Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Pembahasan arti Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Sekolah Dasar/MI). pengertianartidefinisidari.blogspot.com, Pengertian Pembelajaran. Kata Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua kegiatan mencar ilmu dan mengajar. Aktivitas mencar ilmu secara metodologis condong lebih dominan pada siswa, sementara mengajar secara instruksional dikerjakan oleh guru. Makara, ungkapan pembelajaran yakni ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran ialah penyerdehanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses mencar ilmu mengajar (PBM), atau aktivitas belajar mengajar (KBM).

Kata atau perumpamaan pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong gres, yang mulai terkenal sejak lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Menurut undang-undang ini, pembelajaran diartikan selaku proses interaksi akseptor didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan berguru. Menurut pengertian ini, pembelajaran ialah pertolongan yang diberikan pendidik semoga terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan perilaku dan akidah pada akseptor asuh. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk menolong peserta latih biar mampu belajar dengan baik.

Dengan demikian, pengertianartidefinisidari pembelajaran yakni seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses mencar ilmu siswa, dengan memperhitungkan insiden-kejadian ekstrim yang berperanan kepada rangkaian insiden-peristiwa intern yang berjalan dialami siswa (Winkle, 1991). Sementara Gagne (1985), mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi berguru dan membuatnya berhasil guna. Dalam pemahaman yang lain, Winkle (1991) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan keadaan-kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya.

pembelajaran yang dikemukakan oleh Miarso (1993), menyatakan bahwa “pembelajaran ialah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali”. Dari beberapa pengertian pembelajaran yang sudah dikemukakan, maka mampu ditarik kesimpulan beberapa ciri pembelajaran selaku berikut:

  1. Merupakan upaya sadar dan disengaja
  2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
  3. Tujuan mesti ditetapkan apalagi dahulu sebelum proses dilaksanakan.
  4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun alhasil.

Perbedaan antara istilah “pengajaran” (teaching) dan “pembelajaran” (instruction) mampu diamati pada tabel di bawah blog pengertianartidefinisidari.blogspot.com:

No Pengajaran Pembelajaran
1 Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi selaku pengajar. Dilaksanakan oleh mereka yang mampu membuat orang belajar.
2 Tujuannya menyampaikan gosip terhadap si berguru. Tujuannya supaya terjadi mencar ilmu pada diri siswa atau si mencar ilmu.
3 Merupakan salah satu penerapan taktik pembelajaran. Merupakan cara untuk menyebarkan rencana yang terstruktur untuk keperluan berguru.
4 Kegiatan berguru berjalan jikalau ada guru atau pengajar Kegiatan belajar mampu berlangsung dengan atau tanpa datangnya guru.

Prinsip-prinsip Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran, semoga diraih hasil yang lebih optimal perlu diamati beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi khususnya teori berguru dan hasil-hasil penelitian dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang lebih maksimal. Selain itu akan meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara menawarkan dasar-dasar teori untuk membangun sistem instruksional yang bermutu tinggi.

Pembahasan arti Pembelajaran Di Sekolah Dasar  PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi anutan Fillbeck (1974), selaku berikut:

  1. Respons-respons gres (new responses) diulang sebagai balasan dari respons yang terjadi sebelumnya.
  2. Perilaku tidak cuma diatur oleh akibat dari respons, tetapi juga dibawah dampak keadaan atau tanda-tanda di lingkungan siswa.
  3. Perilaku yang ditimbulkan oleh gejala tertentu akan hilang atau menyusut frekuensinya jikalau tidak diperkuat dengan akhir yang menggembirakan.
  4. Belajar yang berbentuk respons kepada gejala yang terbatas akan ditransfer terhadap suasana lain yang terbatas pula.
  5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan yakni dasar untuk berguru sesuatu yang kompleks mirip yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
  6. Situasi mental siswa untuk mengahadapi pelajaran aan menghipnotis perhatian dan ketabahan siswa selama proses siswa belajar.
  7. Kegiatan berguru yang dibagi menjadi tindakan kecil dan diikuti umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan menolong siswa.
  8. Kebutuhan memecah bahan yang kompleks menjadi aktivitas-kegiatan kecil mampu dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model.
  9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
  10. Belajar akan lebih singkat, efisien dan mengasyikkan jikalau siswa diberi gosip wacana mutu penampilannya dan cara meningkatkannya.
  11. Perkembangan dan kecepatan mencar ilmu siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
  12. Dengan persiapan, siswa mampu berbagi kemampuan mengorganisasikan acara belajarnya sendiri dan menjadikan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respons yang benar.
  Puisi Pertiwiku Resah Terpecah

Melihat ke-12 prinsip pembelajaran yang sudah diuraikan, maka mampu ditarik kesimpulan bahwa penerapan pinsip-prinsip tersebut dalam pembelajaran merupakan pekerjaan yang kompleks, tetapi kalau dilaksanakan dengan saksama dibutuhkan dapat tercipta acara pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam buku Condition Of Learning (Gagne, 1977) mengemukakan sembilan prinsip yang mampu dijalankan guru dalam melaksanakan pembelajaran, selaku berikut.

  1. Menarik perhatian (gaining attention): hal yang menyebabkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang gres, abnormal, kontradiksi atau kompleks.
  2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) : mengumumkan kemampuan yang mesti dikuasai siswa sesudah selesai mengikuti pelajaran.
  3. Mengingatkan desain atau prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning): merangsang ingatan tentang wawasan yang sudah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang gres.
  4. Menyampaikan bahan pembelajaran (presenting the stimulas): menyampaikan bahan-bahan pembelajaran yang sudah direncanakan.
  5. Memberikan tutorial berguru (providing learner guidance): memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses atau alur berpikir siswa supaya mempunyai pemahaman yang lebih baik.
  6. Memperoleh kinerja atau tampilan siswa (eliciting performance): siswa diminta untuk menawarkan apa yang sudah dipelajari atau penguasaannya kepada materi.
  7. Memberikan umpan balik (assessing feedback): memberitahu seberapa jauh ketepatan performace siswa.
  8. Menilai hasil berguru (assessing performace): menawarkan t
  9. Tugas atau tes untuk mengenali seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
  10. Memperkuat retensi dan transfer berguru berguru (enhancing retention transfer): merangsang kesanggupan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memperlihatkan rangkuman, mengadakan review atau mempraktikkan apa yang telah dipelajari.

Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Pendidikan ialah upaya yang terorganisasi, bermaksud dan berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi insan paripurna, akil balig cukup akal, dan berbudaya. Untuk mencapai training ini asas pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh faktor potensi anak asuh, diantaranya faktor kognitif, afektif, dan berimplikasi pada faktor psikomotorik.

Bagi penerima ajar, mencar ilmu merupakan sebuah proses interaksi antara berbagai kesempatandiri siswa (fisik, nonfisik, emosi, dan intelektual), interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, serta lingkungan dengan rancangan dan fakta, interaksi dari aneka macam stimulus dengan banyak sekali respons terarah untuk melahirkan pergantian. Untuk mengembangkan potensi siswa perlu dipraktekkan sebuah model pembelajaran inovatif dan konstruktif. Dalam merencanakan pembelajaran, para pendidik mesti memahami karakteristik bahan pelajaran, para pendidik mesti mengerti karakteristik bahan pelajaran, karakteristik murid atau akseptor didik, serta mengetahui metodologi pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi pengetahuan pengetahuan dan implementasinya sehingga akan meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta ajar. Sehubungan dengan hal diatas, ada beberapa hal lain yang perlu diamati, berkenaan dengan upaya mewujudkan proses pembelajaran yang variatif, kreatif, dan konstruktif, ialah : a) suasana kelas yang mampu merangsang anak melakukan aktivitas belajar secara bebas; b) tugas guru sebagai pengarah dalam belajar; c) guru berperan sebagai penyedia kemudahan; d) guru berperan sebagai pendorong; dan e) guru berperan sebagai penilai proses dan hasil berguru anak.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Masa usia sekolah dasar adalah kurun kanak-kanak final yang berjalan dari usia enam sampai kira-kira usia sebelas atau dua belas tahun. Sesuai dengan karakteristik \anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh sebab itu, pembelajaran di sekolah dasar diusahakan untuk tercipatanya situasi yang aman dan menggembirakan. Untuk itu, guru perlu memerhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang dibutuhkan biar tercipta situasi yang aman dan mengasyikkan tersebut, yaitu : prinsip motivasi, latar belakang, pemusatan perhatian, keterpaduan, pemecahan duduk perkara, menemukan, berguru sambil bekerja, belajar sambil bermain, perbedaan individu, dan relasi sosial. Beberapa prinsip pembelajaran tersebut dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut:

  1. Prinsip Motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan mencar ilmu, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak berguru seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
  2. Prinsip latar belakang yaitu upaya guru dalam proses mencar ilmu mengajar memerhatikan wawasan, keahlian dan perilaku yang telah dimiliki anak supaya tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
  3. Prinsip pemusatan perhatian adalah perjuangan untuk memusatkan perhatian anak dengan jalan mengajukan masalah yang akan dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
  4. Prinsip keterpaduan yakni hal yang paling penting dalam pembelajaran. Oleh alasannya itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya mengaitkan sebuah pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, atau subpokok bahasan dengan subpokok bahasan lain biar anak mendapat citra keterpaduan dalam proses perolehan hasil berguru.
  5. Prinsip pemecahan dilema yaitu situasi belajar yang dihadapkan pada persoalan-persoalan. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan memilih pemecahan problem sesuai dengan kemampuannya.
  6. Prinsip memperoleh adalah aktivitas menggali kesempatanyang dimiliki anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta dan informasi. Untuk itu proses mencar ilmu mengajar yang membuatkan peluanganak tidak merasa kejenuhan.
  7. Prinsip belajar sambil melakukan pekerjaan , ialah suatu acara yang dilaksanakan menurut pengalaman untuk membuatkan dan memperoleh pengalam gres. Pengalaman berguru yang diperoleh melalui bekerja tidaklah gampang dilupaka oleh anak. Dengan demikian, proses berguru mengajar yang menunjukkan potensi terhadap anak untuk bekerja, berbuat sesuatu akan memupuk keyakinan diri, besar hati, dan puas karena kemampuannya tersalurkan dengan melihat hasil kerjanya.
  8. Prinsip mencar ilmu sambil bermain ialah kegiatan yang dapat menyebabkan situasi mengasyikkan bagi siswa dalam belajar, alasannya dengan bermain wawasan, keterampilan, perilaku, dan daya fantasi anak berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar.
  9. Prinsip perbedaan individu yaitu upaya guru dalam proses mencar ilmu mengajar yang memerhatikan perbedaan individu dari tingkat kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya guru tidak memperlakukan bawah umur seakan-akan sama semua.
  10. Prinsip kekerabatan sosial ialah sosialisasi pada kurun anak yang sedang tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara berkelompok untuk melatih anak menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama lainnya.
  Puisi Dunia Aksara - Ahmad Nasution

Hasil mencar ilmu maksimal mesti diraih oleh siswa, alasannya untuk dikala ini hasil mencar ilmu dijadikan persyaratan keberhasilan siswa serta dijadikan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dalam acara belajar mengajar. Dengan melihat hasil mencar ilmu, maka bisa diukur ketercapaian Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), serta bisa dijadikan patokan untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Tujuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan keahlian dasar yang berfaedah bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta menyiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Terkait dengan tujuan menunjukkan bekal kesanggupan dasar baca tulis, maka peran pendidikan mampu memberikan bekal pada kesanggupan dasar baca tulis mulai pada tahap keterwacanaan (dikelas-kelas permulaan), sampai pada tercapainya kemahirwacanaan (di kelas-kelas tinggi).

Minat dan kultur membaca di negara barat bahkan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), mirip; Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia lebih baik dibanding dengan negara indonesia. Di indonesia, minat baca masyarakat masih rendah, yang otomatis berakibat pada sumber daya manusia yang rendah pula. Padahal, minat itu ialah kunci utama dalam mencar ilmu, termasuk minat membaca.

Rendahnya minat baca menjadi persoalan uatama yang dihadapi bangsa kita. Hal ini terlihat dari tertinggalnya mutu SDM kita oleh negara-negara tetangga, dan ini menawarkan kualitas pendidikan kita lebih rendahb dibanding mereka. Salah satunya adalah balasan dari kebiasaan membaca yang sangat minim dan ini berakibat fatal kepada mutu SDM-nya sendiri, sebab kepintaran daya nalar seseorang salah satu kunci khususnya ditentukan oleh frekuensi dan banyaknya buku yang dibaca (kultur membaca).

Di sekolah dasar, bagi pembaca pemula yang dimulai pada kelas 3 dan seterusnya, contohnya penerapan seni manajemen Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dianggap yang paling efektif. Karena strategi individual dan menekankan pada pengembangan proses berpikir tinggi. Selain itu, taktik ini melibatkan pemahaman aktif dan pertukaran ide di antara para pembelajar serta sungguh efektif dalam mengarahkan dinamika sosial yang terjadi dalam kalangan pembelajaran.

  Unsur-Unsur Kebudayaan di Dalam Masyarakat

Peran Guru Dalam Pembelajaran

Mengingat pentingnya pendidikan dasar selaku tonggak permulaan peningkatan SDM, banyak pihak menarik minatbahwa pendidikan dasar ialah jembatan upaya kenaikan pengembangan SDM untuk mampu berkompetensi dalam skala regional maupun internasional. Mutu pendidikan yang bagus ditingkat seklah dasar akan menghasilkan ditingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh alasannya adalah itu, pada tingkat sekolah dasar sangat memungkinkan untuk dikembangkan perjuangan dalam pergantian mutu pendidikan hal ini dilakukan lewat penataan kelembagaan, pengelolaan, dan peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan ialah pihak yang sungguh besar lengan berkuasa dalam proses pembelajaran. Guru mesti cerdik menjinjing siswanya terhadap tujuan yang akan diraih. Ada beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, antara lain penguasaan materi yang diajarkan, tata cara mengajar sesuai dengan situasi dan keadaan siswa, korelasi antar individu baik dengan siswa maupun antar sesame guru dan unsure lain yang terkait dalam proses pendidikan seperti administrasi, kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya.

Menurut Solihatin Raharjo (2007), menyebutkan bahwa dalam pembelajaran disekolaah dasar ketika ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga guru dalam proses pembelajaran masih mendominasi acara mencar ilmu, salah satu upaya menangani permasalahan ini, guru mesti bisa mendesain versi pembeelajaran yang memiliki arti bagi siswa. Untuk itu, guru harus kreatif dalam merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu ikut serta, aktif, inovatif terhadap materi yang diajarkan. Pentingnya merancang versi pembelajaran yang memiliki arti ini alasannya fungsi utama setiap mata pelajaran disekolah dasar, adalah menyebarkan pengetahuan, nilai, dan perilaku, serta keterampilan sosial siswa.

Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD

Satu hal yang juga dihentikan dilupakan oleh guru atau pendidik di sekolah dasar ini ialah guru hendaknya memahami karakteristik siswa yang hendak diajarnya. Masa usia dini ini ialah abad yang pendek namun ialah era yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh sebab itu, pada abad ini seluruh kesempatanyang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan meningkat secara maksimal. Pertumbuhan dan pertumbuhan siswa ialah bagian pengetahuan yang mesti dimiliki oleh guru. Menurut Sumantri, (2005), pentingnya mempelajari perkembangan akseptor didik bagi guru, selaku berikut:

  1. Kita akan memperoleh ekspetasi yang kasatmata wacana anak dan dewasa.
  2. Pengetahuan ihwal psikologi kemajuan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu pada seorang anak.
  3. Pengetahuan ihwal kemajuan anak akan membantu mengetahui berbagai penyimpangan dari pertumbuhan yang wajar .
  4. Dengan mempelajari pertumbuhan anak akan menolong mengerti diri sendiri.

Perkembangan anak mencakup aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental. Perkembangan mental terdiri dari pertumbuhan intelektual, perkembangan bahasa, kemajuan sosial, perkembangan emosi, pertumbuhan budbahasa dan perkembangan keagamaan. Fase perkembangan anak, berdasarkan Santrok dan yussen terdiri dari lima fase, adalah:

  • Fase Prenatal, ketika dalam kandungan dari kurun pembuahan hingga dengan masa kelahiran.
  • Fase bayi, ialah dikala kemajuan yang berjalan sejak lahir sampai usia 18 atau 24 bulan
  • Fase kanak-kanak awal, yaitu fase pertumbuhan yang berlangsung sejak akhir periode bayi sampai usia lima atau enam tahun.
  • Fase kanak-kanak tengah atau simpulan, ialah fase kemajuan yang berlangsung semenjak kira-kira umur enam hingga sebelas tahun.
  • Fase akil balig cukup akal, yaitu periode perkembangan yang ialah transisi dari era kanak-kanak ke kala sampaumur awal.

Perkembangan Fisik pada anak sekolah dasar, yang paling menonjol meliputi perkembanga fisik motorik.

Demikianlah Pembahasan arti Pembelajaran Di Sekolah tingkat Dasar (SD/MI) yang dapat dibagikan pengertianartidefinisidari.blogspot.com, biar berfaedah!!!