Pendelegasian Wewenang Organisasi



Pendelegasian Wewenang Organisasi

 Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu melaksanakan pendelegasian wewenang biar mereka mampu mengerjakan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang yakni konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mengutus wewenang, maka bantu-membantu organisasi itu tidak perlu siapa-siapa selain dia sendiri.Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilakukan oleh satu orang, maka ia perlu melaksanakan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer mampu mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, utamanya di saat terjadi pergeseran susunan administrasi.Yang penting disadari adalah di saat kita mewakilkan wewenang kita menawarkan otoritas pada orang lain, namun kita sesungguhnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan utusan, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada kiat bagaimana mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang.Ciptakan budaya kerja yang membuat orang bebas dari perasaan takut gagal/salah.Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang umumnya dikarenakan mereka takut jikalau-jikalau peran mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu dituntaskan dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang tangguh dan terlatih. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang yakni upaya biar manajer anda menjadi makin matang. Pendelegasian wewenang bukan suatu eksekusi yang meminimalkan kekuasaan manajer, namun membuka potensi bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.Jadikan pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.

Tips Agar Atasan Mau Mendelegasikan Wewenang
·         Didiklah manajer anda untuk tetap bisa menertibkan pekerjaannya dengan baik.
Manajer yang belum tahu bagaimana mengatur pekerjaan yang didelegasikan tidak akan bisa mewakilkan wewenang. Oleh karena itu anda mesti mengajari mereka bagaimana mereka mampu tetap mengontrol pekerjaan yang didelegasikan itu dengan baik. Ini yang dinamakan tanggung jawab. Ajari bagaimana manajer anda meminta laporan secara periodik dari bawahannya, atau mengadakan pertemuan untuk membahas pencapaian tujuan dan target pekerjaan. Tanpa bekal ini, tak seorang manajer mau menyuruh wewenang, kecuali ia seorang pemalas.
  • Tentukan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang harus dijalankan sendiri
Tidak semua pekerjaan mampu didelegasikan begitu saja. Bila semua pekerjaan dan tanggung jawab habis didelegasikan, maka seseorang tak perlu melakukan apa-apa. Tentukan dengan terperinci mana-mana yang anda ingin dia mengerjakannya sendiri, sesuai dengan kualifikasi dan tanggung jawab langsungnya, mana yang mampu didelegasikan pada orang lain. Dengan demikian anda menawarkan kepastian pada manajer itu untuk mengenali apa-apa yang anda inginkan darinya.
  • Pilihlah akseptor delegasi dengan teliti dan baik.
Keengganan manajer melaksanakan utusan alasannya adalah mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh bawahannya. Atau, bawahannya tidak akan mampu melaksanakan sebaik yang ia lakukan. Oleh sebab itu seleksilah secara cermat dan bijak bawahan yang patut mendapatkan delegasi. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk mengembangkan bawahan. Ini tergolong menuntut bawahan untuk betul-betul bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.
  • Kembangkan para bawahan agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik.
Bila suatu wewenang telah didelegasikan, maka anda, selaku pimpinan perusahaan, mesti mengupayakan semoga manajer yang menjadi bawahan anda berhasil mengatur pekerjaannya, sekaligus berbagi staff bawahan biar sukses melaksanakan pekerjaan yang didelegasikan padanya. Kedua belah pihak memerlukan derma anda. Mengembangkan bawahan bermaksud semoga bawahan mampu bekerja dengan baik, sekaligus biar manejer pemberi utusan tetap bisa mempertanggungjawabkan pendelegasian itu dengan baik.
  • Ciptakan budaya kerja tim.
Dalam organisasi, senantiasa ada saja orang-orang yang ingin mendominasi. Mereka ingin mengumpulkan wewenang sebanyak-banyaknya. Atau sebaliknya ada saja orang-orang yang menyingkir dari problem dan menolak setiap tanggung jawab. Tugas anda selaku pimpinan perusahaan yaitu menawarkan tujuan yang terang bagi semua pihak sehingga terciptakan suatu budaya kerja tim. Tidak ada pengakuan kerja hanya pada pribadi-pribad tertentu, melainkan pada upaya-upaya golongan. Tidak ada orang yang tidak mampu digantikan, melainkan sebuah tim pemenang.

Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) ialah salah satu unsur penting dalam fungsi pelatihan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi semoga menjadi lebih produktif dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang yakni proses dimana manajer mengalokasikan wewenang terhadap bawahannya.
Ada empat acara dalam delegasi wewenang: 
1.      Manager perawat/bidan menetapkan dan menunjukkan tugas dan tujuannya terhadap orang yang diberi pelimpahan;
2.      Manajer melimpahkan wewenang yang diharapkan untuk mencapai tujuan;
3.      Perawat/bidan yang mendapatkan utusan baik eksplisit maupun implisit menyebabkan kewajiban dan tanggung jawab.
Manajer perawat/bidan mendapatkan pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang sudah diraih.

Alasan pendelegasian :
Ada beberapa argumentasi mengapa pendelegasian diperlukan.
1.      Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan meraih hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan dikerjakan sendiri.
2.      Agar organisasi berlangsung lebih efisien.
3.      Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mampu memusatkan perhatian kepada tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4.      Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk mencar ilmu dari kesalahan atau kesuksesan.
Cara manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian
1.      Membuat penyusunan rencana ke depan dan menghalangi persoalan.
2.      Menetapkan tujuan dan target yang kongkret
3.      Menyetujui standar kerja
4.      Menyelaraskan peran atau kewajiban dengan kesanggupan bawahan
5.      Melatih dan menyebarkan staf bawahan dengan menawarkan tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
6.      Melakukan kendali dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memperlihatkan umpan balik prestasi yang dicapai.
7.      Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan ganjalan – keluhannya.
8.      Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan menawarkan ide ide  baru yang bermanfaat.
9.      Memberikan ‘reward’ atas hasil yang diraih.
10.  Jangan mengambil kembali tugas yang telah didelegasikan.
Teknik pendelegasian
Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat mempersiapkan tugas-tugas yang mampu didelegasikan dari eksekutif perawat hingga eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit hingga perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk kesepakatan, anjuran atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diharapkan untuk melaksanakannya dan seharusnya satu kewajiban  didelegasikan pada satu waktu.
Kapan tidak perlu dikerjakan delegasi
Hindari mewakilkan kekuasaan dan tetap menjaga budbahasa dalam pelaksanaannya.  Kontrol dilaksanakan khusus pada  pekerjaan yang sangat teknis atau tugas peran yang melibatkan keyakinan. Hal ini merupakan hal yang kompleks dalam administrasi keperawatan/kebidanan, sehingga  memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan mengatasi hal tersebut  semestinya mempunyai kemampuan ilmu administrasi dan  perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab mampu  menjadikan perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk mengatasi tanggung jawab  kepemimpinannya kepada  manajemen keperawatan/kebidanan.
            Keengganan manajer melaksanakan delegasi sebab mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh bawahannya. Atau, bawahannya tidak akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan. Oleh alasannya adalah itu seleksilah secara cermat dan bijak bawahan yang layak mendapatkan utusan. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk mengembangkan bawahan. Ini tergolong menuntut bawahan untuk sungguh-sungguh bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.

Hambatan – Hambatan  Pendelegasian
·         Hambatan hambatan  pada delegator

1.       Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri 
2.      Meyakini  bahwa seseorang “mengetahui semua detail”
3.      “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4.     Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5.      Rasa tidak aman
6.     Takut  tidak disenangi
7.      Penolakan untuk mengakui kesalahan
8.      Kurangnya keyakinan pada bawahan
9.     Kesempurnaan, mengakibatkan kendali yang berlebihan
10.  Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11.    Kegagalan untuk mewakilkan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12.   Keseganan untuk menyebarkan bawahan
13.   Kegagalan untuk memutuskan kontrol dan  tindak lanjut yang efektif.
·         Hambatan kendala pada yang diberi utusan
          1.      Kurangnya pengalaman
          2.     Kurangnya kompetensi
          3.     Menghindari tanggung jawab
          4.     Sangat tergantung dengan boss
          5.     Kekacauan [disorganization]
          6.     Kelebihan beban kerja
          7.     Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang berfaedah
·         Hambatan hambatan dalam situasi
         1.      Kebijakan tertuju pada satu orang
         2.     Tidak ada toleransi kesalahan
         3.     Kekritisan keputusan
         4.     Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis administrasi]
         5.     Kebingungan dalam tanggung jawab dan  kewenangan.
         6.     Kekurangan tenaga


Nama : FITRIYANI HAMZAH
Kelas : 12.2A.14
Nim : 12117329