BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi gosip beberapa tahun
belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengganti paradigma masyarakat dalam mencari dan menerima berita, yang tidak lagi terbatas pada berita surat kabar, audio visual, dan elektronika, tetapi
juga sumber-sumber gosip lainnya yang salah satu diantaranya lewat jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat efek yang cukup mempunyai arti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan info dari pendidik kepada penerima ajar yang berisi berita-gosip pendidikan, yang mempunyai bagian-bagian pendidik sebagai sumber isu, media selaku fasilitas penyedian ide, pemikiran dan materi pendidikan serta peserta ajar itu sendiri, beberapa bagian komponen ini mendapat sentuhan media teknolgi berita, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses berguru-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan menenteng imbas-pengaruh psikologis kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat menolong keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
B. Batasan Masalah
1. Apa pemahaman media pembelajaran ?
2. Apa fungsi dan tugas media pembeajaran?
3. Apa saja pembagian terstruktur mengenai media pembelajaran?
4. Apa saja pedoman dalam penggunaan media Pembelajaran?
5. Bagaimana langakh-langkah dalam pengembangan media pembelajaran ?
C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui makna media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tugas media pembelajaran.
3. Untuk mengenali klasifikasi media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pedoman dalam penggunaan media Pembelajaran.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya mediator atau pengirim pesan dari pengirim terhadap penerima pesan.[1]
Adapun secara terminologi (perumpamaan), beberapa tokoh mengemukakan pengertian media pembelajaran sebagai berikut :
1. Gene L.Wilkinson menyatakan bahwa media yaitu “ segala alat dan materi selain buku teks, yang mampu digunakan untuk memberikan berita dalam situasi pembelajaran.[2]
2. Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad menyampaikan bahwa, media yakni insan, bahan, atau kejadian yang membangun suatu keadaan atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau perilaku. Dlam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
3. Assosiation of Education and Communition Technology (AECT) mendefenisikan media sebagai “segala bentuk dan saluran yang dipakai untuk memberikan pesan atau gosip”.[3]
4. Yusufhadi Miarso mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang asumsi, perasaan, perhatian, dan kemauna si berguru sehingga dapat mendorong terjadinya proses berguru yang disengaja, bermaksud, dan terkendali”.[4]
5. Ahmad Rohani menyampaikan media yaitu “ segala sesuatu yang mampu diindrakan yang berfungsi selaku alat perantara, sarana atau alat untuk proses komunikasi (proses pembelajaran).”[5]
6. Wina Sanjaya mengatakan bahwa media pembelajaran yakni “segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk memperbesar pengetahuan, mengganti perilaku atau menanamkan keahlian pada setiap orang yang memanfaatkannya.[6]
7. Arief S. Sadiman dkk menyampaikan media pembelajaran yaitu “ segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat, serta perhatian akseptor asuh sedemikian rupa sehingga proses pembelajaaran terjadi.[7]
Berdasarkan uraian para andal di tersebut di atas, amaka mampu kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran yaitu: alat yang mampu membantu proses mencar ilmu mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat meraih tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
B. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran
pemakaian media pembelajaran dalam prose berguru mengajar dapat membangkitkan cita-cita dan minat yang gres, menghidupkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan menjinjing efek-dampak psokologis kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sungguh menolong efektifitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Di samping itu media pembelajaran juga mampu menolong siswa meningkatkan pemahaman, menghidangkan data dengan mempesona da terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan berita, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam berguru.[8]
Levie dan Letz yang dikutif oleh Kustandi dan Sucipto mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, utamanya media visual, yaitu :[9]
1. Fungsi atensi, yakni menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berfokus kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif media visual dapat tampakdari tingkat kenikmatan siswa saat belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, contohnya informas yang menyangkut duduk perkara sosial atau ras.
3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-emuan observasi yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengenang iformasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil observasi bahwa media visual yang memperlihatkan konteks untuk mengetahui teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan berita dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pemebelajran brfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima seta mengerti isi pelajaran yang disuguhkan dengan teks atau disuguhkan secara lisan.
Kemp dan Dayton mengemukakan beberpa hasil observasi yang menunjukan pengaruh kasatmata dari penggunaan media selaku bagian integral pembelajaran di kelas, atau selaku cara utama pembelajaran eksklusif, sebagai berikut:[10]
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2. Pengajaran mampu lebih menawan.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip–prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi sisa, umpan balik dan penguatan.
4. Lama waktu pemebelajaran mampu dipersingkat, karena kebanyakan media cuma memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan isi pelajaran dalam jumlah yang lumayan banyak, dan kemungkinan dapt diserap oleh siswa lebh besar.
5. Kualitas hasil berguru dapt ditingkatkan jika integrasi kata dan gambar selaku media pemebelajaran dapat mengkomunikasikan unsur-unsur wawasan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan terang.
6. Pembelajaran dapat diberiakn kapan dan dimana saja diinginkan atau diperlukan, utamanya kalau media pembelajaran dirancang unuk penggunaan secara individu.
7. Sikap konkret siswa terhadap apa yang mereka pelajar dan terhadapnproses berguru mampu ditingkatkan.
8. Peran guru dapa berganti ke arah yang lebih faktual.
Nanan Sudjana dan Riva’i mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses mencar ilmu siswa, ialah selaku berkut:[11]
1. Pembelajaran akan lebih mempesona perhatian penerima ajar, sehingga mampu menumbuhkan motivasi mencar ilmu.
2. Bahan pembelajaran akan lebih terang maknanya sehingga mampu lebih diketahui oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bermacam-macam, tidak semata-mata komunikasi lisan melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak jenuh dan guru tidak kehabisantenaga, apalagi kalu guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan acara mencar ilmu karena tidak hanya menyimak uraian guru, namun juga kegiatan lain seperti mengamati, melaksanakan, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encylopedia of Educational Reseach, dalam Azhar Arsyad, merincikan manfaat media pembelajaran, selaku berikut:[12]
1. Meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, sehingga meminimalkan verbalisme.
2. Memeperbesar perhatian siswa.
3. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan mencar ilmu,sehingga, membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memeberikan pengalaman faktual yang dapat menumbuhkan aktivitas berupaya sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pedoman yang terencana dan kontinyu, terutama lewat gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengetian yang tidak gampang diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi serta kergaman yang lebih banyak dalam berguru.
Dari uraian dan pendapat beberapa mahir di atas, maka dapat ditarik kesimpulan beberapa peranan atau manfaat mudah dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses berguru mengajar, selaku berikut :
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan info, sehingga dapat memperlancar serta memajukan proses dan hasil mencar ilmu.
2. Media pembelajaran mampu memajukan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk mencar ilmu sendiri sendiri sesuai denagn kesanggupan dan minatnya.
3. Media pembelajaran mampu menanggulangi keterbatasn indera, ruang, dan waktu.
4. Media pembelajaran mampu menawarkan kesamaan pengalaman kepada siswa wacana insiden-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta lingkungannya, mirip lewat karyawisata, kunjungan-kunjungan ke mueum atau kebun binatang.
C. Klasifikasi Media pembelajaran
Pada saat ini kita dihadapkan pada pilihan medbeliau yang banyak sekali. Berbagai usah telah dijalankan untuk membagi–bagi media dalam klasifikasi, kategori atau kalangan tertentu, didasarkan pada kemampuannya, bentuk fisik, ongkos, dan sebagainya. Salah satu penggolongan media yang dilakukan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, ialah :
1. Media Grafis (media dua dimensi) ialah media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, mirip gambar, foto, graik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan yang lain.
2. Media tiga dimensi ialah dalam bentuk versi, seperti model padat, model penampang, model susun, versi kerja, mock up, diorama, dan lai-lain.
3. Media proyeksi, seperti slide, film strip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.
4. Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Wina Sanjaya, menggolongkan media dilihat menurut sifat media sebagai berikut.[13]
1. Media auditif, adalah media yang cuma mengandalkan kesanggupan bunyi saja, mirip tape recorder.
2. Media visual, yaitu media yang cuma mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.
3. Media audiovisual, yakni media yang mempunyai bagian bunyi dan bagian gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis.
Jerold Kemp dikutip dari Ahmad Rohani, mengemukakan pembagian terstruktur mengenai jenis media sebagai berikut.[14]
1. Media cetak.
2. Media yang dipamerkan (media display).
3. Overhead transparancy.
4. Rekaman suara (audio tape recording)
5. Side bunyi dan film strip.
6. Presentasi multi gambar (nontipicture)
7. Pembelajaran berbasis komputer (computer based learning)
Dari usulan para andal di atas maka, secara biasa kita mampu mengelompokan media menjadi 4 macam, yaitu :
1. Media Audio, yang mengandalkan kesanggupan suara seperti radio, kaset,dsb.
2. Media visual yaiu medai yang menampilkan gambar membisu mirip , foto, lukisan dan sebagainya.
3. Media audio video yakni media yang menampilkan suara dan gambar mirip film, video dan sebagainya.
4. Media berbasis komputer adalah media pembelajaran berbantuan computer
D. Pedoman dalam Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memilik kemampuan masing-masing, maka setiap guru diharapkan menentukan pilihannya sesuai dengan keperluan pada ketika sebuah pertemuan. Hal ini dimaksudkan, jangan hingga penggunaan media menjadi penghalang proses berguru mengajar yang mau dijalankan guru di dalam kelas. Harapan yang besar pastinya biar media menjadi alat bantu yang mampu mempercepat atau membuat lebih mudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada dua pendekatan yang mampu dilaksanakan dalam usaha memilih media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan cara menentukan media yang telah tersedia di pasaran yang mampu dibeli pendidik dan eksklusif dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Cara ini pasti memerlukan ongkos untuk membelinya.
2. Memilih berdasarkan keperluan faktual yang telah dijadwalkan terutama yang berkenaan dengan tujuan yang sudah dirumuskan secara khusus dan materi pelajaran yang akan dicapai.[15]
Disamping itu dalam perjuangan menggunakan media dalam proses belajar mengajar, berdasarkan Yusufhadi Miarso, perlu diberikan sejumlah anutan lazim selaku berikut:[16]
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk meraih sebuah tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainyaa tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan media mesti didasarkan pada tujuan pembelajaran yang mau diraih. Dengan demikian pemanfaatan media mesti menjadi bagian integral dari penghidangan pelajaran.
3. Penggunaan media mesti mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik bahan pelajaran yang dihidangkan.
4. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan mirip berguru secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil, mencar ilmu secara perorangan, atau berguru mampu berdiri diatas kaki sendiri.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti preview media yang dipakai, mempersiapkan aneka macam perlengkapan yang diharapkan di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini pemanfaatan media dibutuhkan tidak akan mengusik kelangsungan proses berguru mengajar dan meminimalisir waktu mencar ilmu.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran dipakai, biar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyuguhan dengan media berjalan.
7. Penggunaan media mesti diusahkan agar selalu melibatkan partisifasi aktif akseptor bimbing.
E. Pengembangn Media Pembelajaran
Dalam pengembangan media baik itu audio, visual maupun audio visual perlu mengamati beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Tahapan perencanaan, dalam perencanaan pengembangan media aktivitas yang harus dijalankan yakni mengidentifikasi kebutuhan penerima latih yang mau mengerti media yang dikembangkan, merumuskan tujuan yang harus diraih oleh peserta asuh, membuatkan butir-butir materi sesuai tujuan dan berbagi garis besar pengembangan media.
2. Tahapan pengembangan naskah, dalam penyusunan rencana program media secara biasa mampu diartikan sebagai pedoan tertulis yang berisikan isu tentang bentuk yang hendak diitampilkan. Naskah perludibuat alasannya adalah lewat naskah tujuan dan bahan dituankan dengan bungkus ssuai jenis media, sehingga media yang dibuat benar-benar akan mempunyai kesesuaian dengan tujuan. Ada beberapa tahapan penulisan naskah yaitu sebagai berikut:
a. Memunculkan dan memperkaya wangsit atau gagasan
b. Membuat sinopsis dan treatment
c. Menulis naskah (script writing)
d. Evaluasi dan revisi naskah
3. Tahapan bikinan media, untuk menciptakan media pembelajaran, kegiatan produksi ialah tahapan simpulan. Secara sederhana proses buatan media pembelajaran terbagi atas tiga tahap adalah: tahap pra bikinan, tahap pelaksanaan bikinan, dan tahap pasca bikinan.[17]
Sejalan dengan tiga tahapan diatas
Salah satu patokan yang semestinya dipakai dalam pemilihan media ialah pemberian terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang tepat belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya ssendiri. Oleh kaena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang mampu dijalankan sendiri oleh guru, media tersebut meliputi:[18]
1. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, info, atau rancangan yang ingin di sampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, mirip foto, gambar/illustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, denah, chart, dan adonan dari dua bentuk atau lebih. Foto mendatangkan gambaran melalui gambar yang hampir menyamai realita dari seuatu obyek atau suasana. Sementara itu, grafik ialah representasi simbolis dan artistik sesuatu obyek atau situasi.
Dalam proses penataan itu harus diamati prinsip-prinsip rancangan tertentu, yakni:
e. Kesederhanaan
Secara lazim, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah unsur yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah bagian yang lebih sedikit mempermudah siswa menangkap dan mengetahui pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau gosip,teks yang menyertai bahan visual, penggunaan kata harus dengan huruf yang mudah dipahami.
f. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada korelasi yang terdapat di antara bagian-elemen visual, dikala diperhatikan akan berfungsi secara tolong-menolong. Elemen-bagian itu mesti saling terkait dan menyatu selaku sebuah keseluruhan, sehingga hidangan visual itu ialah suatu bentuk meyeluruh yang mampu diketahui dan mampu menolong pemahaman pesan serta informasi yang dikandunnya.
g. Penekanan.
Meskipun penghidangan visual dirancang sesederhana mungkin, sering kali konsep yang ingin disajikan membutuhkan pementingan terhadap salah satu unsur yang hendak menjadi pusat perhatian siswa. Dengan memakai ukuran, hubungan-korelasi, persfektif, warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan terhadap bagian terpenting.
h. Keseimbangan
Bentuk atau contoh yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memperlihatkan persepsi keseimbangan meskipun tidak semuanya simetris.
i. Bentuk
Bentuk yang ajaib atau aneh bagi siswa, dapat menghidupkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, penyeleksian bentuk selaku bagian visual dalam penghidangan pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
j. Garis.
Garis dipakai untuk menghubungkan unsur-bagian, sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari sebuah urutan-urutan khusus.
k. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat mengakibatkan kesan berangasan atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur mirip halnya warna.
l. Warna.
Warna ialah komponen visual yang penting, tetapi beliau mesti digunakan dnegan hati-hati untuk mendapatkan pengaruh yang bagus. Warna dipakai untuk memperlihatkan kesan pemisahan atau pengutamaan, atau untuk membangun keterpaduan.
2. Media Berbasis Audio Visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita berbelanja tape dan perlengkapan seperti tape recorder, nyaris tidak perlu lagi ongkos embel-embel, karena tipe mampu dihapus sesudah digunakan dan pesan gres mampu diterima kembali. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari bahan lebih banyak, bahan audio mampu digunakan :
a. Mengembangkan keterampilan menyimak dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
b. Mengatur dan merencanakan diskusi dan debat dengan mengungkapkan pendapat-usulan para jago yang berada jauh dari lokasi.
c. Menjadikan versi yang akan ditiru oleh siswa.
d. Menyiapkan variasi yang mempesona dan pergeseran-pergantian tingkat kecepatan belajar tentang sebuah pokok bahasan atau sautu masalah.
3. Media Berbasis Komputer
Kemajuan media komputer memperlihatkan beberapa keunggulan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar alasannya adalah kemampuannya yang dapat dipakai dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam aktivitas pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer selaku media pembelajaran terdapat beberapa duduk perkara yang seharusnya menjadi materi pendapatawal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:
a. Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman.
b. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli dikala ini bertahun-tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
c. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menerangkan penggunaannya. Hal ini mampu disiasati dengan pengerjaan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian acara.
d. Bentuk interaksi yang mampu diaplikasikan
1. Praktek dan latihan (drill & practice).
2. Tutorial.
3. Permainan (games).
4. Simulasi (simulation).
5. Penemuan (discovery).
6. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pengajaran dengan bantuan komputer ialah suatu usaha yang dikerjakan oleh para mahir sejak beberapa dekade yang kemudian, sebab dengan dukungan komputer ini proses pengajaran berlangsung lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri.
Dengan kemajuan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga meningkat , sehingga proses pengajaran dengan tunjangan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya.
4. Multimedia berbasis komputer dan interactive video
Multimedia secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, bunyi, dan video. Namun pada bab ini perpaduan dan variasi dua atau lebih jenis media ditekankan terhadap kontrol komputer selaku pelopor keseluruhan adonan media itu.
Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis perlengkapan perangkat keras yang masing-masing tetap melaksanakan fungsi terutama sebagaimana umumnya, dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu.
Informasi yang dihidangkan melalui multimedia ini berupa dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau saat diproyeksikan ke layar lebar lewat overhead projector, dan mampu didengar suaranya, dilihat gerakannya (vodeo atau animasi). Multimedia bermaksud untuk menyajikan info dalam bentuk yang mengasyikkan, menawan, gampang diketahui, dan terperinci. Multimedia berbasis komputer pada saat ini telah mulai berkembang mirip kombinasi yang dirancang dalam bentuk seperti power point.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Media pembelajaran adalah alat yang mampu membantu proses berguru mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
2. Peranan atau manfaat simpel dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, selaku berikut : Media pembelajaran mampu memperjelas penyuguhan pesan dan isu, Medai pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, Media pembelajaran dapat menangani keterbatasn indera, ruang, dan waktu, Media pembelajaran mampu menawarkan kesamaan pengalaman kepada siswa perihal kejadian-peristiwa di lingkungan mereka.
3. Secara biasa media pembelajaran mampu dikelompokan media menjadi 5 macam, yaitu :Media Audio, Media visual, Media audiovideo, Media berbasis computer.
4. Cara memilih media banyak berdasarkan kebutuhan konkret yang sudah direncanakan terutama yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang akan dicapai.
5. Pengembangan Media Pembelajaran yang terdiri dari: media berbasis visual, media berbasis audio visual, media berbasis komputer dan multimedia komputer dan interaktive video
B. Saran
Demikian materi makalah “Pengembangan Media Pembelajaran” yang dapat penulis sajikan, supaya dengan uraian sederhana ini mampu bermanfaat terutama bagi aku selaku penyusun dan para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap Ibuk Dr. Hj. Asmaywati Arief, M. Pd selaku dosen mata kuliah Desain dan Strategi Pembelajaran yang sudah memperlihatkan peran makalah sehingga penyusun mendapat pengalaman dan wawasan dalam mempelajari sebuah pengembangan media pembelajaran. Semoga dengan ini kita semua dapat memajukan kualitas ilmu kita secara optimal sehingga kita menjadi hamba Alloh yang berfaedah dengan ijin-Nya. Amiin
[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 3
[2] Gene L.Wilkinson, Media Dalam Pembelajaran, Penelitian Selama 60 Tahun, (Jakarta: CV. Rajawali, 1980), h. 5
[3] Azhar Arsyad, op. cit., h. 3
[4] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta. Kencana Media Group 2004). h. 456
[5] Ahamad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 3
[6] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (jakarta: Kencana, 2012), h. 61
[7] Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), h. 10
[8] Kustandi dan Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).h. 21
[9] Ibid, h. 10
[10] Azhar Asyad, op. cit., h. 21-23
[11] Nana Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), h. 2
[12] Azhar Arsyad, op, cit., h. 21-23
[13] Wina Sanjaya, op, cit., h. 118-121
[14] Ahamad Rohani, op, cit., h. 16
[15] Oemar Hamalik, op. cit. h. 202-203
[16] Yusufhadi Miarso, op, cit., h. 461
[17] Wina Sanjaya, op, cit., h. 125-156
[18] Azhar Arsyad, op, cit., h. 105