Pergerakan Nasional

Pergerakan nasional ialah salah satu periode dlm sejarah Indonesia yg diwarnai dgn menjamurnya organisasi-organisasi pergerakan. Menurut Taufik Abdullah (2001), pergerakan nasional didorong oleh menguatnya nasionalisme & kesadaran politik yg menjadi potongan penting dr sejarah Indonesia.

Dipelopori oleh golongan bangsawan terdidik berkat politik etis, perlawanan fisik berangsur-angsur berubah menjadi usaha politik. Masa pergerakan nasional merupakan titik puncak usaha bangsa Indonesia dlm melawan imperialisme & merealisasikan mimpi kemerdekaan.

Lihat pula materi Wargamasyarakat.org lainnya:

Merkantilisme

Politik Apartheid di Afrika Selatan

Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional

Memasuki selesai masa ke-19, dunia direpotkan dgn industri & jual beli yg kian maju. Namun menurut beberapa pihak, tempat jajahan hanyalah objek yg terus-menerus disedot oleh negara ibu. Pendapatan negara yg amat besar berbanding terbalik dgn tak adanya perbaikan kepada negara koloni. Wartawan De Locomotief  yg bernama Pieter mengkritik Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yg terkesan mengabaikan penyebaran wabah kolera. Sementara Conrad Theodore van Deventer mengritik kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel). Pemikiran bahwa negara ibu sekarang memiliki utang budi kepada koloni mulai menyebar, kritik ini ditanggapi dgn serius oleh Kerajaan Belanda.

Ratu Wilhelmina mencanangkan kebijakan yg disebut Politik Etis yg meliputi tiga bidang acara yaitu irigasi (perbaikan pengairan & akomodasi pertanian), edukasi (pendidikan bagi pribumi), & imigrasi (pemindahan penduduk untuk kepentingan ekonomi.  Bagi pergerakan nasional, bidang edukasi adalah penyebab utama dibandingkan kedua yang lain. Munculnya sekolah-sekolah untuk pribumi yg diisi oleh kalangan priyayi melahirkan kalangan terdidik & berpemikiran terbuka. Siswa-siswa yg sadar akan penderitaan bangsa pribumi atas penjajahan Belanda ini mulai mengonsolidasikan diri dlm rangka berdiskusi langkah perbaikan bagi bangsa Indonesia di masa mendatang.

  Masa Reformasi

Secara umum, pergerakan nasional pula didorong oleh faktor-aspek seperti kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1902; kebangkitan nasional di India, Turki, Cina, & Filipina; serta tumbuhnya paham nasionalisme & demokrasi.

Tujuan Pergerakan Nasional

Pergerakan nasional merupakan suatu upaya-upaya kolektif yg dijalankan untuk mencapai tujuan besar yaitu kemerdekaan & kesejahteraan bangsa Indonesia. Adapun tujuan-tujuan lain dr pergerakan nasional yaitu :

  • Memajukan & meningkatkan derajat bangsa lewat pendidikan & kebudayaan;
  • Menumbuhkan jiwa integritas, cinta tanah air & nasionalisme yg penting bagi proses menuju bangsa independen;
  • Membangun kekuatan bangsa yg kolektif, non-kooperatif, & bebas intervensi gila;
  • Membentuk agresi-agresi politik yg bersifat nasional, meninggalkan sentimen regional atau kesukuan; dan
  • Memperbaiki nasib bangsa yg masih terbelenggu oleh penjajahan Belanda.

Periodisasi Pergerakan Nasional

Periode pergerakan nasional disepakati oleh para sejarawan berjalan pada 1908-1942. Ditandai dgn berdirinya Boedi Oetomo & diakhiri dgn jatuhnya Hindia Belanda pada Kekaisaran Jepang. Selama 34 tahun tersebut, pergerakan nasional terbagi menjadi tiga serpihan yakni :

1. Masa Pembentukan (1908-1920)

Masa Pembentukan merupakan permulaan dr pergerakan nasional, di mana muncul organisasi-organisasi berhaluan berlainan namun dgn tujuan besar kemerdekaan Indonesia. Organisasi yg adalah dr Boedi Oetomo (1908), Perhimpunan Indonesia (1908), Indische Partij (1912), & Sarekat Islam (1911). Organisasi tersebut masih pada fase pengembangan diri, dikarenakan belum memiliki dampak sosial politik yg luas.

2. Masa Radikal atau Non-Kooperatif (1920-1930)

Masa Radikal ialah fase dimana pergerakan nasional mulai menerima tempat & bantuan yg luas dr penduduk pribumi. Sehingga golongan terdidik lebih berani melaksanakan aksi-agresi oposisi kepada pemerintah kolonial. Partai Komunis Indonesia (1920), Partai Nasional Indonesia (1927), & Partai Indonesia (1929) merupakan beberapa pola organisasi yg terbentuk. Pemberontakan PKI 1926, & penangkapan petinggi PNI di Yogyakarta ialah salah satu insiden yg disebabkan perilaku non-kooperatif.

3. Masa Bertahan atau Moderat (1930-1942)

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melakukan langkah-langkah represif seperti penangkapan pemimpin organisasi & pembubaran aneka macam kegiatan. Menyebabkan organisasi-organisasi ini memilih perilaku yg lebih moderat. Selain itu krisis ekonomi global (Great Depression) yg melanda pula turut menggembosi pergerakan nasional. Meski begitu tetap ada beberapa organisasi yg timbul mirip Partai Indonesia Raya (Parindra), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), & Gabungan Politik Indonesia (Gapi).

Organisasi-Organisasi Pergerakan

  • Boedi Oetomo

Organisasi yg didirikan oleh mahasiswa STOVIA, dipimpin oleh Dr. Soetomo. Bertujuan untuk memperjuangkan bangsa Jawa melalui pendidikan & kebudayaan.

dokumentasi boedi oetomo organisasi pergerakan nasional

Dokumentasi Boedi Oetomo, Organisasi Pergerakan Nasional
Sumber gambar: indonesia.go.id

  • Sarekat Islam

Bermula dr Sarekat Dagang Islam yg dibentuk H. Samanhoedi, diubah menjadi organisasi yg lebih politis yaitu Sarekat Islam oleh H.O.S. Tjokroaminoto. Bertujuan untuk membumikan aliran Islam & memperkuat jaringan jual beli.

  • Muhammadiyah

Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 1912 di Yogyakarta dgn tujuan membentuk forum keagamaan yg terbaru. Muhammadiyah diharapkan mampu memperkuat umat di bidang pendidikan, ekonomi, & sosial.

  • Nahdlatul Ulama

NU diresmikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari pada tahun 1926. Serupa dgn Muhammadiyah, NU ingin membentuk organisasi agama yg modern sekaligus membumikan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah.

  • Partai Nasional Indonesia

Partai bentukan Ir. Soekarno pada tahun 1920, dgn tujuan besar yaitu memerdekakan Indonesia. Sayangnya setelah penangkapan tokoh-tokohnya pada 1929, PNI berangsur melemah padahal semula memperoleh pertolongan besar dr rakyat.

  • Indische Partij

Partai bentukan Ki Hadjar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, & Dr, Danudirja Setiabudi. Organisasi pertama yg mencampurkan keanggotaan pribumi & Eropa pada tahun 1912. Namun sikapnya yg radikal menjadikannya dibubarkan setahun kemudian.

  • Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV)

ISDV adalah perkumpulan yg berdiri di atas jalan sosialisme pada tahun 1914. Dibentuk oleh Henk Sneevliet dgn tujuan membumikan wangsit sosial demokrat ke banyak sekali kalangan di Hindia Belanda.

  • Partai Komunis Indonesia

PKI lahir dgn imbas dr ISDV, & memperoleh massa dr pecahan Sarekat Islam. Bertujuan untuk membentuk negara Indonesia merdeka dgn asas komunisme.

  • Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa pribumi yg bersekolah di Belanda pada tahun 1908 dgn nama Indonesische Vereeniging. Berganti nama menjadi PI pada tahun 1925, organisasi ini memperkenalkan identitas Indonesia di Belanda untuk memperjuangkan kemerdekaan.

  • Partai Indonesia

Partindo yaitu pecahan dr PNI yg kian melemah sehabis penangkapan Soekarno pada 1929. Dipimpin oleh Sartono, Partindo memperoleh kembali sosok Soekarno pada tahun 1932. Meski begitu, partai ini tak mampu mengulang keberhasilan PNI & bubar pada tahun 1936.

  • Partai Indonesia Raya

Parindra adalah partai yg merupakan fusi dr banyak organisasi, salah satunya Boedi Oetomo. Parindra berdiri pada 1935 & dipimpin oleh Dr. Soetomo sementara Moh. Husni Thamrin mewakili Parindra di Volkskraad. Pada tahun 1937, Parindra menjelma Gerindo.

  • Gabungan Politik Indonesia

GAPI merupakan adonan partai politik yg dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo, anggota volkskraad yg mengusulkan adanya pergantian ketatanegaraan yg menyetarakan wakil pihak Indonesia & Belanda. GAPI dibentuk pada tahun 1939 untuk mendesak proposal itu direalisasikan oleh pemerintah.

  • Taman Siswa

Taman Siswa ialah lembaga pendidikan yg didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Dewantara. Ia membentuk sekolah pribumi yg demokratis, tatkala semua sekolah pribumi harusnya dibuat oleh pemerintah Belanda.

Peristiwa Penting di Masa Pergerakan Nasional

Kongres Pemuda I & II

Kongres Pemuda adalah kesibukan yg diadakan oleh seluruh organisasi kedaerahan yg berkomitmen untuk kemerdekaan Indonesia. Dilaksanakan dua kali yaitu pada April-Mei 1926 & Oktober 1928. Kongres penting ini menciptakan ikrar Sumpah Pemuda, pengenalan lagu kebangsaan Indonesia Raya, & Bendera Merah Putih sebagai bendera Bangsa Indonesia.

Kongres Perempuan

Kongres Perempuan dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Diprakarsai oleh tujuh organisasi wanita, kongres ini bermaksud menyatukan upaya dlm meningkatkan wanita Indonesia. Kongres ini pula berhasil mendirikan Perserikatan Perkumpulan Wanita Indonesia (PPPI), membentuk kelompok studi perempuan, serta menunjukkan permintaan tertulis pada pemerintah untuk menyejahterakan kaum perempuan & anak-anak.

Materi: Pergerakan Nasional

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI