Pengembangan Kurikulum 2013

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum  2013  dikembangkan  berdasarkan  faktor-faktor  selaku berikut:
a.  Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan  dikaitkan dengan  permintaan pendidikan  yang mengacu terhadap 8  (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang mencakup kriteria isi, patokan  proses,  patokan  kompetensi  lulusan,  standar  pendidik dan  tenaga  kependidikan,  patokan  fasilitas   dan  prasarana, persyaratan pengelolaan, kriteria pembiayaan, dan patokan penilaian pendidikan.
Tantangan  internal  yang lain  terkait  dengan    pertumbuhan penduduk  Indonesia  dilihat  dari  perkembangan  penduduk  usia produktif.  Saat  ini  jumlah  penduduk  Indonesia  usia  produktif (15-64 tahun)  lebih banyak dari usia tidak produktif  (anak-anak berusia  0-14  tahun  dan  orang  renta  berusia  65  tahun  ke  atas).  Jumlah masyarakatusia produktif  ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada dikala angkanya meraih 70%. Olehsebab  itu  tantangan  besar  yang  dihadapi  adalah  bagaimana mengupayakan  semoga  sumberdaya  manusia  usia  produktif  yang melimpah  ini  mampu  ditransformasikan  menjadi  sumberdaya manusia  yang  memiliki kompetensi  dan  keahlian  melalui pendidikan supaya tidak menjadi beban.
b.  Tantangan Eksternal
Tantangan  eksternal  antara  lain  terkait  dengan  arus  globalisasi  dan banyak sekali gosip yang terkait dengan dilema lingkungan hidup, pertumbuhan  teknologi  dan  berita,  kebangkitan  industri  kreatif  dan  budaya,  dan  kemajuan  pendidikan  di  tingkat internasional.  Arus  globalisasi  akan  memindah  teladan  hidup penduduk   dari  agraris  dan  perniagaan  tradisional  menjadi penduduk   industri  dan  perdagangan  modern  mirip  mampu terlihat  di  World  Trade  Organization  (WTO),  Association  of Southeast  Asian  Nations  (ASEAN)  Community,  Asia-Pacific Economic  Cooperation  (APEC),  dan  ASEAN  Free  Trade  Area (AFTA).  Tantangan  eksternal  juga  terkait  dengan  pergeseran kekuatan ekonomi dunia, dampak dan  efek  teknosains  serta mutu,  investasi,  dan  transformasi  bidang  pendidikan. Keikutsertaan  Indonesia  di  dalam  studi  International  Trends  in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for  International  Student  Assessment  (PISA)  sejak  tahun  1999 juga  menunjukkan  bahwa  capaian  anak-anak  Indonesia  tidak menggembirakan dalam berulang kali  laporan yang dikeluarkan TIMSS  dan  PISA.  Hal  ini  disebabkan  antara  lain  banyaknya materi  uji  yang  ditanyakan  di  TIMSS  dan  PISA  tidak  terdapat dalam kurikulum Indonesia. 
c.  Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum  2013  dikembangkan  dengan  penyempurnaan  pola pikir selaku berikut:
1)  teladan  pembelajaran  yang  berpusat  pada  guru  menjadi pembelajaran  berpusat  pada  akseptor  bimbing.  Peserta  latih harus  memiliki  pilihan-pilihan  kepada  materi  yang dipelajari untuk mempunyai kompetensi yang serupa;
2)  teladan  pembelajaran  satu  arah  (interaksi  guru-akseptor  asuh) menjadi  pembelajaran  interaktif  (interaktif  guru-penerima didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); 
3)  teladan  pembelajaran  terisolasi  menjadi  pembelajaran  secara jejaring  (peserta  bimbing  dapat  menimba  ilmu  dari  siapa  saja dan  dari  mana  saja  yang  mampu  dihubungi  serta  diperoleh lewat internet);  
4)  contoh  pembelajaran  pasif menjadi  pembelajaran  aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari makin diperkuat dengan versi pembelajaran pendekatan sains);
5)  acuan belajar sendiri menjadi belajar kalangan (berbasis tim);
6)  pola  pembelajaran  alat  tunggal  menjadi  pembelajaran berbasis alat multimedia;
7)  contoh  pembelajaran  berbasis  massal  menjadi  kebutuhan pelanggan  (users)  dengan  memperkuat  pengembangan peluangkhusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8)  teladan pembelajaran ilmu wawasan tunggal (monodiscipline) menjadi  pembelajaran  ilmu  pengetahuan  jamak (multidisciplines); dan
9)  contoh pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d.  Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan  kurikulum  selama  ini  telah  menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013  untuk  SD/Madrasah  Ibtidaiyah  diubah  sesuai dengan  kurikulum  satuan  pendidikan.  Oleh  alasannya adalah  itu  dalam Kurikulum  2013 dilakukan  penguatan  tata  kelola  sebagai berikut: 
1)  tata  kerja  guru  yang  bersifat  individual  diubah menjadi  tata kerja yang bersifat kolaboratif;
2)  penguatan  manajeman  sekolah  lewat  penguatan kesanggupan  manajemen  kepala  sekolah  selaku   pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3)  penguatan  sarana  dan  prasarana  untuk  kepentingan administrasi dan proses pembelajaran.
e.  Penguatan Materi
Penguatan  materi  dikerjakan  dengan  cara  pendalaman  dan ekspansi materi yang berhubungan bagi penerima didik. 
Sumber :
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DAN KEBUDAYAAN
NOMOR  67 TAHUN 2013 
TENTANG
KERANGKA  DASAR  DAN  STRUKTUR  KURIKULUM
SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH