Pengertian Saluran Pemasaran Dan Jenis-Jenis Saluran Pemasaran
Pemasaran hasil pertanian merupakan sebuah aktivitas yang bermaksud untuk memajukan dan mengembangkan aktivitas pemasaran sebuah produk, kita mesti menimbang-nimbang saluran pemasaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan produk dari produsen ke pelanggan. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa kanal penjualan adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses mengakibatkan suatu produk atau jasa siap untuk dipakai atau di konsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) susukan penjualan adalah akses yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen hingga kekonsumen atau pemakai industry.
Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa jalan masuk pemasaran yakni serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen.
sebuah barang dapat berpindah lewat beberapa tangan sejak dari produsen hingga terhadap konsumen. Ada beberapa jalan masuk distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada.
Jenis jalan masuk distribusi mampu diklasifikasikan selaku berikut :
a. Saluran distribusi langsung, Saluran ini ialah terusan distribusi yang paling sederhana dan terendah adalah akses distribusi dari produsen ke konsumen tanpa amenggunakan mediator. Disni produsen dapat memasarkan barangnya lewat pos atau mendangi langsung rumah konsumen, jalan masuk ini bisa juga diberi perumpamaan kanal nol tingkat (zero stage chanel).
b. Saluran disrtibusi yang memakai satu mediator yaitu melibatkan produsen dan pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang terhadap produsen, lalu menjualnya pribadi kepada pelanggan. Saluran ini umumdisebut dengan saluran satu tingkat (one stage chanel).
c. Saluran distribusi yang memakai dua kalangan pedagang besar dan pengecer, susukan distrinusi ini merupakan susukan yang banyak digunakan oleh produsen. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar terhadap penjualbesar saja, tidak memasarkan terhadap pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh pelanggan cuma dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi seperti ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (two stage chanel).
d. Saluran distribusi yang memakai tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen memilih biro selaku mediator untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang lalu menjualnya terhadap took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan perumpamaan saluran distribusi tiga tingkat (three stage chanel), Philip Kotler (1996).
Beberapa Fungsi Dalam Proses Pemasaran Hasil Pertanian
Dalam proses penjualan, hasil pertanian ada beberapa fungsi yang harus ditampung oleh pihak produsen dan unsur-unsur terlibat dalam penyaluran yang seringkali funsi-fungsi ini menyebabkan duduk perkara yang mesti diharapkan oleh produsen maupun komponen-komponen yang terlibat dalam rantai pemesaran. Fungsi-fungsi tersebut berisikan :
a. Pembelian dan pengumpulan ini merupakan fungsi ysng bersangkutan dengan pemendihan atau memiliki sejumlah barang yang dimaksudkan selaku persedian bikinan atau untuk mencukupi kebutuhan. Dalam mengevaluasi pembelian ini ada beberapa tindakan yang harus diamati adalah penatapan keperluan, pencarian sumber kebutuhan, perundingan harga dan transaksi resmi.
b. Penjualan dan penyebaran ini merupakan acara untuk mencari dan mengusahakan agar barang-barang yang sudah dibuat atau dimiliki dapat dipasarkan secara menguntungkan.
c. Pengangkutan dan transportasi, merupakan sebuah fungsi yang berarti memindahkan suatu produk dari sumber penghasilanya ke pasar atau pelanggan pada waktu tertentu yang tepat diadaptasi dengan kebutuhan dan kepentingan pasar atau pelanggan. Makara transportasi membuat kegunaan kawasan dan kegunaan waktu.
d. Menyimpan produk (storage), fungsi ini ialah fungsi yang nyaris didapatkan pada setiap forum penjualan, ini merupakan sebuah pengumpulan sementara produk sebelum dipasarkan.
e. Pengolahan produk, dalam tataniaga pemasaran disini bukan pengolahan bentuk, ukuran luar dan sebagainya, namun berupa penyortiran produk-produk tersebut.
f. Pendanaan atau pembiayaan (financing), adalah penyediaan sejumlah uang guna sebuah transaksi perdagangan produk.
g. Resiko, ialah fungsi yang bersangkutan dengan kerugian yang timbul akhir kurang matangnya usulandalam pembuatan rencana.
h. Keterangan pasar, ialah fungsi pencarian info tentang pasar yang dibutuhkan untuk penyusunan kebijakan penjualan produk, Mubyarto (1997)
Pengertian Margin Pemasaran dan Faktor Yang Mempengaruhi
Mergin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang diterima oleh petani produsen dengan harga yang mesti dibayarkan oleh pelanggan akhir. Besar kecilnya perbedaan harga ditingkat pelanggan simpulan akan dipengaruhi oleh:banyak forum penjualan yang ikut dalam proses penjualan, panjang atau pendeknya kanal yang dilalui dan jarak pasar, Nurlan F (1986).
Menurut Khol dan Uhl dalam Astin Akitasan (2004) mendefinisikan marjin pemasaran ialah rasio antara nilai tambah yang diperoleh pelaku penjualan tertentu dan harga yang dibayarkan oleh konsumen.
Sementara itu Downey dan Trocke (1981) margin pemasaran adalah perbedaan antara harga pemasaran produk pada dua tahapan yang berurutan dalam saluran distribusi penjualan produk yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa pemahaman diatas, mampu disimpulkan bahwa margin pemasaran merupakan perbedaan atau selisih antara harga pemasaran yang diterima setiap lembaga penjualan pada dua tahapan yang berurutan dalam akses penjualan mulai dari produsen sampai kepada konsumen akhir.
Ada beberapa faktor yang mensugesti besarnya kecilnya margin tata pemasaran antara lain banyaknya forum yang terlibat dalam proses penjualan produk tersebut, atau panjang produk yang dilalui untuk meraih pasar.
Menurut Rashit dan Caudry dalam Basirun dkk (1991) memberitahukan bahwa ada dua unsur yang mensugesti margin pemasaran , ialah:1) biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan fungsi tata niaga seperti mengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan dan lain-lain, 2) besar laba dari pasar-pasar perantara atau laba pedagang mediator. Selanjutnya Buse dan Brandow dalam Basirun dkk (1991) telah melaksanakan observasi perihal kekerabatan antara volume, biaya dan harga terdapat margin dengan menggunakan ordinary square regrestion. Dimana dari hasil ketiga variable yang diteliti menunjukkan imbas yang signifikan kepada margin tata niaga penjualan.
1. Kajian Empirik
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini ialah penelitian yang dilaksanakan oleh Wa Ode Astuti (2006) dengan judul”Analisis Pemasaran Rumput Laut Di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Muna”. Dengan memakai analalisis marjin penjualan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa marjin pemasaran rumput maritim di kecamatan kulisusu kabupaten muna sangat besar.
Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Yusri (2007) dengan judul”Studi Pendapatan Kakao Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka”. Dengan menggunakan analisis π = TR –TC dimana π yakni Pendapatan Bersih, TR= Total Revenue (Pendapatan Kotor), TC= Total Cost (Totaol Biaya). Hasil penelitian ini memberikan bahwa tingkat pendapatan bersih yang diperoleh petani kakao sesuai tolok ukur yang ditetapkan BPS, termasuk penduduk berpendapatan tinggi.
2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka kerangka pikir yang mendasari observasi ini ialah bahwa budidaya rumput laut yang dilaksanakan petani rumput maritim di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton dimaksudkan untuk mendapatkan bikinan, pemasukan dan menerangkan pemasaran.
Dimana ketiga (buatan, pendapatan dan penjualan) variable diatas akan dianalisis memakai alat analisis deskptif untuk menjawab urusan yang dikemukakan sehingga mampu memberikan kesimpulan dan nasehat kenaikan pendapatan untuk kesejateraan petani rumput maritim di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada denah kerangka pikir penelitian di bawah ini:
Gambar Skema Kerangka Pikir Penelitian
3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan dilema di atas, maka observasi ini merumuskan hipotesisi selaku berikut:
1. Diduga bahwa produksi dan pemasukan petani rumput bahari di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton relatif besar.
2. Diduga bahwa penjualan rumput laut yang ada di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton menggunakan akses distribusi langsung dan akses distribusi satu tingkat.