Penistaan Agama, Kembali Mengkaji Kaum Minoritas

Departement AS menambahkan Nigeria ke daftar negara yang menerima perhatian khusus dalam kebebasan beragama. Sedangkan Indonesia bertahan di pengawasan khusus atau special watch list. Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS atau USCIRF kembali menyinari UU penistaan agama yang memberatkan minoritas.

Salah satu persoalan terkait dengan penistaan agama yang terjadi di Nigeria tentunya mengarah pada sebuah politik serta hubungan mengenai kebebasan beragama, yang memang mempunyai gambaran yang jelek bagi agama yang melaksanakan penistaan tersebut.

Hal ini, sudah dilansir dikala di Indonesia, yang terjadi penistaan agama yang melakukannya dari sejumlah politisi PDI Perjuangan, Basuki Cahya Purnama. Hal ini, memang mengarah pada politik agama, yang melibatkan salah satu tokoh agama mulai menanggapi, terjadi sebuah kebijakan yang dibuat serta duduk perkara terkait dengan peran akademisi dalam mengkritisi duduk perkara tersebut.

Berbagai hal terkait dengan tata cara politik yang mengarah pada dinamika sosial budaya akan lekat pada memberatkan kaum lebih banyak didominasi di Indonesia, yang rata-rata memeluk agama Islam.

Pada periode pemerintahan Trump hal ini tentunya belum dibahas sedemikian baik, dengan adanya pertentangan jualan yang terus dilacarkan pada Cina. Dengan begitu, pada tahun 2020 yang menjadi catatan mengenai tugas agama kepada politik terus akan mengarah pada dinamika sosial budaya masyarakat, serta agama yang saling menghipnotis politik yang bersangkutan di Amerika Serikat, tentunya dalam hal ini partai Demokrat.

Pengaruh partai Demokrasi di Indonesia, tentunya akan mengarah pada tata cara dinamika politik penduduk yang melekat pada dinamika politik yang berperan dalam tata cara tatanan sosial di penduduk , dengan pangaruh ideology, serta paham agamis yang membentuk sebuah tugas yang berlainan terhadap pandangan politik.

  Kebiadaban Manusia, Hidup Dengan Budaya Dan Agama Sejak Kolonial Belanda