpin Inggris yg nantinya akan menjalankan pemerintahan di Hindia-Belanda atas nama kerajaan Inggris.

Jan Willem Janssens

Jannsens merupakan salah satu tokoh utama dlm pelaksanaan Perjanjian Tuntang.

Seperti yg telah diterangkan sebelumnya, Janssens merupakan seseorang yg menggantikan posisi Herman Willem Daendels dlm jabatannya menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda.

Jika diruntut, Janssens merupakan orang ke 37 yg memegang jabatan Gubernur Jendral Hindia Belanda. Dirinya mulai menjabat mulai 15 Mei 1811 sampai tanggal 18 September 1811.

Ketika dirinya diseleksi selaku pengganti Daendels, keadaan pada dikala itu sedang genting dgn hutang yg banyak & ancaman serangan Inggris.

Akan tetapi, dirinya pula tak mampu menjaga eksistensi Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu ketidakcakapan prajurit yg merupakan peninggalan pada masa jabatan Daendels. Faktor inilah yg mengakibatkan pasukannya tak bisa melawan serangan dr pihak Inggris.

Karena itu, Janssens terpaksa mengakui kekalahannya pada 18 September 1811 pada Inggris.

Dirinya mengalah di hadapan Thomas Stamford Raffles tatkala dilaksanakannya Perjanjian Tuntang. Masa kepemimpinannya yg tak lama, menyebabkan dirinya tak mampu meninggalkan apapun untuk diwariskan.

Dengan melihat kinerjanya selama menjabat, dapat ditarik kesimpulan bahwa dirinya baru dapat melaksanakan tugas untuk menegaskan bahwa bendera Prancis selalu berkibar di Indonesia dlm kurun waktu 6 bulan.

Waktu tersebut sangatlah singkat jika diakumulasikan dgn keseluruhan masa kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Indonesia.

 

Thomas Stamford Raffles

Dirinya merupakan seseorang berkebangsaan Inggris yg pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur di wilayah Hindia Belanda. Bahkan dikatakan bahwa Raffles merupakan pemimpin yg paling mahsyur dibandingkan dgn pemimpin yg lain.

Selain itu, dirinya pula merupakan orang yg mendirikan kota-kota serta negara kota di Singapura.

Raffles sungguh terkenal dgn kemampuannya untuk menjalankan administrasi pemerintahan. Dirinya diangkat menjadi Letnan Gubernur di Pulau Jawa di tahun 1811.

Kemudian, selang sementara waktu dibawah kepemimpinannya, Inggris bisa menguasai daerah jajahan Belanda di Indonesia.

Setelah keberhasilannya tersebut, dirinya pula dipromosikan untuk menjadi gubernur di wilayah Sumatera. Pada ketika itu, Belanda sedang berkuasa & dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, seseorang berkebangsaan Prancis.

Semasa dirinya berkuasa di Indonesia, banyak perjuangan yg sudah dilakukannya untuk memperbaiki kondisi hidup masyarakat & menciptakan keuntungan jualan bagi Inggris.

Beberapa usaha tersebut diantaranya menghentikan adanya perdagangan budak, otonomi kawasan yg dibatasi, memperbarui sistem pertanahan di pemerintahan kala itu, melakukan penyelidikan fauna & tanaman, serta melakukan observasi kepada peninggalan sejarah, contohnya sastra jawa, Candi Prambanan, & Candi Borobudur.

Bahkan, untuk melaksanakan observasi tersebut, dirinya sampai mendalami bahasa Melayu. Sehingga dirinya dapat tanpa hambatan dlm melaksanakan observasi tersebut.

Dari hasil observasi yg dilaksanakan, ia mendapatkan informasi wacana bagaimana sejarah di Pulau Jawa. Informasi tersebut dibukukan dlm karya History of Java.

 

Isi Perjanjian Tuntang

Isi perjanjian tuntang

Secara biasa , isi dr kapitulasi tuntang membahas mengenai perpindahan kekuasaan tempat Hindia Belanda dr pemerintahan Belanda ke pemerintah kolonial Inggris.

Secara spesifik, ini ialah isi-isi dr perjanjian Tuntang yg ditandatangani oleh Janssens & Raffles.

  • Pemindahan kekuasaan dr Belanda ke Inggris
  • Tentara belanda akan berhenti melawan & menjadi tawanan
  • Keleluasaan bekerja
  • Hutang tetap dipegang Belanda

Agar kalian lebih paham, akan diterangkan dengan-cara spesifik tiap-tiap isi perjanjian tersebut dibawah ini

Pemindahan Kekuasaan

Dalam Perjanjian Tuntang dicantumkan bahwa semua kawasan di Pulau Jawa serta seluruh pangkalan yg sebelumnya dikuasai oleh Belanda dialihkan ke dlm kekuasaan Inggris.

Beberapa daerah tersebut diantaranya Sunda, Madura, Makassar & Palembang.

Oleh lantaran itu, Belanda kehilangan sepenuhnya basis kekuatan mereka yg ada di Pulau Jawa seperti kota Batavia, Bogor, & Bandung yg dikala itu menjadi simpul penting pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

 

Demobilisasi Tentara

Sebelum diadakan Perjanjian Tuntang, sudah terjadi perlawanan pasukan Belanda terhadap serangan Inggris.

Akan tetapi, pasukan dr Belanda tak bisa untuk melawan serangan tersebut & terpaksa harus melaksanakan perlawanan dengan-cara tak terencana.

Setelah dibuat kesepakatan yg kemudian diketahui dgn Perjanjian Tuntang, pihak Inggris memutuskan bahwa pasukan perang Belanda wajib berhenti melawan, menyerahkan diri, & menjadi tawanan pihak pemerintahan Inggris.

Para serdadu Belanda & pasukan kolonialnya mesti mengikuti keinginan Pemerintahan Inggris tersebut lantaran pemerintahnya sudah menandatangani kapitulasi ini.

 

Keleluasan Bekerja

Pihak Inggris masih berbaik hati dgn pejabat-pejabat belanda yg ada di Indonesia. Dalam Perjanjian Tuntang, dibilang jikalau orang-orang yg pernah menjabat di Belanda diperkenankan untuk melakukan pekerjaan dgn Pemerintahan Inggris.

Hal tersebut pun hanya jika pihak pejabat Belanda tersebut masih ada keinginan untuk melakukan pekerjaan .

Oleh karena itu, pejabat belanda yg ada di Indonesia mempunyai potensi lain untuk mencari penghidupan sehabis transisi kekuasaan ini dilaksanakan.

 

Tidak Ada Pengakuan Hutang

Selama Belanda melakukan penjajahan di Indonesia, pihaknya menggunakan suatu forum bernama VOC untuk menjalankan usahanya.

Akan tetapi, usaha tersebut gagal lantaran beberapa faktor, salah satunya yaitu korupsi yg berlebihan & penyelewengan kekuasaan oleh pejabat VOC.

Kegagalan-kegagalan ini mengakibatkan VOC & pemerintah Belanda mempunyai banyak hutang.

Setelah kekuasaan Belanda digantikan oleh Inggris, bukan mempunyai arti hutang tersebut pula ikut dialihkan. Dalam Perjanjian Tuntang, dikatakan bahwa Inggris tak menanggung hutang yg sebelumnya dimiliki oleh pihak Belanda.

Dengan klausul ini, Inggris menghindari keharusan melunasi hutang Hindia Belanda & tetap membebankannya pada Belanda.

 

Dampak Perjanjian Tuntang

Dampak perjanjian tuntang

Perjanjian Tuntang memang menawarkan banyak keuntungan bagi pihak Inggris. Bahkan bila dipahami dgn lebih saksama, persetujuan tersebut sungguh merugikan pihak Belanda.

Namun, Belanda pula tak bisa untuk berbuat apapun, sebab posisi mereka sudah mengalah & kalah perang dgn pasukan Inggris. 

Transisi kekuasaan ini pula menyebabkan beberapa efek terhadap pribumi Indonesia yg umumnya ialah positif. Perubahan-perubahan yg dibawa oleh pemerintahan Inggris antara lain adalah

  • Menghapuskan tanam paksa
  • Menghapuskan kerja paksa
  • Tanah menjadi milik pemerintah & menerapkan konsep sewa tanah atau Land Rent
  • Bupati & pemimpin wilayah merupakan pejabat pemerintah & melapor pada pemerintah Inggris

Meskipun terlihat anggun, kebijakan-kebijakan ini masih banyak diselewengkan oleh pihak Inggris, sehingga tak bisa meningkatkan dengan-cara signifikan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Terlebih lagi, penduduk Indonesia tak seluruhnya paham dgn sistem administrasi & perekonomian Inggris yg diterapkan oleh Raffles.

  Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Terdapat Perbedaan Kawasan, Agama, Dan Suku Bangsa Bukanlah Penghalang