Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud yaitu aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
- Kemungkinan besar perusahaan akan menemukan manfaat ekonomis kurun depa dari aktiva tersebut, dan
- Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara mahir.
Ya, aset yang tidak tampakwujud fisiknya secara faktual, tidak bisa disentuh, namun terasa besar keuntungannya. Keberadaannya bisa menguntungkan bagi perusahaan yang memilikinya.
Dan bila aset tersebut tidak terlihat, bagaimana cara mengukurnya ?
Bagaimana pula cara menilainya ?
Aset tak berwujud mempunyai tiga karakter utama.
1. Teridentifikasi.
Agar teridentifikasi, aset tak berwujud harus mampu dipisahkan dari perusahaan (mampu dijual atau ditransfer), atau meningkat dari kesepakatan atau perjanjian legal dimana laba secara ekonomi mengalir ke perusahaan.
2. Tidak berfisik.
Aset berwujud mirip property, pabrik, dan perlengkapan mempunyai bentuk fisik. Aset tak berwujud, sebaliknya, derive memperoleh nilai mereka dari hak istimewa (the rights and privilages) yang diberikan terhadap perusahaan yang memakainya.
3. Bukan aset keuangan.
Aset mirip deposito bank, piutang, dan investment obligasi jangka panjang dan saham juga tergolong tidak mempunyai substansi fisik. Bagaimanapun, aset keuangan menemukan nilai dari hak istimewa (right) untuk mendapatkan kas atau setara kas di periode depan. Aset keuangan tidak terklasifikasi selaku tak berwujud. Dalam kebanyakan kasus, aset tak berwujud memberikan laba lebih dari satu kala. Oleh sebab itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai Aset tidak lancar.
Penilaian
• Pembelian intangibles (aset tak berwujud)
1. Pembelian intangibles dari pihak lain dicatat pada ongkos perolehan yang semua ongkos pengakuisisian (akreditasi) ditambah biaya-biaya untuk menciptakan aset tak berwujud siap untuk dipakai (seperti ongkos perijinan dan beban isidentil lainya).
2. Perolehan aset tak berwujud dengan cara menukarkannya dengan saham atau aset lainnya. Biaya dari aset tak berwujud dinilai pada nilai masuk akal dari evaluasi (pertimbangan) yang diberikan atau pada nilai masuk akal dari aset tak berwujud yang diterima, yang mana diantara keduanya yang lebih layak.
3. Pembelian beberapa aset tak berwujud atau kombinasi dari aset tak berwujud dan aset berwujud. Perusahaan harus mengalokasikan ongkos didasarkan pada nilai wajarnya. Esensialnya , perlakuan akuntansi untuk pembelian aset tak berwujud hampir seperti dengan pembelian aset berwujud.
• Penciptaan internal aset tak berwujud
Bisnis kerap kali menghasilkan biaya pada bermacan-macam sumber daya yang tidak berwujud seperti pengetahuan atau teknologi, riset pasar, kekayaan intelektual, dan merk. Biaya ini kebanyakan mengacu pada ongkos riset dan pengembangan (R&D).
Amortisasi aset tak berwujud
Alokasi ongkos dari aset tak berwujud secara sistematis disebut amortisasi. Aset tak berwujud ada yang mempunyai umur manfaat terbatas dan tak terbatas.
• Aset tak berwujud dengan periode faedah terbatas
Perusahaan melakukan amortisasi atas aset tak berwujud dengan era faedah terbatasnya dengan biaya sistematis untuk membebankan kala manfaatnya. Masa faedah semestinya mencerminkan kurun aset ini akan berkontribusi terhadap arus kas.
Hal-hal yang mampu menjadi faktor-faktor selaku usulanuntuk memperkirakan kurun manfaat aset tak berwujud, meliputi :
- Penggunaan aset yang dibutuhkan oleh perusahaan.
- Efek dari keusangan, ajakan, persaingan dan faktor ekonomi yang lain. Termasuk stabilitas industri, perkembangan teknologi, langkah-langkah legislatif yang mengakibatkan ketidakpastian atau perubahan lingkungan pengaturan dan pergantian jalur distribusi yang dibutuhkan.
- Ketentuan-ketentuan (aturan, peraturan, atau kontraktual) yang memungkinkan pembaharuan atau perpanjangan aset hak atau kala kesepakatan tanpa biaya besar.
- Tingkat pengeluaran pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan arus kas yang dibutuhkan dari aktiva tersebut.
- Tindakan aturan, mirip peraturan, atau kesepakatan ketentuan yang mungkin membatasi periode manfaat.
- Masa faedah yang diharapkan dari aktiva lain atau kelompok aset yang masa manfaat aset tidak berwujud mungkin berafiliasi (seperti hak sewa untuk studio).
• Asset tidak berwujud yang tidak terbatas
Jika tidak ada aspek-aspek (hukum, peraturan, kontraktual, kompetitif, atau lainnya) yang membatasi manfaat dari asset tidak berwujud, perusahaan menganggap umurnya tidak terbatas. Umur tidak terbatas tujuannya yaitu bahwa tidak ada batas yang dapat diduga dalam kurun waktu dimana asset tidak berwujud diperlukan untuk menciptakan arus kas. Perusahaan tidak mengamortisasi asset tidak berwujud dengan umur yang tidak terbatas.
Baca Juga
Jenis-jenis Aset Tak Berwujud
Ada banyak macam dari aset tak berwujud, namun umumnya diklasifikasikan ke enam klasifikasi berikut:
1. Pemasaran aset tidak berwujud yang terkait (marketing-related intangible asset)
Perusahaan-perusaahan utamanya menggunakan penjualan aset tidak berwujud yang terkait (marketing-related intangible asset) di penjualan atau penawaran khusus atau produk-produk atau jasa-jasa. Contoh-contohnya yaitu merek dagang atau nama dagang, Koran mastheads, nama domain internet, dan kesepakatan non persaingan.
2. Pelanggan aset tidak berwujud yang terkait (customer-related intangible asset)
Pelanggan terkait aset tidak berwujud hasil dari interaksi dengan pihak luar. Contohnya termasuk daftar pelanggan,pesanan atau buatan backlog, dan kedua korelasi konsumen persetujuan dan noncontractual.
3. Artistik aset tidak berwujud yang terkait (artistic- related intangible asset)
Artistik terkait aktiva tidak berwujud melibatkan hak kepemilikan untuk drama, karya sastra, karya musik, gambar, foto, dan video dan materi audiovisual. Hak cipta (hak Swadaya yang diberikan kepada semua penulis, pelukis, musisi, pematung, dan seniman lainnya dalam kreasi dan mulut) melindungi hak milik.
4. Kontrak aset tidak berwujud yang terkait ( contract- related intangible asset)
Kontrak aset tidak berwujud yang terkait merupakan nilai hak yang muncul dari kesepakatan kontrak, Contoh kesepakatan atas fanchise dan perizinan, konstruksi, izin, hak siaran, dan persetujuan layanan atau pasokan.
5. Teknologi aset tidak berwujud yang terkait ( technology-related intangible asset)
Teknologi yang bekerjasama dengan intangible asset terkait dengan inovasi atau pertumbuhan teknologi. Contohnya yaitu teknologi yang sudah dipatenkan dan diam-diam jualan yang “granted by a governmental body”.
6. Goodwill
Goodwill ialah aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud yang lain alasannya adalah goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya biar goodwill itu mampu dijual yakni dengan memasarkan bisnis secara keseluruhan.