Oleh : Winda Setyo Rini (@T14-Winda)
Gambar 1 : mind map kimia hijau |
Abstrak
Kimia hijau ialah suatu rancangan yang menggiatkan desain proses dan produk yang mampu menghemat atau bahkan menghilangkan penggunaan maupun pembentukan zat kimia beracun dan berbahaya. Seiring dengan dengan perkembangan zaman, kian berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempegaruhi kehidupan sehari-hari manusia, tak terkecuali dalam dunia industri. Pada umumnya industri-industri yang dilakukan insan masih banyak menciptakan limbah yang mampu merusak lingkungan. Oleh alasannya adalah itu, muncul konsep kimia hijau sebagai solusi yang mampu dipraktekkan untuk meminimalisasi limbah industri atau kerusakan lingkungan. Dengan menerapkan kimia hijau sungguh memperlihatkan banyak faedah dalam kehidupan, khususnya bagi lingkungan.
Kata Kunci : kimia hijau, industri, penerapan, manfaat
Abstract
Green chemistry is a concept that promotes the design of processes and products that can reduce or even eliminate the use or formation of hazardous and hazardous chemicals. Along with the times, the development of science and technology that affects the daily life of humans, is not expected in the industrial world. In general, industries that are carried out by humans still produce a lot of waste that can damage the environment. Therefore, the concept of green chemistry emerged as a solution that can be applied to minimize industrial waste or environmental damage. By applying green chemistry there are many benefits in life, especially for the environment.
Keywords : green chemistry, industry, application, benefits
Pendahuluan
Menurut Fajaroh (2018), seiring dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat beserta segala dampak negatifnya bagi lingkungan (Environmental Disasters), yang antara lain dipicu oleh peristiwa-tragedi lingkungan hidup mirip bencana Love Canal (1978), Bhopal (1984), Chernobyl (1986), lahir dan berkembang kebutuhan dan kesadaran akan perlunya proses dan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Manahan (2006), kimia sudah disalah gunakan dalam banyak hal, mirip pelepasan polutan dan zat beracun dan bikinan materi nonbiodegradable, yang menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan makhluk hidup, termasuk insan. Sekarang terperinci bahwa ilmu kimia harus dijauhkan dari aksentuasi pada eksploitasi sumber daya yang terbatas dan produksi produk dalam jumlah yang semakin banyak yang pada kesannya selsai sebagai limbah dan menuju aplikasi kimia dengan cara yang menyanggupi kebutuhan insan tanpa menghancurkan tata cara penunjang bumi di mana semua makhluk hidup bergantung. Untungnya, praktik ilmu kimia dan industri terus bergerak ke arah ramah lingkungan dan keberlanjutan sumber daya. Praktik kimia dengan cara yang memaksimalkan keuntungannya sambil menetralisir atau setidaknya sangat mengurangi imbas buruknya sudah dikenal sebagai kimia hijau.
Kimia hijau akan sungguh menawarkan pengaruh yang bagus kepada lingkungan bila dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia industri. Dengan pekembangan teknologi yang makin mutakhir seiring dengan perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan akan kian banyak timbul sebuah temuan yang menggunakan prinsip kimia hijau.
Rumusan Masalah
- Apa itu kimia hijau ?
- Bagaimana penerapan rancangan kimia hijau ?
- Apa manfaat dari penerapan desain kimia hijau ?
Tujuan
- Untuk mengetahui kimia hijau.
- Untuk mengenali penerapan kimia hijau.
- Untuk mengenali manfaat dari penerapan rancangan kimia hijau.
Pembahasan
Menurut Ulfah (2013), Green Chemistry yakni penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya dalam desain, pengerj
aan dan aplikasi dari produk kimia. Aspek Green Chemistry yaitu meminimalisasi zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang mampu diperbaharui, kenaikan efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Green Chemistry bermaksud membuatkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dalam proses pelaksanaannya tetap berusaha menjaga kelestarian bahan baku atau sumber daya alam, suatu pembangunan yang tidak menguras habis Sumber Daya Alam sehingga pembangunan berkelanjutan mengandung pengertian menunjang pembangunan yang berkelanjutan bagi kenaikan kemakmuran insan. Salah satu contoh dari pembangunan berkelanjutan yakni pertanian berwawasan lingkungan. Pertanian organik, pengelolaan hama terpadu, dan administrasi gulma merupakan bagian-bagian pertanian berwawasan lingkungan yang dapat menunjang pembangunan berkelanjutan.
Pelaksanaan penerapan desain Green Chemistry dapat lewat beberapa tahap berikut ini, yaitu: pertama, menanamkan kepekaan penduduk kepada persoalan lingkungan dan pencemaran yang diakibatkan oleh zat kimia beracun dan berbahaya, dan yang kedua, mengenalkan secara lebih luas terhadap masyarakat mengenai 12 prinsip Green Chemistry.
Menanamkan kepekaan masyarakat kepada masalah lingkungan dan pencemaran yang diakibatkan oleh zat kimia beracun dan berbahaya dirasa menjadi hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan kita yang sungguh berkaitan dengan zat-zat kimia acara industri ataupun acara sehari-hari yang dikerjakan oleh insan pasti menciptakan hasil sampingan yang disebut limbah, baik berbentuklimbah industri ataupun limbah rumah tangga. Apabila limbah-limbah tersebut eksklusif dibuang begitu saja tanpa dimasak, maka limbah yang mengandung zat kimia tersebut, apalagi yang mengandung zat kimia berbahaya mampu mencemari lingkungan. Menurut Sidjabat (2008), dari konsep kimia hijau berupa teknologi higienis (Clean Technology) bahwa untuk meminimilisasi limbah dari suatu proses kimia maka perlu pertimbangan aspek hal berikut:
- Faktor Lingkungan , Faktor E (Environmental Factor) adalah berupa memperhatikan jumlah limbah yang dihasilkan per kilogram produk dalam berbagai segmen industri kimia terhadap lingkungan.
- Utilisasi Atom ialah suatu kunci untuk meminimalisasi limbah menurut selektifitas yaitu sebuah ukuran ihwal bagaimana efisiensinya sebuah sintetis (reaksi) dijalankan.
- Peran Katalisis (Proses Katalitik) yaitu memiliki tugas selain mempercepat reaksi juga mampu mengarahkan reaksi ke produk yang diinginkan dengan selektifitas tinggi.
Selain itu, mengenalkan secara lebih luas terhadap masyarakat perihal 12 prinsip Green Chemistry juga termasuk hal yang penting, agar masyarakat, utamanya mahasiswa dan pelaku aktivitas industri yang lain mampu betul-betul mengerti desain dari kimia hijau. Menurut Hidayat (2021), bahwa 12 prinsip kimia hijau yakni :
Gambar 2 : prinsip kimia hijau Sumber : https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2019/11/17/prinsip-green-chemistry-sumber-anastas-dan-warner-1998-5dd13f1c097f3650d0616583.png |
- Pencegahan Limbah
- Memaksimalkan ekonomi atom
- Perancangan sintesis dengan materi kimia yang tidak berbahaya
- Perancangan bahan dan produk kimia yang aman
- Mengurangi tahapan reaksi atau derivative
- Penggunaan bahan baku terbarukan
- Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah lingkungan
- Perancangan untuk efisiensi energi.
- Katalis
- Rancangan untuk degradasi (peruraian)
- Analisis seketika (real time) untuk pencegahan polusi
- Miminimalisir peluangkecelakaan
Menurut Anwar (2015), Aplikasi penerapan ke-12 prinsip kimia hijau ini masih belum sepenuhnya dikerjakan para kimiawan terutama yang bergerak pada bidang sintesis dalam hal desain reaksi dan metode yang dipakai untuk menangkal seminimal mungkin terjadinya pencemaran lingkungan. Meskipun belum sepenuhnya diterapkan, tetapi sudah ada beberapa penemuan yang dikembangkan dengan memperhatikan konsep kimia hijau.
Menurut Damayanni (2020), beberapa acuan aplikasi kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari untuk meminimalisir pencemaran lingkungan, adalah : memakai sedotan reusable, eco bag atau totebag, alat makan dari kayu, dan botol alumunium. Sedangkan, menurut Hidayat (2021), terdapat berbagai penemuan yang berhasil meraih penghargaan dalam
industri, antara lain: LanzaTeCh. Inc, berhasil menjangkau penghargaan tahun 2015 untuk katagori Greener Synthetic Pathways, berhasil memproduksi bahan bakar dan bahan kimia dari pemanfaatan gas buang, LanzaTech berbagi tata cara untuk memanfaatkan fatwa gas dengan aneka macam komposisi CO dan H2 untuk menghasilkan bahan bakar seperti etanol dan materi kimia mirip 2,3-butanadiol, SOLTEX yang ialah perusahaan yang memproduksi minyak dan pelumas sintetik dari Texas sukses meraih penghargaan tahun 2015 untuk katagori Greener Reaction Conditions, berhasil mengembandkan proses reaksi kimia baru yang menetralisir penggunaan air dan mengurangi materi kimia berbahaya dalam bikinan aditif untuk pelumas dan bensin, dan lain sebagainya.
Dengan menerapkan kimia hijau dalam kegiatan industri ataupun kehidupan sehari-hari akan sangat menunjukkan dampak yang bagus, khususnya bagi lingkungan. berdasarkan Mustafa (2016), manfaat kimia hijau adalah mengusahakan proses-proses kimia yang lebih irit karena ongkos buatan dan regulasi yang lebih rendah, efisien dalam penggunaan energi, penghematan limbah produksi, penghematan kecelakaan, produk yang lebih kondusif, kawasan kerja dan komunitas yang lebih sehat, derma terhadap kesehatan insan dan lingkungan, dan mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan.
Kesimpulan
Green Chemistry atau kimia hijau yakni penerapan prinsip penghilangan dan penghematan senyawa berbahaya dalam rancangan, pengerjaan dan aplikasi dari produk kimia. Green Chemistry mempunyai tujuan untuk mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkesinambungan. Dalam penerapan konsep Green Chemistry dapat dijalankan beberapa tahap berikut ini, yaitu : menanamkan kepekaan penduduk kepada duduk perkara lingkungan dan pencemaran yang diakibatkan oleh zat kimia beracun dan berbahaya, serta, mengenalkan secara lebih luas terhadap penduduk perihal 12 prinsip Green Chemistry. Dengan menerapkan Green Chemistry atau kimia hijau dalam acara industri ataupun kehidupan sehari-hari akan sungguh menawarkan imbas yang bagus, khususnya bagi lingkungan.
Daftar Pustaka
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry. Yogyakarta : Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPI. Dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 (diakses pada 13 November 2021).
Damayanni, Alfina. 2020. Aplikasi Kimia Hijau di Kehidupan Sehari-hari. Bogor : IPB. Dalam Surya Pratama Channel https://youtu.be/WwG2bdKRQS0 (diakses pada 13 November 2021).
Fajaroh, Fauziatul. 2008. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Malang : Universitas Negeri Malang. Dalam http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf (diakses pada 13 Nvember 2021).
Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Hijau. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta : Universitas Mercu Buana.
Manahan, Stanley E. 2006. Green Chemistry And The Ten Commandments Of Sustainability. International Standard Book 2nd edition. ChemChar Research, Inc Publishers Columbia, Missouri U.S.A. Dalam https://www.asdlib.org/onlineArticles/ecourseware/Manahan/GreenChem-2.pdf (diakses pada 13 November 2021).
Mustafa, Dina. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Jakarta : Universitas Terbuka. Dalam http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf (diakses pada 13 November 2021)
Sidjabat, Oberlin. 2008. Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam Meminimalisasi Limbah Industri. Lembaran Publikasi Lemigas Vol. 42. No. 1 (April 2008) : 45 – 50. Dalam http://journal.lemigas.esdm.go.id/index.php/LPMGB/article/download/201/92 (diakses pada 13 November 2021).
Ulfah, Maria., dkk. 2013. Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Semarang : FPMIPA IKIP PGRI. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/175568-ID-rancangan-pengetahuan-lingkungan-green-chem.pdf (diakses pada 13 November 2021).