Sudah menjadi sebuah keharusan seorang guru haruslah menguasai pendekatan pembelajaran maupun metode pembelajaran. Karena ini salah satu pendukung dalam melaksanakan proses berguru mengajar didalam kelas. Sepintas pemahaman keduanya kadang dianggap sama. Padahal pendekatan pembelajaran dekat kaitannya dengan seni manajemen penyusunan rencana dalam pembelajaran sementara metode akan menguraikan rangkaian proses pendekatan pembelajaran.
Melalui postingan ini saya akan menjabarkan hakikat serta banyak sekali jenis pendekatan dan tata cara pembelajaran. Ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai materi masukan dan referensi utamanya untuk guru dan sahabat-sobat yang saat ini sedang sibuk mencari jenis pendekatan atau sistem yang tepat digunakan untuk penyusunan judul skripsi. Langsung saja berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Pengertian Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru sudah memilih pendekatan dan tata cara yang mau digunakan supaya tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat dicapai. Pendekatan dan sistem tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karateristik materi yang hendak disuguhkan. Dalam arti bahwa, pendekatan dan metode yang digunakan dalam membahas materi pelajaran tidak senantiasa sama.
Perbedaan Pendekatan dan Metode
Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan sedangkan sistem (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaan (Nuryani Y. Rustam, dkk.2003).
Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofis dan akidah yang berkaitan dengan serangkaian asumsi sedangkan sistem bersifat prosedural / proses yang teratur. (Lufri, 2006).
Dan berdasarkan Nurgiyantoro (1985) serta Susilo (1997) sistem merupakan jabaran dari pendekatan.
Untuk membedakan sistem dengan pendekatan kita mengalami kesusahan. Malahan seringkali pendekatan dianggap sama dengan sistem. Misalnya: pendekatan inkuiri sering disebut sistem inkuiri.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Lingkungan
Lingkungan ialah segala sesuatu yang berada di luar kita, baik berbentuklingkungan hayati maupun lingkungan nonhayati.
Pendekatan lingkungan bermakna menghubungkan lingkungan dalam suatu proses pembelajaran. UNESCO (1980) mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat digunakan oleh siswa untuk kepentingan pembelajaran, ialah :
- Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosioekonomi dan budaya yang besar lengan berkuasa secara eksklusif maupun tidak pribadi dengan kehidupan siswa.
- Sumber penduduk yang mencakup setiap unsur/fasilitas yang ada dalam sebuah kelompok masyarakat.
- Ahli-jago lokal yang meliputi tokoh-tokoh penduduk yang mempunyai wawasan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran
Pendekatan Keterampilan Proses
Tujuan utama pendekatan keterampilan proses yaitu mengembangkan kesanggupan siswa dalam keahlian proses atau langkah-langkah ilmiah mirip memperhatikan, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Dalam pendekatan kemampuan proses dituntut keterlibatan siswa secara pribadi dalam acara berguru.
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang berorientasi pada proses bukan kepada hasil. Keterampilan proses melibatkan kemampuan-kemampuan kognitif (intelektual,manual dan sosial). Karena dengan menggunakan keterampilan proses siswa memakai pikirannya.
Keterampilan manual terang terlihat dalam kemampuan proses karena mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksud bahwa mereka berinterkasi dengan sesama selama melaksanakan kegiatan yang dimaksud misal mendiskusikan hasil pengamatan.
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang saling berkaitan, yakni :
- Melakukan pengamatan (observasi), misal mengamati gambar suatu balok
- Menafsirkan pengamatan (intepretasi)
- Mengelompokkan (pembagian terstruktur mengenai), misal memahami sifat bangkit ruang
- Meramalkan (prediksi)
- Berkomunikasi
- Berhipotesis
- Merencanakan percobaan (pengusutan)
- Menerapkan konsep atau prinsip
- Mengajukan pertanyaan
Pendekatan Konsep
Pendekatan desain merupakan pendekatan yang mengarahkan siswa untuk menguasai konsep dengan benar. Pendekatan ini sangat penting untuk menyingkir dari anak latih salah konsep. Bidang matematika kaya akan konsep. Oleh sebab itu, pendekatan konsep ialah sebuah keharusan dalam pembelajaran matematika. Misalnya seorang guru matematika akan mengajarkan wacana persamaan kuadrat. Berarti melalui beberapa metode siswa diantarkan untuk memahami desain persamaan kuadrat.
Pendekatan Inkuiri
Pendekatan ini ialah pendekatan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menemukan ide dan info lewat usaha sendiri.
Pendekatan inkuiri mempunyai tahapan kerja yang sering diketahui dengan tindakan tata cara ilmiah, adalah :
- Melakukan pengamatan
- Mengajukan pertanyaan
- Mengajukan tanggapan sementara
- Mengumpulkan data
- Menarik kesimpulan
Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bermakna membelajarkan siswa untuk mengontrol suasana yang dihadapi ketika bekerjasama dengan dunia fisik, adalah dengan menggunakan teknik yang digunakan para jago observasi. Dalam pendekatan inkuiri mempunyai arti guru menyiapkan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang dipakai para andal observasi untuk mengenal dilema, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah observasi, menunjukkan penerapan yang ajek, membuat ramalan dan klarifikasi yang menunjang pengamatan.
Pendekatan inkuiri mampu dibedakan menjadi 2 yakni : inkuiri terpimpin (guided inkuiri) dan inkuiri bebas (open-ended inkuiri). Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang bertanya dan apa tujuan dari kegiatannya.
Pendekatan Penemuan (Discovery Approach)
Pendekatan inovasi pertama kali dipopulerkan oleh Jerome Bruner. Pendekatan inovasi menurut Carin dan Sund dalam Nuryani Y. Rustam (2003) sama dengan pendekatan inkuiri namun berdasarkan Dettrick G.W (2001) kedua pendekatan tersebut berlainan.
Apabila dalam suatu proses pembelajaran dipakai pendekatan inovasi bermakna dalam kegiatan berguru mengajar siswa diberi peluang untuk menemukan sendiri fakta dan konsep ihwal fenomena ilmiah. Seifer (1991) mengemukakan bahwa discovery merupakan sebuah pendekatan pembelajaran atau pendidikan yang menuntut siswa menemukan ide-inspirasi dan gosip melalui usaha sendiri dari materi yang telah diberikan kepada mereka.
Menurut Carin dan Sund dalam Nuryani Y. Rustam (2003) pembelajaran dengan pendekatan inovasi dibedakan menjadi :
a. Penemuan terpimpin (Guide Discovery)
Pada inovasi terpimpin guru mengemukakan masalah, memberi pengarahan perihal pemecahan persoalan dan membimbing siswa dalam hal mencatat data
b. Penemuan terpimpin yang kurang teratur (Less Struckture Guide Discovery)
Pada penemuan terpimpin yang kurang terorganisir, guru mengemukakan problem siswa diminta mengamati dan melaksanakan acara untuk memecahkan persoalan.
c. Penemuan bebas (Free Discovery)
Pada penemuan bebas, mulai dari memunculkan persoalan sampai pemecahannya semua dilaksanakan sendiri oleh siswa. Penemuan bebas ini pada umumnya diarahkan pada siswa yang lebih renta usianya dan lebih berpengalaman.
Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pendekatan pemecahan problem yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk melatih siswa untuk bisa memecahkan duduk perkara dalam bidang ilmu wawasan yang sedang dipelajari. Masalah yaitu perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi sehingga muncul impian untuk memecahkan atau mencari solusinya.
Banyak ragam contoh yang dirumuskan oleh para hebat untuk menerapkan pendekatan pemecahan persoalan antara lain :
- Tahapan problem solving menurut Gagne (1985)
- penghidangan problem (persestation of the problem) mampu dinyatakan dalam pernyataan mulut atau beberapa fasilitas (means) yang lain
- mendefenisikan dilema atau membedakan sifat-sifat esensial (essential features) dari situasi.
- memformulasikan hipotesis yang mampu diaplikasikan pada solusi.
- pengujian hipotesis (verification of the hipotesis) atau dilakukan secara berturut-turut (successive) sampai memperoleh jawaban yang meraih penyelesaian.
- Tahapan duduk perkara solving berdasarkan Lufri (2006)
- mengetahui masalah
- merumuskan masalah
- mengajukan beberapa alternatif pemecahan atau solusi duduk perkara
- memilih solusi yang paling tepat dan menguraikan rasionalnya sehingga problem dapat dipecahkan.
Di dalam pendekatan pemecahan problem ini ada dua versi, yakni:
- Versi pertama, siswa dapat saja mendapatkan saran ihwal prosedur yang digunakan, cara menghimpun data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan problem.
- Versi kedua, cuma persoalan yang dimunculkan. Siswa yang merancang pemecahan sendiri. Guru berperan cuma dalam menyediakan bahan dan memberi petunjuk.
Pendekatan Sains, Teknologi Dan Masyarakat (STM) / Pendekatan Science, Technology dan Society (STS)
Dalam rangka mewujudkan sekolah selaku bagian dari penduduk sudah dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk sains, teknologi dan penduduk (STM). Pendekatan STM ialah adonan antara pendekatan rancangan, pendekatan kemampuan proses, pendekatan CBSA, pendekatan inkuiri dan discoveri serta pendekatan lingkungan. Pendekatan STM berangkat dai informasi-info yang berkembang di masyarakat akhir efek pertumbuhan sains dan teknologi. Filosofi yang mendasari pendekatan STM yaitu filosofi konstruktivisme yakni siswa menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya menurut apa yang sudah mereka ketahui sebelumnya.
Menurut Yager ada 6 ranah yang dikembangkan lewat STM yakni :
- Konsep
- Proses
- Kreatifitas
- Sikap dan nilai
- Penerapan
- Hubungan dan keterkaitan
Menurut Poedjiadi (2000) menghubungkan S-T-M dalam pembelajaran mampu dikerjakan dengan 3 cara yaitu :
- Sebagai pendekatan dengan mengaitkan antara sains, teknologi dan penduduk .
- Sebagai pendekatan dengan menggunakan informasi atau problem pada awal pembelajaran.
- Membuat acara S-T-M dengan skenario tertentu digunakan selaku embel-embel.
Pendekatan Contextual Teching And Learning
Contextual teaching and learning (CTL) ialah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan terhadap proses keterlibatan siswa secara sarat untuk dapat memperoleh materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan suasana kehidupan kasatmata sehingga mendorong siswa untuk mampu menerapkanya dalam kehidupan mereka (Wina Sanjaya, 2005).
Menurut Wina Sanjaya, ada 3 hal yang mesti dipahami ihwal CTL, ialah
- CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk mendapatkan bahan artinya proses belajar diorientsikan pada proses pengalaman secara eksklusif. Proses mencar ilmu dalam konteks CTL tidak menghendaki biar siswa hanya mendapatkan pelajaran, akan tetapi proses mencari dan memperoleh sendiri materi pelajaran.
- CTL mendorong supaya siswa dapat memperoleh relasi antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan kasatmata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan faktual.
- CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan cuma menginginkan siswa mampu mengerti bahan yang akan dipelajari, akan namun bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
CTL sebagai sebuah pendekatan pembelajaran mempunyai 7 azas atau sering disebut komponen-komponen CTL, yakni :
a. Konstruktivisme, adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b. Inkuiri (memperoleh) yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan lewat proses berpikir secara sistematis. Secara lazim, acara inkuiri sebenarnya sebuah siklus. Siklus berisikan langkah-langkah selaku berikut :
- Merumuskan duduk perkara
- Mengumpulkan data melalui observasi
- Menganalisis dan menyuguhkan hasil dalam bentuk goresan pena, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya.
- Mengkomunikasikan atau menghidangkan hasil karya pada pembaca, teman sekelas atau audiens yang lain.
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya mampu dipandang sebagi refleksi dari keingintahuan setiap individu sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kesanggupan seseorang dalam berpikir.
Menurut Nurhadi dan Agus (2003) dalam pembelajaran, acara mengajukan pertanyaan berguna untuk:
- Menggali isu,baik administrasi maupun akademis
- Mengecek pemahaman siswa.
- Memecahkan masalah yang dihadapi.
- Membangkitkan respon terhadap siswa.
- Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.
- Mengetahui hal-hal yang telah dimengerti siswa.
- Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diharapkan guru.
- Untuk membngkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
- Untuk menyegarkan kembali wawasan siswa.
d. Masyarakat Learning (Learning Community)
Konsep penduduk mencar ilmu dalam CTL menyarankan supaya hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sam dengan orang lain.
e. Pemodelan (modeling)
Asas pemodelan ialah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai pola yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memperlihatkan contoh bagaimana cara menggunanakan suatu alat.
f. Refleksi (reflection)
Refleksi yakni proses pengendapan pengalaman yang sudah dipelajari yang dilaksanakan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-peristiwa atau kejadian pembelajaran yang sudah dilaluinya.
g. Penilaian konkret (authentic assessment)
Penilaian kasatmata ialah proses yang dijalankan guru untuk menghimpun berita wacana kemajuan belajar yang dilaksanakan siswa.
Untuk mengenali lebih lanjut wacana CTL silahkan baca Contextual Teaching and Learning
Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang pada dasarnya memadukan dua unsur atau lebih dalam sebuah aktivitas pembelajaran dimana komponen yang dipadukan tersebut mampu berupa konsep dengan proses, desain dari satu mata pelajaran dengan desain mata pelajaran yang lain, atau dapat juga berbentukpenggabungan suatu metode dengan metode lain. Menurut Lufri (2006), pendekatan terpadu ialah sebuah pendekatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan banyak sekali disiplin bidang studi atau bidang ilmu yang berpusat atau berkonsentrasi pada sebuah problem atau topik atau proyek, baik teoritis maupun praktik.Pendekatan terpadu bertujuan untuk berbagi kompetensi siswa secara terintegrasi.
Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
CBSA merupakan perumpamaan yang muncul dari SAL (Student Active Learning). Mohammad Ali (1984) menyarankan dua sudut pandang perihal pemahaman CBSA, yaitu CBSA sebagai sebuah rancangan dan CBSA sebagai pendekatan.
- CBSA selaku sebuah konsep merupakan desain dalam berbagi keaktifan proses mencar ilmu mengajar, baik keaktifan tentang aktivitas guru maupun keaktifan perihal kegiatan siswa.
- CBSA selaku sebuah pendekatan ialah suatu upaya yang dilaksanakan guru yang dimulai dari perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan evaluasi hasil mencar ilmu bardasarkan desain tertentu.CBSA mencakup pengambangan taktik, tata cara dan teknik mengajar.
Pendekatan CBSA ialah pendekatan yang menekankan kepada siswa untuk berguru aktif, sementara guru aktif mendesain pembelajaran yang sempurna, aktif memfasilitasi dan membimbing, serta memeriksa siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang maksimal.
Dimyati dan Mudjiono (2006) menyampaikan bahwa pendekatan CBSA mampu diartikan selaku aliran pembelajaran yang mengarah terhadap pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa bila diharapkan.
Raka Joni dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik:
- Pembelajaran yang dilaksanakan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam membuatkan cara-cara mencar ilmu mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses berguru, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam menetapkan titik tolak acara.
- Guru ialah pembimbing dalam terjadinya pengalaman mencar ilmu, guru bukan satu-satunya sumber berita, guru ialah salah satu sumber mencar ilmu yang memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu mendapatkan pengetahuan/kemampuan melalui usaha sendiri, mampu berbagi motivasi dari dalam dirinya, dan mampu mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
- Tujuan aktivitas tidak cuma untuk sekedar memburu persyaratan akademis, selain pencapaian patokan akademis, acara ditekankan untuk menegmbangkan kemampuan siswa secara utuh dan seimbang.
- Pengelolaan aktivitas pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.
- Penilaian dikerjakan untuk memperhatikan dan mengukur acara dan kemajuan siswa, serta mengukur berbagai keahlian yang dikembangkan contohnya keahlian berbahasa, keahlian sosial, keahlian matematika, dan keahlian proses dalam IPA dan keahlian lainnya.
Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif ialah pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang khusus hingga atau menuju pada yang biasa, atau mulai dari teladan-contoh hingga pada sebuah kesimpulan.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif, ialah pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang umum hingga atau menuju pada yang khusus, atau dimulai dari kesimpulan hingga kepada contoh-teladan.
Pendekatan Interaktif
Pendekatan interaktif ini diketahui selaku pendekatan pertanyaan anak. Memberi peluang kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk lalu melakukan penyelidikan yang berhubungan dengan pertanyaan yang mereka usikan (Faire & Cosgrove, 1988 dalam Harlen W 1996). Pertanyaan yang diajukan siswa mampu sangat beraneka ragam sehingga guru perlu melaksanakan langkah-langkah menghimpun, memilih dan mengganti pertanyaan tersebut menjadi suatu aktivitas spesifik.
Metode-Metode Pembelajaran
Penggunaan metode yang sempurna akan turut memilih efektifitas dan efesiensi pembelajaran perlu dijalankan dengan sedikit ceramah dan metode-sistem yang berpusat pada guru serta lebih menekankan pada interaksi siswa. Penggunaan metode yang bermacam-macam akan sangat membantu siswa dalam meraih tujuan pembelajaran. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk memperlihatkan suasana pembelajaran yang benar-benar mengasyikkan dan mendukung bagi kelancaran proses mencar ilmu dan tercapai hasil mencar ilmu siswa yang membuat puas.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak harus terpaku dengan memakai sistem. Tetapi guru sebaiknya memakai sistem yang bermacam-macam agar aktivitas pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian siswa. Tetapi juga penggunaan sistem yang beragam tidak akan menguntungkan acara pembelajaran jikalau penggunaannya tidak sempurna dan sesuai dengan suasana yang mendukung dengan kondisi psikologi siswa. Oleh sebab itu, disinalah kompetensi guru dibutuhkan dalam pemilihan tata cara yang beraneka ragam. Tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yag mempengaruhi penngunaannya.
Menurut Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) mengemukakan 5 aspek yang mensugesti penggunaan metode mengajar, yakni :
- Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
- Siswa yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
- Situasi yang banyak sekali-bagai keadaannya
- Fasilitas yang aneka macam-bagai kualitas dan kuantitasnya
- Pribadi guru serta kesanggupan profesionalnya yang berbeda-beda.
Metode Ceramah
Metode ceramah sering disebut juga dengan sistem tradisional (konvensional). Sejak dahulu metode ini telah dipergunakan guru selaku cara untuk memberikan bahan pelajaran.
Metode ceramah memiliki keunggulan dan kekurangan, ialah:
Kelebihan
- gampang dikerjakan
- guru gampang meguasai kelas
- mampu diikuti oleh jumlah siswa yang banyak
- mudah merencanakan dan melaksanakannya
- guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
- mampu mencakup sejumlah materi pelajaran
- mampu meminimalisir waktu
Kelemahan
- kegiatan pembelajaran menjadi vebalisme (pemahaman kata-kata)
- menjemukan bagi siswa jika terlalu lama
- menjadikan siswa pasif atau tidak merangsang perkembangan kreativitas siswa
- guru susah menyimpulkan sejauh mana pengertian siswa kepada bahan yang disampaikan
- tidak dapat mencakup berbagai tipe berguru siswa
- kurang menumbuhkan hasrat berguru siswa jika guru kurang mahir berbicara
- menciptakan siswa bergantung pada gurunya
- merugikan siswa yang lemah dalam kemampuan mendengar
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan guru pada waktu mengajar dengan memakai tata cara ceramah berdasarkan E. Mulyasa (2006) ialah:
- Guru akan menjadi satu-satunya sentra perhatian. Oleh alasannya itu sebelum mengawali ceramah perlu mengoreksi diri, antara lain cara berpakaian.
- Untuk mengarahkan siswa, ceramah sebaiknya dimulai dengan menyampaikan tujuan pengajaran yang mau diraih sesudah kegiatan pembelajaran.
- Sampaikan garis bimbing, baik secara mulut maupun tertulis.
- Hubungkan materi pelajaran yang mau disampaikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh siswa
- Mulai dari hal-hal yang umum menuju hal-hal yang husus, dari hal yang sederhana menuju hal-hal yang rumit.
- Selingilah dengan acuan-contoh yang erta kaitannya dengan kehidupan siswa, sekali-kali lakukanlah humor yang menunjang pembelajaran.
- Arahkanlah perhatian pada seluruh siswa dan jangan melaksanakan gerakan-gerakan yang dapat mengganggu kelancaran pembelajaran.
- Gunakanlah alat peraga/media yang cocok dengan bahan yang diceramahkan
- Kontrollah biar pembicaraan tidak monoton, kerjakan pemfokusan-pementingan pada materi tersebut.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah cara menawarkan materi ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Pertanyaan-pertanyaan mampu muncul dari guru, bisa juga dari siswa demikian halnya juga dengan jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari siswa. Pertanyaan mampu juga dipakai untuk merangsang aktifitas dan kreatifitas bepikir siswa. Oleh sebab itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan balasan yang tepat.
Kelebihan sistem tanya jawab
- pertanyaan yang diajukan mempesona serta dapat memusatkan perhatian siswa.
- pertanyaan yang diajukan mampu merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkandaya pikir.
- dapat menyebarkan keberanian dan kemampuan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pertimbangan .
- mengetahui kedudukan siswa dalam berguru di kelas dari aktifitas tanya jawab dan dari tanggapan-jawaban serta tanggapan-balasan yang dilontarkan secara kontinu.
Kelemahan sistem tanya jawab
- waktu sering banyak terbuang jika siswa tidak responsif kepada pertanyaan.
- mampu menjadikan rasa nervous bagi siswa yang tidak memiliki keberanian mengajukan pertanyaan dan menjawab.
- jika jumlah siswa banyak dalam satu kelas, pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
- memiliki kesempatan menyimpang dari pokok duduk perkara.
- kurang menarik bagi siswa yang kurang aktif berpikir.
- susah mendesain pertanyaan yang cocok dengan keadaan siswa.
- pembelajaran tidak berlangsung dengan baik jika siswa tidak membaca terlebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tata cara tanya jawab berdasarkan E. Mulyasa (2006) yaitu :
- Guru perlu menguasai materi secara penuh, jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang guru sendiri tidak tahu jawabannya.
- Siapkanlah pertanyaan-pertanyaan yang mau diajukan kepada siswa sedemikian rupa, supaya pembelajaran tidak menyimpang dari bahan yang sedang dibaha, mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kesanggupan berpikir siswa.
Selanjutnya menurut E. Mulyasa, pertanyaan yang bagus mempunyai tolok ukur selaku berikut :
- Memberi contoh
- Memusatkan tanggapan
- Memberi permintaan
- Melacak tanggapan siswa
Metode Diskusi
Metode diskusi yaitu cara penyuguhan pengajaran dimana siswa-siswi dihadapkan pada sebuah masalah yang dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bareng .
Dalam kamus bahasa Indonesia (1988) bahwa diskusi yakni pertemuan ilmiah untuk bertukar fikiran mengenai sebuah problem. Teknik diskusi yakni salah satu teknik pembelajaran yang dijalankan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses berguru mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan persoalan, sehingga seluruhnya siswa aktif.
Salah satu syarat untuk metode diskusi yakni sebagian besar siswa harus memiliki pengetahuan dan pengetahuan tantang topik atau problem yang didiskusikan. Jika penerima diskusi tidak menguasai dilema atau materi yang hendak didiskusikan maka diskusi tidak akan berjalan dengan baik, pemecahan masalah tidak akan ditamukan secara sempurna. Pemimpin diskusi sangat berperan dalam mengontrol diskusi. Oleh karena itu, pemimpin diskusi haruslah seorang siswa yang cekatan memimpin diskusi. Peran guru juga tidak mampu diabaikan dalam pelaksanaan tata cara diskusi. Guru mesti mengikuti jalannya diskusi dan melakukan isyarat dan panduan jikalau jlannya diskusi melenceng dari apa yang direncanakan. Guru mesti menunjukkan penegasan terhadap pemecahan dilema yang dirumuskan dalam diskusi.
Kelebihan sistem diskusi
- merangsang kreatifitas siswa dalam bentuk pandangan baru, pendapat, ide, prakarsa ataupun terobosan-terobosan gres dalam pemecahan persoalan.
- membuatkan perilaku menghargai pertimbangan orang lain.
- dapat memperluas wawasan siswa.
- membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
- mampu melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.
- mampu membuatkan kompetensi sosial dan sikap demokratis.
- menumbuhkan kesanggupan berpikir kritis.
- melatih kestabilan emosi
- keputusan yang dihasilkan kalangan akan lebih baik dari pada berpikir sendiri.
Kelemahan sistem diskusi
- kesulitan dalam jumlah siswa yang banyak.
- kadang kala membutuhkan waktu yang panjang.
- siswa menerima berita yang terbatas.
- mungkin dikuasai oleh siswa yang suka mengatakan.
- kurang menawan bagi siswa yang kurang aktif berpikir dan berbicara.
- pembicaraan dan pembahasan sering meluas dan mengambang.
- perbedaan pendapat mampu memanggil reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokkan fisik.
Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi berjalan tanpa gangguan, dan menciptakan tujuan berguru secara efektif, menurut E. Mulyasa (2006) perlu diamati tindakan berikut:
- Rumuskanlah tujuan dan duduk perkara yang mau dijadikan topik diskusi
- Siapkanlah sarana dan prasarana yang diharapkan untuk diskusi.
- Susun peran siswa dalam diskusi, sesuai dengan yang mau dikerjakan.
- Berilah pengarahan terhadap siswa secukupnya supaya melibatkan diri secara aktif dalam acara diskusi
- Ciptakanlah suasana yang kondusif sehingga siswa mampu mengemukakan pendapat secara bebas untuk emecahkan problem yang didiskusikan.
- Berikanlah kesempatan terhadap siswa secara merata semoga diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.
- Sesuaikan penyelenggaraan diskusi dengan waktu yang tersedia.
- Sadarilah akan peran guru dalam diskusi, baik secara fasilitator, pengawas, pembimbing, maupun selaku evaluator jalannya diskusi.
- Akhirilah diskusi dengan mengambil kesimpulan dari apa-apa yang telah dibicarakan.
Metode Demonstrasi
Metode demonsrasi ialah penghidangan pelajaran dengan memperagakan suatu proses insiden, prosedur atau cara kerja suatu alat yang berkaitan dengan materi pelajaran.Misalkan pada pembelajaran transportasi pada flora, lewat demonstrasi akan lebih terang dimengerti wacana pengertian difusi dan osmosis , alasannya adalah mereka melihat secara langsung pergeseran warna dalam bejana sesudah ditetesi tinta berwarna.Peragaan suatu proses dapat dilakukan guru sendiri dan dibantu siswa , mampu juga dijalankan sekelompok siswa.
Kelebihan metode demonstrasi
- Dapat menanggulangi kesusahan jumlah alat, materi dan waktu yang tersedia.
- Dapat meminimalisir verbalisme pada siswa.
- Dapat mengkonkritkan penjelasan yang bersifat abstrak.
- Dapat membantu siswa mengerti dengan terang jalannya sebuah proses atau kerja sebuah benda
- Dapat membuat lebih mudah berbagai penjelasan bagi guru
- Proses pengajaran lebih menarik.
- Siswa dirangsang untuk aktif memperhatikan, menyesuaikan antara teori dengan realita, dan mencoba melaksanakan sendiri.
Kekurangan Metode Demonstrasi
- Tidak semua cara kerja alat mampu didemonstrasikan
- Sulit dikenang siswa alasannya meeka tidak langsung megerjakannya
- Tidak dapat disertai siswa dengan baik jikalau jumlah siswa terlalu banyak
- Kadangkala siswa susah menyaksikan dengan terang alat yang akan ditunjukkan terutama yang mempunyai komponen-bagian yang cukup rumit
- Sukar dikenali siswa bila didemonstrasikan oleh guru, kalau siswa kurang menguasai alat yang didemonstrasikan
- Tidak ada jaminan semua siswa mampu mngulangi apa yang sudah didemonsrtrasikan
- Memerlukan keahlian guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
- Demonstrasi membutuhkan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang.
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalh tata cara yang memberi potensi terhadap siswa baik secara individual atau golongan untuk melakukan sebuah percobaan di laboratorium atau di lapangan, guna menunjukan teori atau memperoleh sendiri sebuah wawasan baru bagi siswa. Dengan metode ini, siswa dilatih memakai tata cara ilmiah, yakni :
- Melakukan pengamatan
- Merumuskan dilema atau pertanyaan
- Menyusun hipotesis
- Menguji hipotesis atau melaksanakan percobaan
- Menarik kesimpulan
Dengan melaksanakan eksperimen mempunyai arti siswa melaksanakan acara yang mencakup pengendalian variabel, observasi, melibatkan pembanding atau kontrol dan penggunaan alat-alat pratikum dan dapat memperkaya pengalaman, menyebarkan perilaku ilmiah dan hasil berguru akan bertahanlebih usang dalam ingatan siswa.Metode eksperimen ini paling sempurna jika digunakan atau dijalankan untuk mewujudkan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan discorvery (inovasi). Misalnya eksperimen imbas cahaya kepada flora.
Kelebihan sistem eksperimen
- Siswa mempunyai pengalaman eksklusif terhadap suatu kegiatan
- Mengembangkan sikap ilmiah
- Dapat membuat siswa lebih percaya akan kebenaran berdasrkan percobaan sendiri ketimbang menerima kata guru atau buku
- Dapat melibatkan multisensoris (melihat, mendengar, membau dan merasa)
- Dapat berbagi sikap dan kemampuan untuk mengadakn studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu kemampuan dan sikap yang dituntut secara ilmuwan
- Dapat membina siswa untuk menciptakan terobosan-terobosan gres dengan inovasi dari hasil percobaannya dan berguna bagi kehidupan insan
- Siswa aktif terlibat mengumpulkan fakta, isu, atau data yang diharapkan melalui percobaan yang dilakukannya
- Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis dan menetralisir verbalisme.
Kekurangan Metode Eksperimen
- Memerlukan persiapan matang
- Memerlukan biaya dan waktu yang banyak
- Kekurangan alat menyebabkan tidak setiap siswa berkesempatan melaksanakan eksperimen
- Belum ada jaminan semua siswa dapat berhasil melaksanakan eksperimen, mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian
- Metode ini lebih sesuai untuk menghidangkan bidang-bidang sains dan teknologi
- Tidak semua materi dapat dieksperimen
- Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
- Dapat menghalangi laju pembelajaran dalam observasi yang memerlukan waktu yang lama
- Menimbulkan kesusahan bagi guru dan siswa kalau kurang terlatih dalam observasi
- Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam memakai metode eksperimen menurut E.Mulyasa (2006), selaku berikut:
- Tetapkan tujuan eksperimen
- Persiapkan alat dan atau bahan yang diperlukan
- Persiapkan daerah eksperimen
- Pertimbangkan jumlah akseptor didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia
- Perhatikan keselamatan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya
- Perhatikan disiplin atau tata tertib, utamanya dalam mempertahankan perlatan dan bahan yang hendak digunakan
- Berikan klarifikasi perihal apayang mesti diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dikerjakan siswa, tergolong yang dihentikan dan yang membahayakan
Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas (resitasi) merupakan tata cara yang menugaskan siswa untuk mengejarkan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami, dan memperkaya materi yang telah dipelajari atau mendapatkan suatu pengetahuan, kemampuan dan sikap yang berkaitan atau sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.Tugas ini dapat dikerjakan guru dengan menyuruh siswa membaca, membuat makalah, membuat kliping, membuat ringkasan.Setiap tugas yang dibuat siswa mesti dihargai oleh guru dengan memberikan umpan balik, misalnya dikoreksi, dikomentari dan dinilai.
Kelebihan Metode Pemberian Tugas
- Membuat siswa aktif belajar
- Siswa dapat memperoleh hal-hal gres yang mungkin guru belum mengetahuinya
- Materi yang belum sempat dibahas dapat diperintahkan untuk mencar ilmu sendiri
- Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat didingat lebih lama
- Dapat mengembngkan keberanian untuk mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan mampu berdiri diatas kaki sendiri di luar pengawasan guru.
- Dapat mengoptimalkan mencar ilmu siswa
- Dapat menyebarkan kreativitas serta membina disiplin siswa
Kekurangan Metode Pemberian Tugas
- Sulit terkontrol apakah tugas itu dilaksanakan sendiri atau dikerjakan orang lain
- Khusus tugas kalangan, kadang yang mengejarkan siswa tertentu saja, sedangkan siswa yang yang lain tidak berpartisipasi dengan baik
- Sulit menunjukkan peran yang tidak bermacam-macam sehingga mampu menyebabkan kejenuhan siswa
- Tugas yang banyak dan sering mampu menciptakan beban dan unek-unek siswa.
Metode Karyawisata/Widiawisata
Metode karyawisata yakni suatu cara mendapatkan pengetahuan oleh siswa dengan jalan menenteng mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau lingkungan kehidupan nyata, semoga mereka dapat mengamati secara pribadi.Karyawisata ini sebuah kunjungan yang dijadwalkan terhadap sebuah objek tertentu untuk dipelajari atau untuk menemukan informasi yang diharapkan.
Kelebihan Metode Karyawisata
- Karyawisata dapat menerapkan prinsip pembelajaran dengan pendekatan CTL
- Membuat bahan pelajaran di sekolah menjadi lebih hidup dan berhubungan dengan kenyataan dan keperluan yang ada di penduduk
- Merangsang kreativitas siswa sehingga menjadi lebih menawan
- Dapat melatih siswa bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan
- Mengandung komponen rileks sehingga disukai siswa
- Dapat mengumpulkan gosip dari sumber primer
Kekurangan Metode Karyawisata
- Memerlukan persiapan yang matang dan melibatkan banyak pihak
- Memerlukan kawasan dan objek yang harus sesuai dengan bahan pelajaran
- Dalam karyawisata sering bagian rekreasi lebih menonjol daripada tujuan utama, sedang unsur, sedang unsur studinya menjadi terabaikan
- Memerlukan pengawasan yang ketat terhadap setiap tingkah laris siswa di lapangan
- Memerlukan ongkos cukup mahal dan waktu yang lumayan banyak
- Tanggung jawab dan sekolah yang cukup berat atas kelangsungan karyawisata karyawisata dan keamanan siswa, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Metode Bermain Peran (Role Playing)
Pembelajaran dengan metode bermain peran ialah pembelajaran dengan cara seperti berada dalam sebuah situasi untuk mendapatkan sebuah pemahaman perihal suatu desain.Sebagai suatu acuan, pada pelajaran matematika untuk mendapat pemahaman mengenai kerangka kubus.Kerangka kubus mampu dibentuk/dibuat dengan beberapa cara.Beberapa hal yang perlu diamati dalam pelaksanaan sistem bermain peran yakni: penentuan topik, penentuan anggota aktor, pembuatan lembar kerja, pembuatan lembar kerja (kalau perlu), latihan singkat obrolan (jika perlu) dan pelaksanaan bermain tugas.
Kelebihan Metode Bermain Peran
- Siswa menerima kesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih mengerti desain dan lebih lama mengenang.
- Dapat menkonkritkan materi yang abstrak
Kekurangan Metode Bermain Peran
- Dibutuhkan waktu yang cukup lama, baik dalam persiapan maupun dalam pelaksanannya.
- Tidak mampu melibatkan seluruh siswa
Metode Latihan
Metode latihan yakni suatu sistem atau cara mengembangkan kompetensi atau skill siswa baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, sehingga siswa menjadi terampil dalam bidang yang dilatihkan.
Kelebihan Metode Latihan
- Dapat berbagi kecakapan berpikir (thinking skill) atau kecerdasan intelektual
- Dapat mengembangkan kecakapan motoris, mirip menulis, melafalkan huruf, menciptakan dan menggunakan alat-alat.
- Dapat emperkuat mental, misalnya keberanian tampil di wajah publik, keberanian mengeluarkan pendapat dan menyebarkan kecerdasan emosional yaitu cekatan menertibkan diri seperti tidak gampang marah.
Kekurangan Metode Latihan
- Membutuhkan waktu banyak
- Karena latihan yang berulang-ulang dan monoton sehingga mengakibatkan kejenuhan
- Dapat melelahkan fisik atau anggapan
- Menghambat bakat dan inisiatif siswa, alasannya siswa lebih banyak dibawa kepada adaptasi
Metode Sosiodrama
Metode Sosiodrama adalah cara mengajar yang meberikan peluang kepada siswa untuk melakukan aktivitas memainkan tugas khususnya yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial) dengan kata lain siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku dalam relevansinya dengan problem sosial.
Kelebihan Metode Sosiodrama
- Siswa akan berpengalaman untuk berinsiatif dan inovatif
- Dapat melatih bahasa ekspresi siswa menjadi bahasa yang baik biar mudah dipahami oranglain
- Dapat memupuk kerjasama yang baik antara sesama pemain
- Dapat mebina kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab dengan sesama pemain
- Dapat memupuk talenta sehingga dimungkinkan akan berkembang bibit seni drama
Kekurangan Metode Sosiodrama
- Sebagian besar siswa yang tidak ikut bermain drama, mereka menjadi pasif
- Banyak mengkonsumsi waktu, baik waktu persiapan maupun waktu pelaksanaan pertunjukkan
- Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang kerap kali bertepuk tangan dan perilaku yang lain
Metode Perolehan Konsep
Menurut E.Mulyasa (2006), mengatakan bhwa konsep-onsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk memasukkan prinsi-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Menurut Ausubel dalam E.Mulyasa, rancangan-konsep diperoleh dengan dua cara ialah desain gugusan dan desain asimilasi.
- Konsep deretan terutama merupakan bentuk perolehan konsep sebelum siswa masuk sekolah
- Konsep asimilasi merupakan cara untuk memperoleh konsep selama atau sehabis sekolah
Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kalangan yakni tata cara mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam suatu kelompok selaku satu kesatuan dan diberi peran untuk dibahas dalam kalangan tesebut. Yang artinya pelajaran tersebut diitikberatkan kepada anggota golongan tersebut guna menyelesaikan tugas berguru secara bahu-membahu.
Selanjutnya guru juga bisa mengelompokkan siswa dalam suatu kalangan dapat didasarkan pada:
- Perbedaan siswa dalam minat mencar ilmu dan kemampuan mencar ilmu.
- Jenis pekerjaan yang diberikan.
- Fasilitas yang tersedia.
- Jenis kelamin.
- Berdasarkan random.
Kelebihan tata cara kerja kalangan
- mampu berbagi kepemimpinan siswa
- siswa aktif mencari materi
- adanya kkompakkan dalam kalangan
Kelemahan sistem kerja kelompok
- cuma diberikan potensi terhadap siswa yang aktif
- memerlukan fasilitas yang bermacam-macam
Metode Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif yang paling banyak diperbincangkan ialah belajar kooperatif model jigsaw yang artinya di sini tiap anggota golongan mempelajari bahan yang berlainan untuk disampaikan atau diajarkan pada sobat sekelompoknya.
Metode berguru kooperatif ini, siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak kira-kira 4-5 orang, kelompokk sedang 6-8 orang dan golongan besar 10-15 orang. Dalam berguru kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kalangan mesti turut terlibat alasannya kesuksesan kelompok titunjang oleh aktifitas anggotanya, sehinnga anggota kalangan saling menolong.
Metode Ekspositori / Pameran
Metode ekspositori adalah sebuah penyuguhan visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau selaku alat untuk membantu meyampaikan info yang diharapkan. Jika guru mengajar dengan memakai model, misalnya menyelesaikan sistim persamaan linear dua peubah, bermakna guru tersebut memakai tata cara ceramah atau tata cara ekspositori. Apabila guru mengajar dengan memberikan proses solusi metode persamaan linear dengan dua peubah, berarti beliau memakai tata cara demonstrasi dan sistem ekspositori.
Metode Pengajaran Unit / Metode Proyek
Metode pengajaran unit yaitu sebuah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari sebuah problem, kemudian dibahas dai berbagi sisi yang berafiliasi sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan memiliki arti. Pelajaran unit sering disebut pembelajaran berkolerasi atau pembelajaran terpadu.
Ada berbagai macam pemecahan problem dalam pembelajaran unit menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999) ialah:
- Model terhubung (connected model)
- Model jaring keuntungan-laba (webbed versi)
- Model tepadu (integrated model)
Kelebihan tata cara pengajaran unit
- membantu siswa berpikir komprehensif
- memperluas pengetahuan siswa
- dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan
- membuat iklim demokratis
- pengajaran unit diubahsuaikan dengan tingkat kemajuan
Kelemahan metode pengajaran unit
- membutuhkan kecakapan khusus dalam pengajaran unit
- memerlukan waktu yang cukup lama
- berbagai disiplin ilmu tidak semua siswa mampu menguasai dengan baik
Demikian ulasan wacana pendekatan pembelajaran dan juga tata cara pembelajaran. Semoga berguna.
Barangkali sahabat-sahabat juga memerlukan bahan wacana hakikat pembelajaran, selamat membaca.