Pembelajaran Sastra

A. Pengertian Sastra

Kata sastra pada mulanya bergotong-royong yaitu kesusastraan, akan namun orang lebih senang menggunakan perumpamaan sastra. Kata kesusastraan berasal dr bahasa Sansekerta, yaitu susastra dgn memperoleh iombuhan ke-an. Kata su mempunyai arti baik atau indah, & kata sastra bermakna tulisan atau karangan. Jadi, kesusastraan adalah semua goresan pena atau karangan yg indah & baik, semua tulisan atau karangan yg mengandung nilai-nilai kebaikan yg ditulis dgn bahasa yg indah.

B. Fungsi Sastra

Fungsi sastra bagi hidup & kehidupan insan yakni:

  1. Fungsi reaktif, yaitu fungsi atau manfaat memberikan rasa senang, bangga, & menghibur.
  2. Fungsi didaktif, yaitu fungsi atau manfaat mengarahkan & mendidik pembaca karena mengandung nilai-nilai moral.
  3. Fungsi estetika, yaitu fungsi atau faedah yg mampu memberikan keindahan bagi pembaca karena bahasanya yg indah.
  4. Fungsi moralitas, yakni fungsi atau faedah yg mampu membedakan moral yg baik & tak baik bagi pembacanya sebab sastra yg baik selalu mengandung nilai-nilai moral yg tinggi.
  5. Fungsi religiusitas, yaitu fungsi atau manfaat yg mengandung ajaran-aliran agama yg harus diteladani oleh pembaca.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra

Sastra tak bisa dikelompokkan ke dlm faktor ketrampilan berbahasa alasannya bukan merupakan bidang yg sejenis. Walaupun demikian, pembelajaran sastra dilaksanakan dengan-cara terintegrasi dgn pembelajaran bahasa baik dgn ketrampilan menulis, membaca, menyimak, maupun berbicara. Dalam praktiknya, pengajaran sastra berupa pengembangan kesanggupan menulis sastra, membaca sastra, menyimak sastra, & mengatakan sastra.

Berdasarkan hal di atas, pembelajaran sastra mencakup hal-hal berikut:

  1. Menulis sastra: menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, menulis drama.
  2. Membaca sastra: membaca karya sastra & memahami maknanya, baik terhadap karya sastra yg berbentuk puisi, prosa, maupun naskah drama.
  3. Menyimak sastra: mendengarkan & merefleksikan pembacaan puisi, dongeng, cerpen, novel, pementasan drama.
  4. Berbicara sastra: berbalas pantun, deklamasi, mendongeng, bermain tugas menurut naskah, menceritakan kembali isi karya sastra, menanggapi dengan-cara mulut pementasan karya sastra.
  Pemahaman Pajak Daerah Dan Penjelasannya

E. Sasaran Pembelajaran Sastra

1. Pembelajaran menulis sastra

Penulisan sastra membutuhkan penghayatan kepada pengalaman yg ingin diekspresikan, penguasaan teknik penulisan sastra, & memiliki pengetahuan yg luas mengenai estetika. Tujuan pembelajaran menulis sastra adalah:

  • biar siswa menguasai teori penulisan sastra yg berkaitan dgn unsur-komponen & kaidah-kaidah dlm penulisan sastra, teknik penulisan sastra, & estetika.
  • biar siswa terampil menulis sastra.

2. Pembelajaran membaca sastra

Salah satu syarat untuk mampu memahami karya sastra & membaca sastra dgn baik yakni mempunyai pengetahuan yg baik ihwal sastra. Sasaran pembelajaran membaca sastra yaitu pengembangan kompetensi yg berhubungan dgn hakikat membaca, hakikat sastra & membaca sastra, teknnik mengerti & mengomentari karya sastra.

3. Pembelajaran menyimak sastra

Sasaran pembelajaran menyimak sastra ialah pengembangan kesanggupan mendengarkan, memahami, & menyikapi aneka macam ragam wacana mulut. Sasaran lain ialah pengembangan kemampuan siswa dlm memahami anggapan, perasaan, & khayalan yg terkandung dlm karya sastra yg dilisankan.

4. Pembelajaran mengatakan sastra

Kemampuan mengatakan sastra merupakan kesanggupan melisankan karya sastra yg berupa menuturkan, membawakan, & membacakan karya sastra. Kemampuan tersebut merupakan salah satu indicator dr subkompetensi “menguasai ekspresi sastra dlm berbagai jenisdan bentuk”.