Apakah yang dimaksud dengan kelangkaan?
Kelangkaan berasal dari kata “langka” yang berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Prof. Dr. J. S. Badudu dan Prof. Sutan M. Zain, memiliki arti: jarang, sulit didapat, jarang didapatkan alasannya sungguh sedikit. Kaprikornus, dalam hal ini kelangkaan bisa diartikan sebagai kondisi yang menunjukkan susah didapatnya sesuatu hal karena jumlahnya yang terbatas.
Dalam ilmu ekonomi, kelangkaan diartikan sebagai suatu keadaan terbatasnya sumber daya yang tersedia sementara masyarakat tidak mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengolahnya demi menyanggupi kebutuhan yang tidak terbatas.
Kaprikornus, pemahaman kelangkaan (scarcity) dalam ilmu ekonomi merupakan pemahaman relatif. Kelangkaan sumber daya dan alat pemuas kebutuhan baru muncul bila dihadapkan pada kebutuhan manusia yang bermacam-macam. Hal tersebut menjadi inti masalah ekonomi, ialah bagaimana memenuhi keperluan insan yang bermacam-macam menggunakan sumber daya dan alat pemuas kebutuhan yang relatif langka.
Seperti telah kita pahami, manusia dalam hidupnya membutuhkan bervariasi keperluan. Kebutuhan insan dari hari ke hari bukan berkurang melainkan kian bertambah, baik jenis maupun jumlahnya. Mengapa? Karena selain manusia memiliki sifat selalu merasa kurang puas, jumlah insan kian hari juga semakin banyak. Bila pada tahun 1980-an masyarakatdunia berjumlah empat miliar lebih maka diperkirakan pada tahun 2000-an telah mencapai lebih dari lima miliar. Dengan demikian kebutuhan insan akan terus bertambah. Sehingga dibilang bahwa kebutuhan insan bersifat tidak terbatas.
Berkebalikan dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sumber daya yang berguna untuk menyanggupi segala kebutuhan tersebut justru bersifat terbatas atau langka. Kelangkaan sumber daya menjadikan barang dan jasa yang dihasilkan dari pengolahan sumber daya tersebut juga bersifat langka atau terbatas. Kelangkaan inilah yang mewajibkan manusia mengeluarkan pengorbanan untuk mendapatkan barang dan jasa. Pengorbanan mampu berupa uang, tenaga atau kemampuan, dan modal. Apabila seorang petani memerlukan beras, ia harus mengorbankan tenaga dan modal berupa bibit padi, cangkul dan pupuk untuk memperolehnya. Dan, jika petani memerlukan sepatu, televisi atau handphone makanya ia mesti membelinya dengan duit.
Kelangkaan meliputi kuantitas, tempat, dan waktu. Barang dan jasa dibilang tidak langka bila jumlah atau kuantitas yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Kuantitas barang tersedia di mana saja (di setiap kawasan) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Adanya kelangkaan disebabkan oleh beberapa hal antara lain.
1. Terbatasnya jumlah sumber daya dan alat pemuas kebutuhan yang disediakan alam. Sebagian dari alat pemuas kebutuhan manusia yang terdapat di alam mampu eksklusif digunakan, namun jumlahnya terbatas memerlukan proses produksi yang memerlukan biaya, teknologi, dan wawasan yang mencukupi. Selain itu ada sumber daya yang tidak mampu diperbarui (nonrenewable),
seperti minyak dan gas bumi.
2. Adanya eksploitasi insan terhadap sumber daya alam yang menjadikan kerusakan. Misalnya, penebangan hutan yang tidak disertai dengan upaya-upaya perbaikan atau penanaman kembali.
3. Keterbatasan kesanggupan insan untuk mengolah sumber daya alam. Hal tersebut mampu disebabkan oleh kurangnya pengembangan ilmu wawasan dan teknologi atau kurangnya modal.
4. Peningkatan kebutuhan manusia yang semakin cepat melampaui kesanggupan penyediaan sarana kebutuhan. Misalnya, pemerintah bekerja sama dengan pebisnis, telah berusaha untuk menawarkan akomodasi penyediaan rumah murah lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Oleh alasannya adalah pertambahan masyarakatsangat cepat, tidak semua ke butuhan penduduk dalam mempunyai rumah mampu terlayani.
Jenis dan jumlah barang yang diproduksi, bagaimana cara memproduksinya dan untuk siapa barang itu dibuat , tidak akan menjadi persoalan pokok dalam perekonomian apabila sumbersumber buatan yang tersedia tidak terbatas jumlahnya. Jenis-jenis kelangkaan yang penting dalam ketersediaan sumber daya ekonomi meliputi kelangkaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya kewirausahaan (entrepreneurship).
Baca juga: