Pengertian Dan Klarifikasi

Pengertian dan Penjelasan” width=”432″ />

Rindu mengetuk hatiku
Di antara kesunyian malam
Rindu sudah berlabuh di jiwaku
Di antara kemarau panjang

Ketika malam jatuh
Hatiku terbakar api rindu
Pada beliau yang disana
Yang sekarang sedang mencari nafkah.

(Selengkapnya dalam Contoh Majas Personifikasi Dalam Puisi)

Pada puisi di atas terdapat majas personifkasi pada bait pertama.

Yaitu rindu mengetuk.
Dan rindu berlabuh.

7. Lambang

Dalam puisi juga sering dipakai aneka macam lambang untuk mengambil alih suatu hal.

Sebenarnya lambang merupakan bagian dari majas.

Contoh puisi dengan penggunaan lambang:

Burung dara jantan yang badung
Yang semenjak dulu kamu piara
Kini melayang dan sudah mendapatkan jodohnya
Yang telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya

Penyair WS Rendra menggunakan kata “burung dara yang nakal” sebagai perlambang jejaka yang belum menikah.

Jejaka itu bila telah menikah maka akan meninggalkan rumah ibunya.

Ia pergi mengarungi hidupnya sendiri. Dan tidak lagi berdiam diri di rumah orang tuanya.

Lambang dalam puisi mampu diambil dari berbagai hal. Seperti:

  • Warna,
  • Hewan,
  • Benda-benda mati.

Sebagai teladan warna hitam melambangkan duka cita, kemuraman, kesusahan.

Warna biru melambangkan keyakinan.

Begitu juga dengan binatang.

Buaya melambangkan lelaki yang suka merayu wanita. Merpati melambangkan keinginan.

8. Rima

Rima, ialah persamaan bunyi yang berulang yang membuat fokus dan kekuatan bahasa.

Pemilihan kata yang tepat dari baris ke baris akan menciptakan puisi terdengar sangat indah.

  Puisi Cinta Lucu

Pada puisi lama, seperti pantun dan syair, seluruh baitnya terikat dengan rima.

Rima tersebut membentuk orkestrasi bunyi sehingga terdengar harmonis.

Contoh rima dalam puisi usang:

Tanam melati / di rama-rama
Ubur-ubur / sampingan dua
Sehidup semati/ kita bersama
Satu bubur/ kita berdua.

Pada pantun terdapat rima ab ab. Maksudnya, baris pertama sama rimanya dengan baris ke tiga.

Dan baris ke-dua sama rimanya dengan baris keempat.

9. Kata Konkret

Kata konkret yakni kata-kata yang dipakai untuk memperjelas sebuah makna kata.

Penyair memakai kata nyata untuk menggambarkan sesuatu agar lebih jelas.

Bagi penyair kata kata kongres tersebut menjadi lebih positif tetapi bisa jadi mampu ditafsirkan oleh pembaca.

Contoh kata kasatmata dalam puisi:

Dengan kuku-kuku besi, kuda menebah perut bumi
Bulan berhianat, Gosokkan tubuhnya pada pucuk pucuk para.

Mengepit kuat-berpengaruh lutut penunggang perampok yang dikejar .

Kata positif dan artinya sebagai berikut:

Kuku besi = Kaki kuda yang bersepatu besi
Kulit bumi = Jalan yang tidak beraspal
Penunggang perampok yang dikejar = perampok yang naik kuda.

10. Imaji (Citraan)

Imaji, atau pencitraan yaitu kata atau susunan kata-kata yang memperjelas apa yang dinyatakan penyair dengan adanya rangsangan panca indera.

Imaji berisikan beberapa macam, ialah:

  • Imaji visual
  • Imaji auditif
  • Imaji taktil

Imaji visual ialah penggambaran kata-kata yang membuat pembaca seolah-olah menyaksikan secara langsung.

Contoh imaji visual:

Dan aku melewati
Jalan setapak yang berliku-liku
Dengan ditumbuhi pepohonan
Yang bergeletar daunnya
Oleh angin.

Puisi di atas menggunakan imaji visual.

Oleh karena itu kita seakan-akan menyaksikan sebuah pemandangan.

Contoh imaji auditif:

Dan kesunyianpun mencekam
Tak ada bunyi yang terdengar
Kecuali deru angin.

  Buatlah 2 Bait Puisi Tentang Ibu Bait 1, 4 Baris, Bait 2, 4 Baris

Puisi di atas menggunakan imaji auditif atau indera pendengaran. Sehingga pembaca seakan-akan mendengar deru angin.

Contoh imaji taktil:

Tubuhnya begitu lunglai
Diantara dekapan angin gunung
Nafasnya tersengal-sengal
Menahankan acuh taacuh yang menempel

Pada puisi diatas terasa bagaimana situasi yang mencekam dan kedinginan.

Dengan imaji taktil, penyair bisa menghadirkan banyak sekali situasi.

Misalnya kesepian, kesedihan, panik, dan lain sebagainya.

11. Ritme/Irama

Ritme atau irama, yakni pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.

Adanya ritme atau irama menciptakan kita membaca puisi lebih indah.

Terlebih bila pembacaan puisi terdengar. Irama dan ritme sangat membantu.

Contoh ritme pada puisi:

Pagiku hilang/sudah terbang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/tiba membayang
Batang usiaku/sudah tinggi

Membaca puisi di atas kita mendapatkan ritme tertentu.

Terdapat irama yang stabil pada bait puisi di atas. Dengan begitu akan ada keindahan dikala kita membacanya.

12. Tipografi

Tipografi atau tata paras , adalah tabrakan bentuk puisi sehingga puisi tersebut membentuk seperti gambar.

Contoh puisi yang memakai topografi adalah selaku berikut:

  • Sajak Transmigran II
  • Doktorandus Tikur I, oleh F. Rahardi
  • Tregedi Winka dan Sihka, oleh Sutardji Calzoum Bachri
  • Shang Hai, oleh Sutradji Calzoum Bachri

13. Akulirik

Akulirik, yaitu tokoh aku yang terdapat dalam puisi.’

Itulah beberapa bagian instrinsik yang biasa dipelajari di sekolah. Pahami juga unsur ekstrensiknya.