Tengku Daud Beureuh dan pengikut-pengikutnya di saat menyanggupi panggilan pemerintah dalam rangka penyelesaian pemberontakannya |
Daud Beureuh pernah memegang jawabatan Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh di saat aksi militer pertama Belanda pada pertengahan tahun 1947. Sebagai Gubernur Militer beliau berkuasa penuh atas pertahanan keselamatan daerah Aceh dan menguasai seluruh aparat pemerintahan baik sipil maupun militer.
Sebagai seorang tokoh ulama dan bekas Gubernur Militer, Daud Beureuh tidak susah mendapatkan pengiku. Daud Beureuh juga sukses menghipnotis pejabat-pejabat Pemerintah Aceh, utamanya di kawasan Pidie. Untuk sementara waktu lamanya Daud Beureuh dan pengikut-pengikutnya dapat menguasai sebagian besar kawasan Aceh, termasuk sejumlah kota.
Patroli pasukan polisi Brigade Mobil dalam melaksanakan tugas pemulihan keselamatan di Aceh Timur pada tahun 1945 |
Sesudah derma datang dari Sumatra Utara dan Sumatra Tengah, operasi pemulihan keselamatan secepatnya dimulai. Satu demi satu kota-kota yang dikuasai pemberontakan direbut kembali. Setelah didesak dari kota-kota besar, Daud Beureuh meneruskan perlawanannya di hutan-hutan.
Penyeselaian terakhir Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan dengan sebuah “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” pada bulan Desember 1962 tas prakarsa Panglima Kodam Iskandar Muda, Kolonel M. Jasin. Dengan kembalinya Daud Beureuh ke masyarakat, keamanan di daerah Aceh sepenuhnya pulih kembali.
Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964.