Perencanaan Alat-Alat Tata Cara Evaluasi Pembelajaran Pai


Perencanaan Alat-alat Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkat mutu hidup insan. Lembaga pendidikan, sekolah contohnya memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai pelaksana pendidikan juga berperan selaku pendidik sekaligus fasilitator yang mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Merencanakan tes ialah salah satu langkah yang dihentikan ditinggalkan dalam penyusunan rencana dan rancangan pembelajaran. Melalui penilaian yang tepat bukan saja kita mampu memilih kesuksesan siswa meraih tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus mampu menyaksikan efektivitas program rancangan yang kita persiapkan.
Oleh alasannya adalah itu, penting bagi seorang guru untuk mengenali genre, analisis, jenis-jenis tes dalam evaluasi pengajaran. Tes yang di gunakanpun mesti sesuai dengan standar yang berlaku untuk menganggap dan mengevaluasi jalannya proses pendidikan sehingga hasil evaluasi pun dapat diterima dan digunakan untuk menciptakan banyak sekali putusan yang berhubungan dengan pengajaran dan pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian penyusunan rencana penilaian pembelajaran?
2.      Apa saja macam-macam penyusunan rencana non tes?
3.      Apakah pemahaman perencanaan tes?
4.      Apa saja macam-macam tes?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran
2.      Untuk mengenali macam-macam penyusunan rencana non tes
3.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan tes
4.      Untuk mengetahui macam-macam tes
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Evaluasi Pembelajaran
Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative Active Techniques of Organization and Management, bahwa penyusunan rencana ialah menentukan apa yang akan dilakukan.Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan klarifikasi-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan  acara, penentuan sistem-sistem, prosedur tertentu dan penentuan acara menurut agenda sehari-hari.
Evaluasi yaitu suatu proses yang sengaja dijadwalkan untuk mendapatkan informasi atau data, menurut data tersebut kemudian dicoba menciptakan sebuah keputusan. Sedangkan penilaian pembelajaran menurut Norman E. Gronlound ialah sebuah proses yang sistematis untuk menentukan atau menciptakan keputusan hingga sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Sehingga pengertian perencanaan penilaian pembelajaran ialah rangkaian-rangkaian putusan yang diambil untuk memilih sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[1]
B.     Perencanaan Non Tes
Perencanaan non tes mampu digunakan jikalau kita ingin mengenali kualitas proses dan produk dari sebuah pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti perilaku, minat, bakat, dan motivasi.[2]
1.      Observasi (Pengamatan)
Yaitu teknik atau cara memperhatikan sebuah kondisi atau sebuah aktivitas (tingkah laris). Yang paling berperan disini yakni panca indra atau pengindraan utamanya indra pandangan. Selain itu pengamatan ialah sebuah pengamatan pribadi terhadap siswa dengan mengamati tingkah lakunya. Secara biasa observasi yakni cara mengumpulkan materi-bahan informasi (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis kepada fenomena-fenomena yang sedang dijadikan target pengamatan.[3]
Bentuk pengisian aliran bisa secara bebas dalam bentuk uraian, mampu pula dengan bentuk member tanda cek (V) pada kolom balasan pengamatan jikalau ajaran yang dibentuk telah tersedia jawabannya (teratur). Observasi untuk menilai proses pembelajaran dapat dikerjakan oleh guru di kelas pada ketika siswa melaksanakan kegiatan belajar. Untuk itu guru tidak butuhterlalu formal mengamati sikap siswa, tetapi mencatat secara terencana gejala dan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa.[4]
2.      Interview (Wawancara)
Wawancara ialah salah satu bentuk alat penilaian jenis non-tes yang dikerjakan lewat percakapan dan tanya jawab, baik eksklusif maupun tidak pribadi dengan penerima didik. Wawancara bermaksud untuk mendapatkan informasi untuk menjelaskan suatu keadaan tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk menghipnotis situasi atau orang tertentu.[5]
Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara terpimpin dan wawancara bebas.
Ø  Wawancara terpimpin lazimjuga disebut wawancara terstruktur atau wawancara sistematis. Yang dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu sudah dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih tanggapan yang sudah dipersiapkan pewawancara.
Ø  Wawancara bebas atau wawancara tak terpimpin, pada wawancara seperti ini responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat pewawancara.[6]
3.      Check List ( Daftar Cek)
Daftar Cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-faktor yang akan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru selaku penilai mencatat tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada beberapa jenis-macam faktor perbuatan yang umumnya dicantumkan pada daftar cek lalu tinggal memberi tanda centang (ü) pada setiap aspek-aspek tersebut sesuai hasil penilaianya.[7]
Contoh Daftar Cek :
Daftar Cek perihal keaktifan peserta ajar dalam diskusi golongan pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
No
Nama
SB
B
C
K
SK
1.
2.
3.
4.
5.
Nano Waryono
Elin Roslina
Arie Apriadi
Angga Zalindra
Ardi Maulana
4.      Quitionare (Angket)
Quistionare (Angket) ialah alat pengumpul data melalui komunikasi tidak eksklusif, yakni lewat tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi tentang aneka macam hal yang berhubungan dengan responden.[8]
Contoh : angket terbuka
Bagaimana pertimbangan anda kalau :
1)      Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
2)      Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
Untuk menjawab pertanyaan ini responden bebas menggunakan kalimatnya sendiri.
5.      Rating Scale (Skala Penilaian)
Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa sebuah daftar yang berisi wacana sifat/ciri-ciri tingkah laris yang ingin diselidiki yang mesti dicatat secara bertingkat.
Rating scale adalah ekspansi checklist. Perbedaan dengan checklist adalah pada rating scale observer mengindikasikan judgement dalam bentuk frekuensi & atau kualitas karakteristik penampilan (misal: sangat baik, sedang, kurang), sedangkan pada checklist hanya dituliskan hadir tidaknya sikap.[9]
Contoh: Skala Penilaian
Kemampuan Membaca Al-Quran
Kelas/Semester      :
Mata Pelajaran      :
No.
Nama
Aspek Yang Dinilai
Total Skor
A
B
C
D
1.
Aisyah
2.
Fatimah
3.
Zahra
Dst.
   Keterangan:
A = Kemampuan melafalkan bacaan aturan nun mati atau tanwin (bacaan idhar, idghom bighunnah, idghom bilaghunnah, ihfa’ dan iqlab)
B = Kemampuan melafalkan suatu bacaan sesuai dengan makharijul aksara
C = Kemampuan melafalkan bacaan mad (panjang-pendek)
D =  Kemampuan melafalkan bacaan qolqolah
C.    Perencanaan Tes
Tes ialah alat atau mekanisme yang dipakai untuk mengenali atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan hukum-aturan yang sudah diputuskan. Tes juga dapat diartikan selaku salah satu cara untuk mengenali keadaan siswa. Kondisi yang dimaksud yakni prestasi berguru siswa.[10]
Setiap kegiatan berguru mesti dimengerti sejauh mana proses berguru tersebut sudah menawarkan nilai tambah bagi kesanggupan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan kesanggupan tersebut ialah dengan melaksanakan tes.[11]
1.      Perencanaan dalam Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)
Tes untuk mengukur hasil mencar ilmu siswa, memiliki prinsip-prinsip serta tindakan penyusunan rencana  tersendiri. Dalam menyiapkan penyusunan achievement test dibutuhkan adanya langkah-langkah yang mesti diikuti secara sistematis sehingga mampu diperoleh tes yang lebih efektif. Dengan adanya hal ini, diperlukan suatu tes sungguh-sungguh mampu menjadi instrumen yang mampu mengukur apa yang bahwasanya harus diukur .Para ahli penyusun tes maupun para pengajar (classroom teacher) lazimnya sudah menyepakati tindakan selaku berikut:
v  Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
v  Mengidentifikasi hasil-hasil berguru (learning outcomes) yang mau diukur dengan tes itu.
v  Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
v  Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
v  Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik,seorang guru atau pengajar perlu mempertimbangkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunya sehingga selanjutnya ia mampu memilih bagaimana karakteristik soal-soal yang hendak dibuatnya.[12]
Ada tujuh hal yang mesti dipertimbangkan dalam penyusunan rencana tes, adalah:
§  Pemilihan butir soal
§  Tipe soal yang akan digunakan
§  Aspek yang mau diuji
§  Format butir soal
§  Jumlah butir soal
§  Distribusi tingkat kesukaran butir soal
§  Kisi-kisi tes.[13]
D.    Macam-macam Tes
1.      Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
o   Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan menginginkan balasan tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif penerima asuh.
o   Test verbal (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menginginkan jawaban secara ekspresi. Test ini juga dikerjakan untuk faktor kognitif penerima ajar.
o   Test tindakan (performance test), ialah tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki tanggapan dalam bentuk perbuatan. Test ini dipakai untuk menganggap faktor psikomotor/ keterampilan penerima ajar.
2.      Menurut fungsinya test terbagi atas:
o  Tes formatif (formative test), yakni test yang dilakukan sehabis selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dikerjakan sesudah dikenali hasil test formatif peserta didik yakni:
·         Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang gres.
·         Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh akseptor ajar, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, apalagi dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bab-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bermaksud untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta bimbing.
o  Tes sumatif (summative test), yakni test yang diberikan setelah sekumpulan satuan acara pembelajaran simpulan diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan biasa .
o  Test diagnostik (Diagnostic test), ialah test yang dilakukan untuk memilih secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh akseptor latih dalam sebuah mata pelajaran tertentu.[14]
3.      Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:
o   Pra test (pre test), yakni test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bermaksud untuk mengenali sejauh manakah materi yang hendak diajarkan sudah dapat dikuasai oleh akseptor latih.
o   Test akhir (Post test), ialah test yang diberikan sehabis dilakukan proses pembelajaran. Tes tersebut bermaksud untuk mengetahui tingkat perkembangan intelektual (tingkat penguasaan bahan) penerima latih. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.
4.      Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
o   Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (akseptor latih).
o   IQ test, adalah test kecerdasan. Test ini bermaksud untuk mengenali tingkat kecerdasan seseorang (akseptor bimbing).
o   Test kemampuan (aptitude test), yaitu test talenta. Test ini bermaksud untuk mengungkap kesanggupan atau talenta khusus yang dimiliki oleh seseorang.
5.      Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:
o   Test tolok ukur, yaitu test yang sudah dibakukan sehabis mengalami berulang kali uji coba (try out) dan menyanggupi syarat test yang baik.
o   Test buatan guru, ialah test yang dibuat oleh guru.
6.      Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
o   Power test, ialah test dimana waktu yang ditawarkan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.
o   Speed test, yaitu test dimana waktu yang ditawarkan untuk menyelesaikan test dibatasi.[15]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perencanaan evaluasi pembelajaran yaitu rangkaian-rangkaian putusan yang diambil untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran sudah dicapai oleh siswa. Yang berisikan penyusunan rencana non tes dan penyusunan rencana tes.
Perencanaan non tes dapat digunakan bila kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari sebuah pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti perilaku, minat, bakat, dan motivasi. Sedangkan penyusunan rencana tes digunakan untuk mengenali atau menyaksikan kenaikan kesanggupan belajar dari penerima latih.
Adapun macam-macam tes berisikan :
v  Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas: tes goresan pena, tes mulut dan tes perbuatan.
v  Menurut fungsinya test terbagi atas: tes formatif, tes sumatif dan tes diagnostik.
v  Menurut waktu diberikannya test terbagi atas: pra tes dan tes simpulan
v  Menurut kebutuhannya, macam test antara lain: Psycho test, IQ tes dan tes kesanggupan.
v  Menurut jenisnya tes terbagi menjadi: tes kriteria dan tes bikinan guru
v  Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas: power tes dan speed tes
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Cetakan I. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Femje, Mimi (15 September 2016). “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”. http://mimifemje.blogspot.co.id
Nurdiansah, Andi (17 September 2016). “Instrumen Penilaian Non Tes”. http://andinurdiansah.blogspot.co.id
Ikhwan, Muhammad (17 September 2016). “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”. http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id
Khan, Amri (17 September 2016). “Perencanaan Evaluasi Pembelajaran”. http://amrikhan.wordpress.com .
Kurniawan, Ryzki (17 September 2016). “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”. http://bismillah-ryzki.blogspot.co.id
Zaeni, Abu (17 September 2016). “Prosedur Perencanaan Tes. http:// kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id
(17 September 2016). “Pengertian Rating Scale dan Jenisnya”. http://clickyhun.blogspot.co.id.



[1] Amri Khan, “Perencanaan Evaluasi Pembelajaran”, http://amrikhan.wordpress.com (diterusan pada 17 September  2016).

[2]  Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, cetakan I (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), halaman 152

[3]Andi Nurdiansah , “Instrumen Penilaian Non Tes”, http://andinurdiansah.blogspot.co.id (dikanal pada 17 September  2016).

[4] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (disaluran pada 15 September  2016).

[5] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (dikanal pada 17 September  2016).

[6] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (dijalan masuk pada 15 September  2016).

[7] Zainal, Evaluasi Pembelajaran  halaman 164

[8] Andi Nurdiansah , “Instrumen Penilaian Non Tes”, http://andinurdiansah.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[9] Pengertian Rating Scale dan Jenisnya”, http://clickyhun.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[10] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (disaluran pada 15 September  2016).

[11] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (disaluran pada 17 September  2016).

[12] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (disaluran pada 17 September  2016).

[13]  Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (diakses pada 15 September  2016).

[14] Ryzki Kurniawan , “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”, http://bismillah-ryzki.blogspot.co.id (diterusan pada 17 September  2016).

[15] Muhammad Ikhwan , “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”, http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id (dijalan masuk pada 17 September  2016).