Penebangan Pohon Di Bandung Sebab Lapar Lahan Peruntukan

 bahwa penebangan pohon yang terjadi di daerah pedesaan Penebangan Pohon di Bandung Karena Lapar Lahan Peruntukan

Beberapa hasil observasi mengungkapkan, bahwa penebangan pohon yang terjadi di kawasan pedesaan, umumnya disebabkan Lapar Kayu Bakar di golongan yang tergolong miskin.
Sedangkan penduduk kota yang relatif lebih kaya dari orang desa, dan sudah memakai sumber energi lain,pengganti arang atau kayu bakar, keisengan menebangi pohon jelas bukan untuk mengasapi dapur. Lalu untuk apa?

Umumnya,masalah penebangan pohon di wilayah perkotaan terjadi alasannya Lapar Pertuntukan Lahan, kata Prof,Dr,Otto Soemarwoko, seorang ekologiwan yang senantiasa risau dengan pembabatan lahan hijau dalam kota Bandung (majalah, Tempo.21 Mei 1983).

Bahkan seringkali terjadi,penebangan pohon di dalam kota terjadi secara legal. Paling tidak, selain sepengetahuan Instansi Pengelola Kota. Terutama dalam kasus penebangan pohon lindung pinggir jalan yang terkena proyek pelebaran jalan.

Sedangkan penebangan pohon di pekarangan rumah penduduk nyaris, tak bisa dicegah, alasannya hal itu menyangkut hak milik seseorang.

Selama pepohonan yang tumbuh di daerah lazim, maupun di pekarangan rumah eksklusif penduduk belum dinyatakan tegas fungsi sosialnya bagi kepentingan dan kemaslahatan penduduk biasa , maka usaha pencegahan penebangan pohon dalam kota akan sulit dilakukan.

Untuk manusia gratil yang kelewat gatal menebangi pohon yang tak berdosa, patut dihidangi puisi indah Joyce Klimer berikut ini :

I thing that I should never see,
A poem lovely as a tree,
Poem are made by fools like me,
But only God can make a tree.


Artinya : Kupikir tak bakal pernah aku menyaksikan/Puisi seindah sebatang pohon/Puisi digubah orang edan semacam saya/Namun cuma Tuhanlah yang bisa mencipta pepohonan.

Memang begitulah,cuma Tuhan saja yang bisa mencipta, menjaga dan menghidupi pohon dan flora.

Itulah sebabnya,manusia tidak berhak bertindak semena-mena menebangi pohon, selaku salah satu machluk kreasi Tuhan, yang juga mempunyai hak hidup di alam raya mirip ini.

Sumber : Semerbak Bunga di Bandung Raya.1986.
Oleh : Haryoto Kunto.
  Peringatan Hari Ulang Tahun Wilhelmina Di Batavia