Pencemaran Lingkungan Balasan Industri

 

Disusun oleh:Abdullah[41621010012]

Abstrak

Untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia perlu kemajuan ekonomi yang pesat dengan cara meningkatkan pembangunan. Salah satu bagian penting dalam pembangunan tersebut ialah pembangunan di bidang industri. Namun dalam aktivitas industri akan disertai dengan efek regatif limbah industri terhadap lingkungan hidup insan. Limbah industri yang toksik akan memperburuk keadaan lingkungan dan akan memajukan penyakit pada manusia dan kerusakan pada bagian lingkungan yang lain. Dengan cara mereview hasil-hasil observasi dan tulisan-goresan pena yang ada, akan diulas efek negatif limbah industri yang dapat menghipnotis kualitas lingkungan kita. Limbah industri mampu menghasilkan materi toksik terhadap lingkungannya. yang memiliki pengaruh negatif kepada manusia dan unsur lingkungan lainnya. Limbah cairindustri paling kerap mengakibatkan problem lingkungan mirip kematian ikan, keracunan pada insan dan ternak, ajal plankton, akumulasi dalam daging ikan dan moluska, terutama jika limbah cair tersebut mengandung zat racun mirip : As, CN, Cr. Cd, Cu, F. Hg, Pb atau In.

Kata kunci : limbah industri, pencemaran lingkungan, zat-zat

Abstract

To improve the standard of living of the Indonesian people, rapid economic growth is needed by promoting development. One of the important elements in this development is development in the industrial sector. However, industrial activities will be followed by the negative impact of industrial waste on the human environment. Toxic industrial waste will worsen environmental conditions and will increase disease in humans and damage to other environmental components. By reviewing the results of research and existing writings, the negative impact of industrial waste that can affect the quality of our environment will be reviewed. Industrial waste can produce toxic materials to the environment. which have a negative impact on humans and other components of the environment. Industrial wastewater most often causes environmental problems such as fish mortality, poisoning to humans and livestock, plankton death, accumulation in fish and mollusk meat, especially if the liquid waste contains toxic substances such as: As, CN, Cr. Cd, Cu, F. Hg, Pb or In.

Keywords: industrial waste, environmental pollution, substances

 


Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kegiatan industri ialah salah satu komponen penting dalam menunjang pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dapat mengembangkan taraf hidup bangsa Indonesia. Akan namun acara industri selain dapat berdampak kasatmata juga mampu mempunyai pengaruh negatif.  Dampak positifnya menciptakan barang dan jasa, memajukan lapangan kerja yang pada kesannya akan mampu mengembangkan mutu hidup dan imbas negatifnya menghasilkan limbah dan pencemaran lingkungan serta dapat menyebabkan kerusakan sumber daya alam dan menurunkan kualitas hidup sebab lingkungan hidup menjadi kotor dan terkotori. Untuk itu dalam melakukan pembangunan industri harus telah diperhitungkan efek negatif yang mungkin akan muncul dan mesti diusahakan untuk menghemat dampak negatif tersebut. Untuk dampak positifnya dapat ditingkatkan dengan penerapan kebijaksanaan pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). Perhatian Pemerintah Indonesia terhadap lingkungan mulai terlihat semenjak 1978, dengan dibentuknya Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Pada ketika itu Presiden Soharto mengangkat seorang Ment
eri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup dalam Kabinet Pembangunan III (1978-1983)”) Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menekan dampak negatif industri antara lain dengan mengusulkan teknologi higienis, memasang alat pencegah pencemaran, melaksanakan proses daur lang dan menetapkan wajib melaksanakan pembuatan limbah bagi industri-industri. Sayangnya perjuangan-perjuangan tersebut belum dapat berlangsung secara optimal alasannya argumentasi kurang biaya, terutama untuk industri-industri kelas menengah ke bawah (modal kecil) atau arena ketidaktahuan dari pemilik industry Dalam tulisan in akan dicoba mengulas efek negatif apa saja dari industri yang ada di Indonesia yang mampu menghipnotis kualitas lingkungan kita. 

Permasalahan

Masalah Limbah Industri di Indonesia

Pencemaran industri yakni kegiatan industri yang menimbulkan penurunan mutu lingkungan alasannya masuknya zat-zat pencemar yang dihasilkan ke suatu lingkungan, yakni tanah, air atau udara berupa materi buangan/hasil sampingan dari proses buatan industry yang berupa padat/debu, cair atau gas yang mampu menjadikan pencemaran. Gas yang keluar dari industri lazimnya dikendalikan dengan cara memasang cerobong asap, alat penyerap atau pencegah pencemaran lainnya yang umum dilakukan oleh industri yang berukuran besar dan sebagian industri kelas menengah. Beberapa jenis limbah tidak terlampau menjadi dilema alasannya adalah mampu dimanfaatkan oleh penduduk sekitar atau oleh industri lain mirip limbah industri materi penyedap masakan yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Limbah padat yang berbahaya dapat ditangani dengan jalan insinerasi atau disimpan untuk menunggu pembuatan oleh pinak lain. Namun bagi industri yang berskala kecil maupun menengah mash ada yang melaksanakan pembuangan limbahnya bersama dengan sampah kota. Yang banyak menjadi persoalan adalah limbah cair dan limbah yang berwujud lumpur, masih banyak industri di Indonesia yang langsung membuangnya ke sungai tapa mengalami pembuatan lebih dahulu. Hanya industri besar dan sebagian menengah yang telah mengolah limbah cairnya sebelum membuangnya ke perairan. Pada masa tahun 80-an di Indonesia mulai depromosikan perlunya pembangunan berkesinambungan (sustainable development), ialah pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Untuk menegakkan pembangunan berkesinambungan Pemerintah sudah melakukan banyak sekali upaya antara lain dengan mengeluarkan berbagai peraturan. 

  Ikatan Logam Dan Non Logam

Di bidang industri telah dikeluarkan beberapa SK mirip Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.134/M/SK/1988 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Sebagai Akibat Kegiatan Usaha Industri Terhadap Lingkungan Hidup dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.148//M/SK/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. Pada tahun 1994 telah dikeluarkan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan lingkungan yang diketahui dengan PP No .19/1994 tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun. Sebagai contoh limbah bahan berbahaya dan beracun ialah zat kimia limbah industri kayu dan zat kimia khlorin pada industri pulp yang mampu membentuk senyawa organokhlorin yang sangat berbahaya sebab dapat menjadi penyebab kanker. Maka telah sepantasnya ada peraturan pembuatan limbah sebelum dibuang ke perairan. Masalahnya masih banyak industri di Indonesia yang belum memperhatikan pembuatan limbahnya dengan benar dan serius.

Solusi dan Pembahasan

Dampak limbah industri kepada lingkungan 

Dampak limbah industri kepada lingkungan telah terbukti bear pengaruhnya terhadap kesehatanmanusia mirip penyakit Minamata dan Itai-Itai di Jepang’. Penyakit Minatama yang diakibatkan olch pencemaran Merkuri (Hg) mengakibatkan gangguan pusat syaraf sehingga penderita tidak dapat mengatur gerakan anggota tubuhnya. Sedangkan penyakit Itai-Itai disebabkan alasannya adalah pencemaran Kadmium (Cd) yang terakumulasi di dalam hati dan ginjal sehingga akan menghancurkan kedua organ tersebut.

Maka dari itu pembuatan limbah industri sebelum dibuang ke lingkungan sangatlah penting dilakukan. Di samping menciptakan limbah yang dapat mencemari lingkungan kalau tidak diatur secara baik, acara industri juga dapat menjadikan timbulnya bau, bising, panas, dan radiasi.

 

 

Limbah Industri Berbentuk Gas, Debu Dan Butiran-Butiran Halus/ Partikel Kecil, Penanganan Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.

Limbah industri berupa gas abu, dan butiran-butiran halus yang keluar dari cerobong asap harus

dikontrol dengan baik, Limbah tersebut harus dikeluarkan melalui cerobong yang bisa

mengelarkannya ke udara yang cukup tinggi sehingga dapat diencerkan oleh udara sekitar tanpa

mencemarkan ke manusia, binatang, tumbuhan dan

unsur lingkungan yang lain. Bila limbah industry yang dihasilkan cukup berbahaya contohnya Pb (timbal), sebelum keluar dari cerobong harus dilewatkan ke alat pencegah pencemaran atau dijalankan penyerapan dulu mirip absorpsi oleh cairan atau zat padat tertentu. Proses ini biasanva sudah menjadi satu kesatuan dengan proses produksi keseluruhan.

Dalam proses peresapan lazimnya bahan cairan atau zat padat yang dipakai dapat diregenerasi untuk dipakai kembali, dan sekali waktu perlu ditambah sebagai pengganti cairn yang hilang selama proses. Untuk at padat peresapan walau telah dikerjakan regenerasi, pada suatu ketika perlu penggantian jikalau aktivitasnya sudah menurun.

Masalah yang mau muncul ialah bagaimana menanggulangi zat absorben padat tersebut biar tidak mencemari lingkungan terlebih jika materi yang diserap cukup berbahaya, contohnya Pb.

Dampak negatif limbah gas, abu dan butiran- butiran halus terhadap kesehatan insan antara lain;

a. Gas beracun

– CO, dapat menyebabkan gangguan fungsi otak

-SO,. Nitrogen Dioksida (NO), Ozon, NH., beberapa senyawa aromatik, H,S mampu menimbulkan gangguan pernafasan, dan atau iritasi mata

b. Smog (kabut/asap):

-dapat mengganggu penglihatan serta pernafasan

c. Debu

-mengusik pernafasan dan kalau beracun (contohnya Pb) dapat menimbulkan

gangguan syaraf, akses pernafasan dan menimbulkan anemia.

– abu yang mengandung serat asbes dapat menimbulkan kanker.

 

Dampak terhadap flora, pencemaran yang ada di atmosfir mampu menimbulkan pengaruh yang kronis, jauh di luar titik emisi Yang besar pengaruhnya yaitu: Ozon (O.). Oksida Sulfur (SO,) dan Oksida Nitrogen (NO,) yang
mampu merusakkan pohon-pohonan. Gas SO, dan NO, mampu menimbulkan hujan asam yang mau mengakibatkan.

– Peningkatan leaching kation dari tanah dan permukaan daun.

– Perubahan struktur dari komunitas flora daratan dan perairan (akuatik)

– Pengaruh produktivitas hutan dan fiksasi nitrogen

Dampak gas dan abu terhadap hewan, dapat menimbulkan gangguan pernafasan maupun akumulasi cemaran sebab menyantap masakan yang telah terkotori. Bila produk hewan tersebut dikonsumsi manusia, secara tidak langsung akan mensugesti manusia yang memakannya (mirip sapi yang makan rumput yang sudah terkotori Pb susu sapi yang dihasilkan akan mengandung Pb pula).

Akibat pencemaran gas, bubuk dan butiran- butiran halus tersebut tidak saja kuat dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Tidak hanya kuat sccara lokal tetapi juga global. Contohnya efek rumah beling. adalah peningkatan suhu bumi balasan meningkatnya kadar CO, di dalam udara, menipisnya lapisan ozon dan lain-lain Pemanasan global yang terjadi akhir terakumulasinya gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan mampu membawa dampak pribadi dan tidak eksklusif pada keschatan.

  Kimia Hijau Ramah Lingkungan

Pengaruh pribadi antara lain

– Adanya akhir hayat akibat gelombang panas seperti yang pernah terjadi di Yunani dan India:

– memajukan kanker kulit;

– perubahan respon kekebalan tubuh dan;

– memajukan katarak

Pengaruh tidak langsung antara lain

– menurunkan produksi pangan yang berhubungan dengan gizi;

– meningkatkan penyakit menular lewat vektor;

– meningkatkan penyakit menular yang berkaitan dengan kualitas air, tanah dan udara, dan migrasi masyarakatdengan segala konsekuensi kesehatannya.

Sedangkan zat-zat radio aktif dapat menimbulkan gangguan kesehatan kronis seperti leukemia, kurun hidup pendek dan terjadinya pergeseran generatif terhadap alat-alat, mesin-mesin dan bangunan, gas-gas pencemar khususnya yang bersifat asam/basa akan menjadikan korosi.

Industri minyak bumi dikala ini menunjukkan gas-gas hasil pembakaran bahan bakar fosil yangditeliti toksisitasnya cuma SO2, NO2 dan CO4) Pembakarannya juga mash terbatas pada dapur di rumah tangga dan kendaraan bermotor. Dampak yang diteliti kepada kesehatan insan utamanya dihubungkan dengan gangguan susukan pernafasan. Hasil observasi menunjukkan konsentrasi SO, dan NO; dalam rumah mempunyai hubungan berarti dengan insiden ISPA dan Asma pada Anak Balita. Jenis bahan bakar untuk mengolah masakan, kepadatan rumah dan kelembaban relatif ternyata berafiliasi mempunyai arti dengan peristiwa ISPA Anak Balita nyaris 4 kali berisiko menerima ISP di rumah-rumah yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar mengolah makanan ketimbang yang memakai elpiji. Tetapi hasil penelitian lain yang dilakukan pada rumah-rumah di Indramayu tidak menawarkan hal demikian Dampak gas buangan pembakaran bahan bakar foil pernah dipelajari secara keseluruhan, misalnva bagaimana imbas gas buang kendaraan lazim terhadap paru-paru pengemudinya. Hasilnva menawarkan pengaruhnya lebih bear pada kendaraan bermotor yang mesinnya di bawah tempat duduk pengemudinya dibanding dengan yang mesinnya di depan.

Penelitian wacana bubuk dijalankan pada industri dan mengaitkannya dengan gangguan terusan pernafasan, misalnya industry semen dan pemintalan. Hasil observasi pada industri semen memberikan bahwa pekerja yang berafiliasi dengan debu selama 4 tahun memiliki risiko terkena gangguan saluran pernafasan 4 kali lebih besar. Dari hasil penelitian kualitas udara di sentra transportasi umum dan di daerah industri di Surabaya dikenali bahwa materi pencemar yang cukup tinggi kadarnya untuk daerah transportasi adalah CO dan NO, sedangkan di kawasan industry SO, dan abu. Dari analisis timah hitam (Pb) dalam udara dan pengaruhnya kepada keschatan diperoleh hasil bahwa makin bear nilai Pb udara semakin besar pula Pb darah, dan makin besar kadar Pb darah maka akan berakibat kian kecil kadar Hb darah (p < 0,01)10) Dari hasil penelitian Fuad Amari dkk mengenai: mutu udara di zona Industri Gresik serta pengaruhnya terhadap kesehatan penduduk dimengerti bahwa pencemaran udara yang cukup berat khususnya di lokasi sekitar Petrokimia, teriadi kenaikan tanda-tanda gangguan kesehatan, kelainan obstruksi maupun restriksi, juga bronkhitis kronis dan asmaticbronkhitis!)

Penelitian Ruspeni Daesusi ihwal kadar bubuk dan SO, sekitar Industri Kapur dan kaitannya Dengan Status Faal Paru Penduduk Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, jadinya menunjukkan kadar bubuk pada kawasan terpapar berbeda secara berarti dengan kendali (p< 0,01) dengan kadar tertinggi pada terpapar berat 0.38 mg/m' (sudah melebihi batas maksimal yang diperbolehkan 0,26 mp/m.).

Hasil analisis trend liner memperlihatkan adanya korelasi dosis-efek, di mana kian besar dosis paparan yang diterima kian bear masalah penyakit yang ditimbulkan. Penelitian in membuk- tikan bahwa terjadi pencemaran di sekitar industry kapur Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar Gresik dan kuat terhadap status faal par masyarakatdi sekitarnya.

Hasil-hasil penelitian di atas dapat dipakai selaku contoh bagaimana dampaknya terhadap

lingkungan kalau limbah industri mengandung gas/debu serupa.

 

Limbah Industri Cair dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.

Limbah industri air sering menimbulkan masalah. Dari semua air yang dipakai industry (tergolong air pendingin untuk generator tenaga termis) menurut perhitungan cuma 0.2% yang ke luar dalam bentuk bab dari produk. Dengan asumsi 2% hilang alasannya adalah penguapan mampu dibayangkan betapa banyak air buangan industri yang telah berganti mutunya. Diperkirakan penggunaan air pendingin ialah 90% dari seluruh penggunaan air industri, berarti jumlah inilah yang mengalami pergeseran suhu. Sedang 10% yang lain akan mengalari pergeseran sifat biologi, kimiawi atau fisika, yang hendak terlihat dari wamanya, kekeruhannya, timbulnya buih, timbulnya rasa maupun wangi. Bila tidak dilakukan pengolahan sama sekali limbah cair industri akan mencemari air di sekeliling . Jenis-jenis kontaminan dan pencemaran dari industri yang sering pula terdapat dalam air buangan rumah tangga yaitu: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb dan Zn. Besarya kandungan zat ini tergantung dan sumbernya dan seberapa jauh telah dikerjakan pemisahan tau pembuatan limbah dan pengolahan air buangan sebelum dibuang keperairan bebas. Tampak dari butir 2 hingga dengan 6 senyawa- senyawa kimia membahayakan. Yang bersifat racun yaitu: As, CN, Cr. Cd, Formalin. Hidrogen Peroksida dan Phenol yang dapat mematikan mikro organisme akuatik. Sedang ion-ion Fe, Ca, Mg. CI, dan SO, mampu mengubah mutu air. Logam berat yang lain yang sering ada di muara sungai yaitu Pb atau timbal yang dapat mengakibatkan gangguan pada metode hematopoetik yang dapat menimbulkan anemia, mampu pula menimbulkan gangguan tata cara syaraf pu
sat, gangguan psikologis mirip timbul gangguan berguru, perubahan sikap dan gangguan intelegensi. Dapat pula muncul gangguan metode pencernaan yang berupa konstipasi, diare, nyeri epigastrik, mual, kehilangan nafsu makan dan kolik. Logam berat yang lain lagi yang sering ada di muara sungai adalah Cr atau Chromium yang mampu menimbulkan iritasi pada kulit terutama Cr dengan Valensi 6. Sedangkan semua pengoksidasi dan reduksi seperti: Amonia, Nitrit, Nitrat, Sulfida dan Sulfit, mampu menjadikan pergeseran yang tidak dikehendaki pada badan air penerma. Beberapa unsur dari limbah industri dapat memberikan gangguan perairan secara fisik mirip padatan terapung, buih, zat warna, materi yang menjadikan kekeruhan, baik secara langsung maupun lewat terjadinva suatu reaksi Tingginya BOD menimbulkan menurunnya kadar oksigen terlarut, sehingga mampu menimbulkan Kematian organisme akuatik dan terjadinva oksidasi anaerob yang menimbulkan ba pada perairan. Bahan-materi yang berbau baik yang terkandung dalam limbah selaku hasil reaksi yang terjadi di perairan, atau sebagai hasil peruraian anaerob dari padatan yang mengendap, sering ialah tanda adanya pencemaran berat. Lemak dan minyak jugadapat menjadikan gangguan tidak saja pada tampilan (estetika), namun secara langsung juga mensugesti tanaman dan fauna perairan mirip mempengaruhi rasa ikan. Minyak dan zat warna yang mengambang di permukaan perairan mampu menghalangi menembusnya sinar matahari ke dalam air, schingga mengganggu kescimbangan ekosistem perairan.

  Kimia Lingkungan Dan Jago Kimia Lingkungan


Kesimpulan

1.Limbah industri mampu menciptakan materi toksik yang berbahava kepada lingkungannya.

2. Limbah industri yang mengandung bahan pencemar akan berpengaruh terhadap lingkungan dan komponen (komunitas) lingkungan yang ada, baik jangka pendek maupun panjang, lokal maupun global.

3. Limbah cair dari industri paling sering menjadikan masalah lingkungan, mirip Kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kcmatian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan moluska, khususnya limbah cair yang mengandung zat racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb atau Zn.

4. Kegiatan industri dapat menjadikan anyir, kebisingan, panas bahkan radiasi.

 

Saran

1. Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius sesuai peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah dimana industri harus optimal menyelenggarakan pengawasan kepada pembuangan limbah industri.

2. Pelaku industri harus menimbang-nimbang dan melaksanakan cara supaya dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dari limbah industrinya dengan melakukan teknologi higienis, memasang alat pencegah pencemaran, melaksanakan proses daur lang dan yang terpenting melakukan pengolahan limbah industrinya guna pencemar tersebut menghilangkan sampai batas materi yang diperbolehkan.

3. Perlu dikerjakan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi yang spesifik sesuai jenis industrinya, mengenai efek limbah industri kepada lingkungan, serta mencari tata cara atau teknologi tepat guna untuk pemecahan masalahnya, terutama di kota-kota yang telah mulai banyak jenis industrinya.

4. Perlu dijalankan observasi lebih banyak lagi tentang imbas limbah industri kepada lingkungan dan metoda/teknologi tepat guna untuk pemecahan masalahnya, khususnya di kota-kota yang sudah mulai banyak jenis industrinya.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Satriago Handry, Himpunan Istilah Lingkungan Untuk Manajemen Institut Pengembangan Manajemen Indonesia Penerbit PT. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 1996.

Sutamihardja RTM, Tinjauan Pelbagai Aspck Toksikologi Industri Sebagai Dampak Pembangunan P. Batam, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kesehatan Lingkungan Ill, Himpunan Ahli Keschatan Lingkungan Indonesia (HAKLD) di Batam 14- 17 Desember 1992

Soesanto, Sri Socwasti, Gas Rumah Kaca. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Vol. V. No.31 1995, hal.27. Jakarta, 1995.

Abdur Roman, Tinjauan Perkembangan Studi Toksikologi Lingkungan Dalam Perspektif Keschatan Masyarakat, Lokakarya Toksikologi Lingkungan, Badan Litbangkes Dep. Kes. RI dan World Health Organization, Ciloto, 19 21 April 1999.

Handayani, Y.S, Hubungan Kualitas Udara dalam Rumah Dengan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Anak Balita di Pemukiman Kumuh Kelurahan Kaliampar, Jakarta Barat, Tesis S2 M. Kes, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.

Sutrisna, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pneumonia Pada Balita Disertasi Doktor Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1994.